1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

190411 Deepwater Horizon Forschung

9 Mei 2011

Setelah meledaknya anjungan pengeboran minyak Deepwater Horizon di Teluk Meksiko setahun lalu, riset untuk menanggulangi pencemaran minyak di lautan semakin digencarkan.

https://p.dw.com/p/11CSf
The Development Driller II, right, and Development Driller III, which are drilling the relief wells, are seen at the Deepwater Horizon oil spill site in the Gulf of Mexico, off the Louisiana coast, Thursday, July 22, 2010. (AP Photo/Gerald Herbert)
Kecelakaan meledaknya Deepwater Horizon timbulkan cemaran minyak hebat di Teluk MeksikoFoto: AP

Para peneliti Norwegia di laboratoratorium kelautan SINTEF kini meneliti pembersihan berbagai jenis cemaran minyak dalam kondisi laut yang berbeda-beda.

Kecelakaan di anjungan pengeboran minyak Deepwater Horizon milik perusahaan energi British Petroleum setahun lalu, menyebabkan pencemaran minyak dalam skala amat besar di perairan Teluk Meksiko. Lebih dari 800 juta liter minyak mentah bocor dari lubang pengeboran yang rusak. Apa dampak jangka panjang pencemaran minyak tsb terhadap lingkungan sekitarnya, hingga kini masih terus diteliti secara intensif. Di laboratorium kelautan organisasi penelitian Norwegia-SINTEF dilakukan berbagai simulasi kecelakaan pengeboran yang memicu cemaran minyak.

Ilmuwan di pusat penelitian kelautan SINTEF di Trondheim Norwegia, Svein Ramstadt mengatakan, minyak memiliki sifat berbeda-beda. Tergantung dari jenis dan lokasi penambangannya. Svein Ramstadt menjelaskan proyek penelitiannya. : “Di sini dengan sistem ini , kami melakukan percobaan simulasi bencana cemaran minyak. Kolam besar ini diisi air laut, kami masukkan 10 liter minyak ke sana, dan kami simulasikan gelombang serta sinar matahari. Kami amati bagaimana minyaknya berubah, biasanya dalam waktu tiga hari.“

Riset berbagai jenis minyak

Di laboratorium Trondheim dilakukan penelitian menggunakan sampel berbagai jenis minyak. Mulai dari jenis minyak ringan yang gampang menguap, hingga minyak berat yang lebih lama mencemari lautan dan dapat terbawa gelombang hingga jarak amat jauh. Di laboratorium SINTEF juga diteliti sampel minyak dari Teluk Meksiko. Di Norwegia diteliti kemungkinan untuk memerangi hamparan cemaran minyaknya.

Informasi menyangkut berbagai jenis minyak, serta sifatnya di bawah kondisi tertentu, seperti temperatur dan kandungan garam, merupakan persyaratan utama bagi penanggulangan cemaran minyak. Para ilmuwan harus mengetahui, minyak jenis apa dan bagaimana reaksinya dengan air laut pada suhu di lokasi kejadian, untuk menentukan teknik mana yang paling efektif memerangi cemaran minyak dalam kondisi tsb.

Oil from the Deepwater Horizon oil spill is seen floating on the surface of the water in Bay Jimmy in Plaquemines Parish, La., Saturday, June 26, 2010. (AP Photo/Gerald Herbert)
Hamparan cemaran minyak di pantai Jimmy di Teluk MeksikoFoto: AP

Dewasa ini terdapat tiga macam teknik utama dalam penanggulangan lapisan cemaran minyak di lautan. Yakni dengan cara menyedotnya, membakar atau menggunakan bahan kimia. Per Daling, pakar penggunaan bahan kimia pengurai cemaran minyak atau bahan kimia dispersi di laboratorium SINTEF, menyebutkan, penguraian cemaran minyak bertujuan memecahnya menjadi tetesan kecil. Dengan itu kerja mikroba pemakan minyak akan dimudahkan. Per Daling mengungkapkan lebih lanjut : „Kami memantapkan penggunaan dispersi sebagai bagian dari rencana penanggulangan cemaran di Norwegia. Tentu saja terdapat aturan baku mengenainya. Kapan, dalam musim apa dan di lokasi mana kami dapat menggunakannya. Di tempat pemijahan ikan atau berkembang biaknya burung, kami tidak akan menggunakannya. Kami harus mengamati semua persyaratannya, dan memutuskan, teknik mana yang akan digunakan, yang paling kecil kemungkinannya menimbulkan kerusakan lingkungan.“

