1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rusia Latihan Perang di Krimea

10 Februari 2015

Rusia memulai latihan perang di perbatasannya ke Ukraina di saat upaya solusi damai Ukraina dilakukan intensif oleh Jerman dan Perancis. Sementara hasil pertemuan Merkel dengan Obama di Washington tetap belum jelas.

https://p.dw.com/p/1EYvq
Russische Panzer Archivbild 2008
Foto: picture-alliance/dpa/S. Chirikov

Sekitar 600 serdadu Rusia Selasa (10/2) melancarkan latihan perang di semenanjung Krimea yang dianeksasi dari Ukraina Maret 2014. "Mereka adalah pasukan dari Armada Laut Hitam Rusia yang menjaga kawasan pantai kawasan timur Ukraina itu," lapor kantor berita RIA. Disebutkan lebih lanjut, untuk latihan perang dikerahkan lebih dari 50 unit senjata berat.

Dalam waktu bersamaan 2000 serdadu Rusia lainnya dilaporkan juga memulai latihan perang di kawasan selatan Rusia yang berbatasan dengan Ukraina. Dua manuver militer yang dilancarkan simultan sehari menjelang KTT solusi konflik Ukraina di ibukota Belarusia, Minsk itu diduga merupakan aksi unjuk gigi berikutnya dari penguasa di Kremlin.

Sebelumnya pemerintah Ukraina di Kiev juga melaporkan adanya pergerakan sekitar 1.500 pasukan Rusia pada akhir pekan lalu, melintas perbatasan dan memasuki kawasan Ukraina yang dikuasai kaum separatis. Jurubicara militer di Kiev, Andrey Lyssenko merinci, gerakan pasukan itu didukung 170 kendaraan militer dan lebih dari 300 unit senjata berat.

Siap gelar KTT Minsk

Sementara itu kanselir Jerman, Angela Merkel dan presiden Perancis, Francois Hollande terus berusaha agar pertemuan puncak empat jalur membahas solusi damai krisis Ukraina yang rencananya digelar di Minsk Rabu (11/2) bisa terlaksana. Presiden Ukraina Petro Poroshenko sudah menyatakan siap hadir, sementara jawaban dari presiden Rusia Vladimir Putin masih ditunggu.

Dalam pertemuan antara Angela Merkel dengan presiden AS Barack Obama di Gedung Putih Senin (9/2), kanselir Jerman kembali menegaskan sikap menolak pengiriman senjata ke Ukraina. Sedangkan Obama menyatakan akan terus mempertimbangkan semua opsi. Tapi ditegaskan, prioritas penuntasan konflik akan diutamakan lewat jalur diplomasi.

Walau upaya diplomatik untuk peredaan ketegangan di Ukraina terus dilancarkan, militer di Kiev melaporkan aksi baku tembak di kawasan timur negara itu terus berlangsung. Kota Debalzewe yang strategis penting tetap jadi kawasan pertempuran sengit antara pasukan Ukraina melawan milisi separatis pro-Rusia.

Jumlah korban tewas selam berlangsungnya konflik disebutkan 5 kali lipat lebih tinggi dari laporan resmi yang menyebut 5.000 korban tewas. Juga disebutkan situasi humaniter di kawasan perang sudah memasuki status bencana.

as/vlz (rtr,dpa,afp)