1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

3000 Anggota ISIS di Suriah Menyerahkan Diri

13 Maret 2019

Ribuan anggota ISIS yang pernah menguasai sebagian besar wilayah Suriah dan Irak, menyerahkan diri. Unit pasukan yang dipelopori Kurdi dilaporkan sedang mempersiapkan serangan terhadap pertahanan terakhir ISIS.

https://p.dw.com/p/3Eujv
Syrien Baghus l Kurden starten finale Offensive gegen IS
Foto: Reuters/R. Said

Sekitar 3.000 anggota  organisasi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) meninggalkan pertahanan terakhir kelompok itu di Suriah untuk menyerahkan diri  kepada pasukan pimpinan Kurdi.

"Jumlah anggota Daesh (ISIS) yang menyerah kepada kami sejak kemarin malam telah meningkat menjadi 3.000 orang," ujar  jurubicara Pasukan Demokratik Suriah (SDF) Mustefa Bali.

SDF menghentikan sementara serangan udara dan menembaki desa Baghouz yang dikuasai ISIS di Suriah timur, pada hari Selasa (12/03) guna memungkinkan orang meninggalkan desa setempat untuk menyerahkan diri.

Persiapan serbuan akhir

Pasukan SDF, yang didukung oleh koalisi pimpinan Amerika Serikat  telah membombardir Baghouz sejak  hari Minggu.

Seorang komandan pasukan itu mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa pasukan sedang bersiap untuk menyerbu desa. "Beberapa ratus" milisi ISIS diyakini masih bertahan, demikian klaim koalisi pimpinan AS.

Akhir dari 'kekhalifahan'

Pasukan SDF telah berulang kali menunda serangan mereka di Baghouz karena sejumlah besar warga sipil – yang kebanyakan adalah para istri milisi dan anak-anaknya- masih berada di desa itu.

Sekitar 60.000 orang telah meninggalkan Baghouz sejak Desember silam,  demikian menurut Syrian Observatory for Human Rights yang bermarkas di Inggris. Diperkirakan 10 persen dari mereka bisa menjadi pejuang ISIS. Di luar Baghouz, milisi ISIS terus beroperasi di daerah-daerah terpencil di negara itu.

Pada tahun 2014, kelompok militan mengambil keuntungan dari kekacauan perang saudara Suriah untuk mencaplok sejumlah besar wilayah di negara itu dan negara tetangga Irak dalam upaya untuk mendirikan "kekhalifahan."

ap/na (amp/se/AFP/ Reuters)