1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rusia Kembali Diguncang Serangan Bom

31 Maret 2010

Dalam serangan ganda di Dagestan, Kaukasus Utara, Rusia, Rabu (31/03), sedikitnya 12 orang tewas.

https://p.dw.com/p/Mjbi
Mobil yang hancur akibat bom di Kisljar, Dagestan, Kaukasus Utara, Rusia, Rabu (31/03).
Mobil yang hancur akibat bom di Kisljar, Dagestan, Kaukasus Utara, Rusia, Rabu (31/03).Foto: AP

Hanya berselang dua hari setelah serangan terhadap kereta bawah tanah di pusat kota Moskow, Rusia kembali diguncang dua bom. Sedikitnya 12 orang tewas dalam serangan ganda di Republik Dagestan, wilayah konstituen Federasi Rusia di Kaukasus Utara, hari Rabu (31/03). Sebagian besar korban tewas adalah anggota polisi. Serangan di Kaukasus utara ini diduga didalangi oleh kelompok yang mengaku bertanggung jawab dalam serangan di Moskow, demikian perkiraan Perdana Menteri Vladimir Putin.

Serangan ganda tersebut terjadi di pusat kota Kisljar di Republik Dagestan. Menurut keterangan resmi, pelaku serangan pertama meledakkan diri dan mobilnya di depan gedung kementerian dalam negeri, setelah dia dicegat aparat keamanan untuk menjalani pemeriksaan rutin di pos penjagaan. 20 menit kemudian, pelaku serangan kedua yang berpakaian polisi meledakkan dirinya di tempat yang sama, ketika banyak polisi mengerumuni lokasi kejadian.

Menurut keterangan kejaksaan setempat, 12 orang tewas dalam serangan itu, di antaranya sembilan anggota polisi. Kepala kepolisian setempat dilaporkan juga tewas dalam serangan itu. Selain itu, 23 orang mengalami cedera akibat serangan bom ganda tersebut.

Menteri Dalam Negeri Rusia Rashid Nurgaliyev menjelaskan, ""Aksi teror hari ini menjelaskan bahwa teroris mengarahkan sasarannya ke mana saja. Waspadalah!"

Sejak lama kelompok perlawanan di Republik Dagestan, Cechnya, dan Ingusetia di Kaukasus Utara memperjuangkan pemisahan wilayahnya dari Rusia. Dalam beberapa bulan sebelumnya di wilayah-wilayah yang dihuni mayoritas warga muslim terdapat lebih banyak serangan yang ditujukan terhadap aparat keamanan dan kantor dinas pemerintahan.

"Emirat Kaukasus" Dalang Serangan di Moskow

Senin lalu (29/03), dua serangan bom bunuh diri menewaskan sedikitnya 39 orang di Moskow. Dinas rahasia Rusia FSB menuduh kelompok perlawanan dari Kaukasus Utara yang bertanggung jawab atas serangan terhadap kereta bawah di Moskow.

Belakangan, kelompok perlawanan yang menyebut dirinya “Emirat Kaukasus“ mengaku bertanggung jawab atas serangan di Moskow dua hari lalu. Pimpinan kelompok perlawanan dari Cechnya itu, Doku Umarov, menyatakan bahwa serangan di Moskow dilancarkan oleh anak buahnya. Hal itu disampaikan Umarov dalam pesan videonya yang diunggah di portal video Youtube. Pada bulan Oktober 2007, Umarov menyebut wilayah konflik di barat daya Rusia sebagai “Emirat Kaukasus“ dan menobatkan dirinya sebagai Emir.

Putin Bertekad Akan Membasmi Habis Teroris

Perdana Menteri Vladimir Putin pernah memerintahkan untuk menyerbu sekolah di Beslan ketika sekolah itu menjadi sandera teroris saat ia menjabat sebagai presiden tahun 2004. Putin mengancam akan menindak keras dalang di balik aksi teror di Moskow dan Kisljar.

"Kami tahu bahwa mereka ada di bawah, tapi ini merupakan masalah kehormatan aparat keamanan untuk memburu mereka sampai ke lubang cacing dan kejahatannya akan dibongkar,“ kata Putin bertekad.

Presiden Dmitry Medvedev juga menyatakan akan menindak keras kelompok-kelompok teroris.

LS/ZER/afp/zr