Kontroversi bahan kimia dispersi

Menimbang pengalaman panjang selama bertahun-tahun dalam penggunaan bahan kimia pengurai minyak, para pakar dari Norwegia juga dilibatkan dalam tim krisis untuk menanggulangi bencana minyak di Teluk Meksiko. Untuk itu para ilmuwan menyebarkan sekitar delapan juta liter bahan kimia pengurai minyak. Sekarang para ilmuwan bersengketa, menyangkut sejauh mana manfaat dari aksi tsb. Daling meyakini, bahwa penggunaan bahan kimia dispersi, memiliki kontribusi pada penguraian lapisan cemaran minyak di permukaan laut. Tapi dampak penggunaan bahan kimia tsb, serta cemaran partikel kecil minyak terhadap ekosytem, baru dapat diketahui dalam jangka panjang.

Oil fills the Gulf of Mexico near the Deepwater Horizon oil spill site on Saturday, June 26, 2010. (AP Photo/The Sun Herald, James Edward Bates)
Lapisan cemaran minyak mengambang di lautanFoto: AP

„Kami bagaimanapun belajar banyak. Di Norwegia kami melakukan uji coba menginjeksikan bahan kimia pengurai ke dasar laut, sekitar 20 tahun lalu, untuk mengantisipasi kasus kebocoran minyak di dasar laut. Untuk pertama kalinya hal itu direalisasikan pada saat kecelakaan di Teluk Meksiko. Menurut saya, ini teknik baru yang harus terus diteliti. Kita harus tahu persis, apa yang terjadi dengan minyaknya dan bagaimana efeknya bagi lingkungan”, ujar Per Daling lebih lanjut.

Riset metode ramah lingkungan

Para ilmuwan di laboratorium penelitian kelautan Norwegia kini sedang melakukan riset metode baru, untuk memecah partikel minyak tanpa bahan kimia tapi menggunakan semprotan air bertekanan tinggi. Ujicobanya diharapkan tuntas dalam setahun. Salah satu pemesan teknologi ramah lingkungan semacam itu adalah Asosiasi Laut Bersih Norwegia-NOFO. Ini merupakan gabungan dari berbagai perusahaan yang menambang minyak di perairan Norwegia. Organisasi ini mendukung perusahaan perminyakan dalam penanggulangan cemaran minyak.

Konsultan NOFO, Jörn Harald Andersen dengan memandang pada bencana minyak di Teluk Meksiko menjelaskan misinya : "Kami menyadari risiko serupa di sini di Norwegia. Kami hendak memastikan, bahwa peralatan tekniknya berada di lokasi dimana cemarannya berada. Karena minyaknya mengambang dan kapal bergerak, diperlukan pencitraan jarak jauh agar peralatan tekniknya dapat dikerahkan secara optimal.“

Pencitraan lewat satelit dan pengamatan menggunakan kapal terbang khusus amatlah penting, untuk dapat menentukan posisi dan gerakan lapisan cemaran minyaknya. Lazimnya, lapisan cemaran minyak hanya dapat efektif ditanggulangi sekitar 10 persennya saja. Sisanya biasanya menguap, atau lapisan minyaknya terlalu tipis sehingga sulit dipisahkan dari air.

Pencitraan jarak jauh terbukti memainkan peranan menentukan dalam penanggulangan bencana cemaran minyak di Teluk Meksiko. Selain itu, pemilihan teknik untuk memerangi pencemarannya juga amat penting, agar kerusakan lingkungan juga dapat diminimalkan.

Irene Quaile/Agus Setiawan

Editor : Luky Setyarini