1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

270711 Somalia Hilfsorganisationen

27 Juli 2011

Negara yang hancur akibat perang saudara bertahun-tahun ini tidak bisa menolong dirinya sendiri dalam bencana kelaparan yang semakin parah. Relawan dari organisasi kemanusiaan mempertaruhkan hidup dalam pekerjaannnya.

https://p.dw.com/p/124rv
Para relawan Somalia bekerja dengan resiko tinggi
Para relawan Somalia bekerja dengan resiko tinggiFoto: dapd

Ratusan orang berdesak-desakkan, menunggu sampai bubur jagung akhirnya selesai. Mereka melarikan diri dari wilayah-wilayah yang terlanda bencana kelaparan di Somalia ke ibukota Mogadishu. Bagi mereka, karunia terbesar adalah makanan. Ini bisa mereka dapatkan dari para relawan Somalia di dapur terbuka ini . Pekerjaan mereka berbahaya, karena hampir setengah wilayah Mogadishu dikuasai oleh kelompok radikal Islamis. Di beberapa tahun terakhir ini anggota kelompok Al Shahab secara spesifik mengancam dan membunuh para relawan ini.

Ratusan orang mengantri bedesak-desakan untuk mendapatkan makanan hangat
Ratusan orang mengantri bedesak-desakan untuk mendapatkan makanan hangatFoto: AP

Sharifa Omar Abukar bekerja bagi sebuah organisasi kemanusiaan. Ia bercerita, bahwa mereka harus bekerja diam-diam dan tidak boleh mencolok. "Banyak anggota kelompok Shahab tidak bisa baca tulis," ujarnya. "Mereka tidak tahu, siapa yang di belakang organisasi kami. Apakah kami orang Somalia atau orang asing. Sebuah tanda pengenal juga tidak membantu. Karena itu pekerjaan kami berbahaya," lanjut Sharifa.

Para relawan ini menghindari publisitas, dan sebisa mungkin tidak membuat iklan untuk pekerjaannya. Tetapi tetap saja ada resiko fatal. Dua anggota organisasi kemanusiaan tempat Sharifa Omar Abukar bekerja, dibunuh oleh para Islamis. Salah satunya ditembak kepalanya dari jarak dekat. Meski ada kejadian pembunuhan ini, Sharifa dan rekan-rekannya tidak melarikan diri dan tetap bekerja sampai sekarang, juga di wilayah kelompok Al Shahab.

Harus tetap netral

Makanan adalah karunia terbesar bagi mereka
Makanan adalah karunia terbesar bagi merekaFoto: picture-alliance/dpa

Omar Olad adalah direktur organisasi DBG, yang terurama mendapat dana dari Jerman. Ia mengatakan, bahwa kelompok Al-Shahab kenal organisasinya. “Mereka kenal kami. Mereka tahu, bahwa kami tidak memihak partai manapun, kami benar-benar netral," ujarnya. "Saya kenal banyak anggota kelompok Al Shahab dan mereka tahu, bahwa kami tidak punya tujuan politik."

Tetapi tetap saja resikonya besar. Kalau para relawan ini mengatakan sesuatu yang bisa dianggap sebagai dukungan bagi pemerintahan yang dilawan oleh kelompok radikal ini, akibatnya bisa fatal. Tetapi walau situasinya sulit, organisasi lain juga tetap menolong Somalia dengan bantuan dana luar negeri.

Contohnya organisasi Irlandia Concern, yang sudah bekerja disana sejak 25 tahun. Austin Keenan bertanggung jawab untuk wilayah Afrika timur. "Semua pekerja kami di lapangan adalah orang Somalia," kata Keenan. "Mereka dari dulu tinggal dan kerja disana, mereka tahu sekali apa yang diperlukan warga setempat dan tahu, bagaimana mereka bisa bekerja."

Banyak warga melarikan diri dari wilayah-wilayah yang dilanda bencana kelaparan
Banyak warga melarikan diri dari wilayah-wilayah yang dilanda bencana kelaparanFoto: dapd


Mereka juga selalu mencoba bekerja dengan tidak mencolok dan tidak berbicara banyak mengenai pekerjaannya. Karena mereka menjunjung tinggi netralitasnya, organisasi-organisasi barat lainnya sejak bertahun-tahun juga bisa bekerja dan turut membantu di wilayah tersebut. Kebanyakan organisasi mempunyai mitra lokal. Misalnya Palang Merah Internasional, Dokter Lintas Batas, bahkan organisasi-organisasi Kristen seperti organisasi gereja Norwegia, bekerjasama dengan organisasi Bulan Sabit Merah di Somalia. Mereka semua mempertaruhkan banyak hal, tetapi mereka melakukan kerjanya dengan sepenuh hati, karena mereka tahu, betapa penting bantuan ini.

Bettina Rühl / Anggatira Gollmer
Editor: Hendra Pasuhuk