1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikEropa

Rusia Menyerang Gudang Senjata di Chortkiv

13 Juni 2022

Pasukan Rusia menyerang gudang senjata di kota Chortkiv. Sementara itu, pertempuran berkecamuk di kota timur Sievierodonetsk.

https://p.dw.com/p/4CbWq
Sebuah mobil yang hancur akibat penembakan pasukan Rusia di Chortkiv
Daerah di kota Chortkiv, Ukraina, telah terkena tembakan sebelumnya oleh pasukan RusiaFoto: Volodymyr Trush/REUTERS

Amnesty menuduh Rusia melakukan kejahatan perang di Kharkiv

Organisasi hak asasi manusia Amnesty International menuduh Rusia melakukan kejahatan perang di kota timur laut Ukraina di Kharkiv. Amnesty mengatakan bahwa serangan di Kharkiv telah menewaskan ratusan warga sipil.

"Pemboman berulang terhadap lingkungan perumahan di Kharkiv adalah serangan membabi buta yang menewaskan dan melukai ratusan warga sipil, dan dengan demikian merupakan kejahatan perang," tegas kelompok hak asasi manusia tersebut dalam sebuah laporan.

"Hal ini berlaku baik untuk serangan yang dilakukan dengan menggunakan amunisi maupun yang dilakukan dengan menggunakan roket dan peluru artileri tak terarah."

Amnesty mengatakan bahwa mereka telah menemukan bukti penggunaan berulang bom cluster 9N210 dan 9N235, serta ranjau darat yang disebar oleh pasukan Rusia.

Pasukan Rusia menyerang depot di Ukraina barat

Pasukan Rusia mengatakan bahwa mereka menyerang sebuah gudang senjata di kota Chortkiv di wilayah Ternopil barat Ukraina. Menurut pasukan Rusia, senjata di lokasi tersebut dipasok oleh Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa.

Gubernur regional Ternopil Volodymyr Trush mengatakan bahwa serangan itu telah menyebabkan 22 orang terluka. Selain itu, sebuah instalasi militer dan empat bangunan tempat tinggal juga rusak dalam serangan itu.

"Serangan ini tidak masuk akal secara taktis ataupun strategis, sama seperti mayoritas mutlak serangan Rusia lainnya. Ini adalah teror, hanya teror," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy tentang serangan di Chortkiv.

Zelenskyy kemudian mengajukan permohonan kepada negara-negara Barat untuk memasok Ukraina dengan sistem pertahanan rudal modern. "Ini adalah kehidupan yang masih bisa diselamatkan dan tragedi yang bisa dicegah jika Ukraina didengarkan."

Serangan Rusia di wilayah barat Ukraina sebenarnya lebih jarang terjadi dibandingkan dengan wilayah timur negara itu, di mana pertempuran sengit berkecamuk antara pasukan Ukraina dan Rusia.

Pertempuran terjadi di 1.105 km garis depan Ukraina

Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina Valerii Zaluzhnyi mengatakan dalam sebuah tautan di Facebook pada hari Minggu (12/06) bahwa ia telah berbicara dengan Mark Milley, Kepala Staf Gabungan AS.

Menurut Zaluzhnyi, garis depan di Ukraina saat ini memiliki lebar 2.450 km, di mana 1.105 km di antaranya merupakan area pertempuran aktif.

Situasi di kota Sievierodonetsk begitu rumit, tetapi pasukan Ukraina berhasil menghentikan pasukan Rusia yang hendak maju, kata Zaluzhnyi.

"Sebanyak 7 batalyon kelompok taktis telah dikerahkan oleh musuh di sana. Meskipun terjadi baku tembak yang dahsyat, kami berhasil menghentikan musuh," tulisnya.

Zaluzhnyi juga menyebutkan bahwa dia meminta Milley untuk membantu Ukraina mendapatkan lebih banyak sistem artileri 155 mm dalam waktu dekat.

Enam kendaraan tempur infanteri Marder siap dikirim

Perusahaan Jerman, Rheinmetall, menyelesaikan modernisasi kendaraan tempur infanteri tipe Marder yang pertama. Enam kendaraan "siap," kata seorang juru bicara perusahaan dalam sebuah komentar kepada kantor berita Jerman dpa pada hari Minggu (12/06).

Rheinmetall sedang dalam proses memperbaiki 100 Marders, kata Ketua Armin Papperger kepada surat kabar Jerman "Bild am Sonntag."

Dengan adanya kemungkinan pengiriman ke Ukraina, Papperger menambahkan: "Kapan dan di mana Marder akan dikirim adalah murni keputusan pemerintah federal."

Kendaraan tempur infanteri tipe Marder
Ukraina meminta Jerman untuk mengirimkan senjata berat, seperti kendaraan tempur infanteri tipe MarderFoto: Armin Weigel/dpa/picture alliance

Menurut Papperger, 88 tank Leopard 1 dan beberapa tank Leopard 2 juga berada di depot di Rheinmetall untuk dimodernisasi.

Ukraina ingin Jerman mengirimkan senjata berat sehingga pasukan Ukraina dapat mempertahankan diri dengan lebih baik melawan Rusia. Namun, pemerintah Jerman belum memberikan izin untuk mengirim Marder ke Ukraina.

kp/ha (AFP, AP, dpa, Reuters)