1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Rumor 'Pariwisata Vaksin' di Dubai Tidak Berdasar

Cathrin Schaer
19 Maret 2021

Terlepas dari laporan media, agen perjalanan mengatakan saat ini tidak ada yang namanya pariwisata vaksin di Dubai. Namun, mereka menambahkan kemungkinan hal itu bisa berubah.

https://p.dw.com/p/3qop2
Tanda jalan di Dubai yang mengarah ke pusat vaksinasi
Dubai memikat ekspatriat dengan menjanjikan vaksin cepatFoto: KARIM SAHIB/AFP/Getty Images

"Ini hanya sensasi media," jawab salah satu agen perjalanan Jerman ketika DW menelepon untuk menanyakan kemungkinan berlibur sekaligus melakukan vaksinasi. "Tidak ada wisata vaksin di Dubai - setidaknya, belum."

"Hanya warga Uni Emirat Arab (UEA) yang bisa mendapatkan vaksinasi," kata seorang operator pariwisata di Dubai. "Kami hanya mengatur liburan di sini. Tapi saya bisa memberi Anda nomor otoritas kesehatan Dubai dan Anda bisa menanyakannya."

Program vaksinasi di Dubai merupakan yang terbesar dari tujuh negara UEA, yang dimulai pada Desember 2020. Pada pertengahan Maret lalu, UEA telah memvaksinasi lebih dari 60% dari sekitar 10 juta penduduk.

Kriteria kelayakan

Dubai kembali membuka pintu untuk wisatawan dapat berlibur pada Juli 2020, hal ini dikarenakan sektor pariwisata menyumbang 11,5% terhadap PDB pada tahun 2019.

Namun, terkait vaksinasi di Dubai, hanya penduduk dan warga negara yang berhak mendapatkannya. Berbanding terbalik dengan laporan di surat kabar Inggris pada Februari lalu, yang menyarankan turis dapat ikut serta program liburan mewah ke Dubai, sekaligus menjalani vaksinasi.

Saat ditanya lebih lanjut, layanan tersebut mengklaim hanya memberikan akses kepada warga UEA. Knightsbridge Circle juga mengatakan dapat mengatur akses vaksin Sinopharm untuk orang asing di Dubai dengan biaya £ 10.000 (Rp 201 juta), tetapi menolak memberikan rincian lebih banyak.

Orang-orang bebas bermain di Dubai
Dubai menyebut dirinya sebagai negara tujuan yang amanFoto: KARIM SAHIB/AFP

Koneksi dan uang 

Berita utama lainnya dibuat oleh bankir, eksekutif, hingga anggota keluarga kerajaan Spanyol yang melakukan perjalanan ke UEA, diduga memanfaatkan kontak dengan pejabat senior atau keluarga kerajaan untuk mendapatkan akses vaksinasi.

Salah satunya adalah kepala dana pensiun terbesar Kanada, Mark Machin, yang mengundurkan diri pada Februari lalu setelah disuntik vaksin di Dubai, meski negara telah melarangnya untuk bepergian.

 

Faktanya, satu-satunya cara untuk mendapatkan vaksin di Dubai adalah dengan menjadi penduduk. Program pindah kewarganegaraan di Dubai menjadi jauh lebih mudah akhir-akhir ini, berkat kampanye yang mendorong orang asing untuk bekerja jarak jauh dari Dubai selama setahun.

Pindah ke Dubai?

Jika Anda berpenghasilan lebih dari $ 5.000 per bulan (Rp 72 juta), Anda dapat mengajukan visa 12 bulan untuk bekerja dari Dubai. Biaya pendaftarannya hanya US $ 287 (Rp 4 juta).

Meskipun tidak memiliki angka pasti, juru bicara Pariwisata Dubai mengatakan kepada DW bahwa kampanye tersebut sangat sukses hingga ada beberapa penundaan dalam pemrosesan aplikasi.

Jika aplikasi Anda diterima, Anda dan keluarga akan menerima kartu identitas penduduk, yang memungkinkan Anda mengakses program vaksinasi UEA. Selain itu, Anda juga akan menerima visa multi-masuk untuk UEA sehingga dapat kembali ke negara asal kapan pun.

Berlibur sekaligus vaksinasi

"Begitu seluruh penduduk divaksinasi, itu akan berubah," kata Olaf Fey, operator perjalanan Jerman yang bekerja di Dubai dan Munich, kepada surat kabar Frankfurter Allgemeine ketika ditanya tentang wisata vaksin. "Jika pihak berwenang di sini pintar, mereka akan menggunakan vaksin untuk memulai pariwisata."

"Saat ini tidak ada yang namanya wisata vaksin di Dubai,” kata seorang sumber yang tidak bisa disebutkan namanya karena tidak berwenang memberikan komentar.

"Tapi itu tidak berarti bahwa (pariwisata vaksin) tidak akan terjadi. Karena lambatnya program vaksinasi di Uni Eropa, orang-orang mungkin menginginkan itu dan saya tidak akan terkejut jika akhirnya benar terjadi." (ha/vlz)