1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Robert Schumann Dulu dan Sekarang

11 Juni 2010

Dalam rangka ulang tahun komponis Robert Schumann yang ke-200, di Jerman banyak perayaan, festival dan acara istimewa. Schumann dianggap sebagai seniman yang genius dan kerap tidak dipahami orang.

https://p.dw.com/p/No1w
Robert Schumann (1810-1856)Foto: ullstein bild

Festival dan acara dalam rangka ulang tahun Robert Schumann (08/06) diadakan di beberapa kota, di mana ia pernah berkarya, misalnya di Dresden atau di Zwickau tempat ia lahir. Di Düsseldorf di tepi sungai Rhein, Robert Schumann bekerja antara tahun 1850 sampai1854 sebagai direktur musik kota itu. Ini juga menjadi pekerjaannya yang terakhir sebelum meninggal tahun 1856 di kota Bonn.

Festival di Tempat Berkarya

Tak heran jika Düsseldorf mengadakan festival untuk memperingati ulang tahun Schumann. Festival di kota itu sangat unik, karena bukan hanya mendatangkan seniman dan musisi dari berbagai negara, melainkan juga menyoroti pengaruh Schumann di negara lain, lewat sebuah proyek. Dalam proyek itu musisi dan kelompok musik terkenal dari enam negara ikut serta. Yaitu dari Estonia, Portugal, Norwegia, Inggris, Korea Selatan dan Taiwan.

Schumann auf taiwanesisch Flash-Galerie
"Schumann auf taiwanesisch" atau Schumann dalam kebudayaan Taiwan pada festival di Düsseldorf, menampilkan antara lain seorang penyanyi dan pemain alat musik tradisional.Foto: DW/Cornelia Rabitz

Mereka membuat komposisi yang diinspirasikan oleh karya Schumann. Komponis Yiu Kwong Chung dan Yu Chung Tseng, yang menjadi pemusik terkenal Taiwan dan kelompok musik Taipeh Chinese Orchestra membawa nuansa Cina yang berbaur dengan bunyi alat musik modern ke Düsseldorf.

Heidi Schüler pemimpin proyek dalam festival internasional itu menjelaskan, "Saya sempat berpikir, di mana Schumann dalam karya ini? Saya kemudian mendatangi komponisnya dan bertanya, 'Pak Tseng, di mana anda menyembunyikan Schumann dalam karya anda ini?' Ia langsung menjawab, 'Kami mengambil Schumann untuk bagian ini dan itu, untuk struktur yang ini dan yang itu.' Sangat mengesankan, bagaimana para seniman ini dengan teliti mengerjakan karya mereka, dan dengan begitu rendah hatinya. Perasaan hormat yang mereka berikan bagi Schumann mengagumkan."

Schumann auf taiwanesisch
Seorang pemakin Er Hu, alat musik gesek bersenar dua, yang termasuk Taipei Chinese Orchestra.Foto: DW/Cornelia Rabitz

Kedua musisi asal Taiwan itu mendapat inspirasi dari lagu-lagu dan karya musik ciptaan Schumann. Tetapi mereka menyusun komposisinya berdasarkan tradisi musik Cina. Itu kemudian disempurnakan dengan bunyi-bunyian dari instrumen elektronik modern. Penonton terkejut, karena mengira akan mendengar karya Schumann. Tetapi mereka tidak kecewa, melainkan terkesan dengan perpaduan budaya dan musik yang ditampilkan.

Komponis Yiu Kwong Chung memaparkan tujuannya. "Dengan konser ini saya ingin mendekatkan publik Barat dengan bunyi-bunyian yang baru. Musik yang belum pernah mereka dengar. Ini bukan Schumann, bukan Berio, bukan Strawinsky. Ini sangat baru, sesuatu yang berasal dari instrumen tradisional Cina, tetapi harus menjadi milik dunia."

Genius dan Depresif

Wohnhaus von Robert Schuhmann
Rumah tempat tinggal Schumann di ZwickauFoto: PA/dpa

Robert Schumann lahir tanggal 8 Juni 1810 di kota Zwickau. Sejak Robert masih kecil, ayahnya sudah bercita-cita, bahwa Robert harus menjadi orang terkenal. Waktu berusia tujuh tahun ia sudah mulai belajar memainkan piano. Ketika mulai dewasa Robert juga bertekad untuk menjadi pemain piano kenamaan. Untuk itu ia membuat sendiri alat yang maksudnya untuk memperbaik teknik permainan jarinya. Namun alat itu akhirnya malah mencederai tangannya.

Tetapi Schumann tetap melanjutkan karirnya di bidang musik dan mulai mengenal musisi-musisi lain. Tahun 1834 ia mendirikan sebuah majalah musik. Tahun 1840 Schumann menikah dengan Clara Wieck, walaupun ditentang ayah Clara. Berbeda dengan perempuan lainnya di masa itu, Clara mendapat pendidikan modern, sehingga menjadi pemain piano terkenal, yang kerap memainkan komposisi karya suaminya, Robert Schumann.

Robert und Clara Schumann
Robert dan Clara SchumannFoto: PA/dpa

Tahun 1843 melalui rekannya Felix Mendelssohn Bartholdy, Schumann mendapat pekerjaan di sekolah musik Leipzig. Setahun kemudian ia bekerja di Dresden. Tahun 1850 Schumann dan keluarganya pindah ke Düsseldorf karena mendapat pekerjaan baru sebagai direktur musik di kota itu.

Tetapi Schumann bernasib malang. Sejak muda ia sering menderita depresi. Karena berbagai masalah yang dihadapinya di Düsseldorf, depresinya menjadi bertambah berat. Tahun 1854 ia berusaha bunuh diri dari sebuah jembatan di sungai Rhein. Sejak itu ia ditempatkan di sebuah rumah sakit jiwa di dekat kota Bonn, sampai akhirnya meninggal dunia tanggal 29 Juni 1856, dalam usia 46 tahun.

Terlalu Indah untuk Dilupakan

Ketika sudah menderita sakit, Schumann masih berkarya. Misalnya komposisi untuk biola dalam tangga nada d minor. Pemusik dan kritikus musik Norbert Hornig bercerita tentang karya ini. "Karya yang kerap dikaitkan dengan penyakit yang diderita Schumann adalah komposisinya untuk biola, yang ditulis ketika ia sudah sakit. Karya ini baru dipublikasikan lama setelah ia meninggal, yaitu tahun 1930an. Pertama kali dimainkan oleh Yehudi Menuhin. Awalnya Clara Schumann dan Josef Joachim sangat antusias dengan karya ini. Tetapi mereka kemudian mencegah karya ini dimainkan selama Schumann masih hidup."

Yehudi Menuhin
Pemain biola kenamaan Yehudi Menuhin. Ia meninggal dunia tahun 1999, dalam usia 82 tahun.Foto: AP

Teman baik Schumann, Josef Joachim, dan Clara Schumann berpendapat karya itu tidak layak dimainkan di muka umum karena kualitasnya tidak sebaik karya Schumann sebelumnya. Penyakit Schumann yang menggerogoti jiwa dan tubuhnya lama dianggap sebagai penghambat kreativitasnya. Norbert Hornig mengatakan lebih lanjut, "Sekarang, orang tidak berpendapat begitu lagi. Sekarang, karya itu sudah hampir wajib dipelajari. Juga sering dimainkan dalam konser. Yang banyak dikritik hanya bagian terakhir, yang kaku dan berisi banyak ulangan. Tetapi misalnya bagian kedua, sangat menawan, dan menjadi salah satu karya terindah dari semua komposisi untuk biola. Orang tidak mungkin berpikir, bahwa karya yang memukau ini terpengaruh oleh penyakit yang diderita Schumann. Komposisi ini sangat indah, dan harus disambut baik, bahwa karya ini menjadi populer."

Pemain cello terkenal Jan Vogler yang mengagumi Schumann menggambarkan karya-karya komponis itu demikian: "Mungkin ini semacam persamaan antara dua jiwa, jadi saya dapat merasakan perpaduan ini. Yaitu antara semangat Revolusi Perancis, yang merupakan tuntutan masyarakat untuk mengubah dunia, dan sifatnya sangat pribadi dan intim, menarik diri dan merefleksi diri. Perpaduan ini juga membuatnya sangat rentan dan tercabik-cabik. Bagi saya, dalam kesenian ini adalah sesuatu yang sangat berharga. Pada karya-karya Schumann, orang merasa setiap saat akan terjadi sesuatu yang menyeramkan, tetapi pada saat bersamaan sangat indah."

Tidak Mudah Dipahami

Dresdner Musikfestspiele Jan Vogler
Pemain cello terkenal dari Dresden, Jan VoglerFoto: Mat Hennek


Mencekam tetapi indah, seperti dikatakan Jan Vogler. Mungkin itu juga yang menyebabkan karya-karya Schumann tidak terlalu sering dimainkan, dibanding misalnya dengan karya komponis kenamaan Jerman lainnya, Ludwig van Beethoven. Di berbagai sekolah musik Jerman, karya-karya Schumann menjadi pelajaran wajib untuk anak-anak yang belajar memainkan piano. Irina Laveleva, salah seorang guru di sekolah musik berkomentar tentang karya Schumann, "Karya Schumann sebenarnya agak sulit untuk anak-anak. Baik dari segi teknik memainkan musik dan untuk menciptakan bunyi yang sesuai nadanya. Jadi mereka harus sudah memiliki pengetahuan musik."

Komposisi Schumann yang cemerlang tentunya tidak mudah dimainkan dan sulit dipahami. Namun musik mungkin memang tidak selalu harus dipahami, mungkin sudah cukup jika pendengarnya tergugah.

Marjory Linardy

Editor: Hendra Pasuhuk