1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rencana Pengelompokan baru Negara dalam Perundingan Perubahan Iklim

Ayu purwaningsih6 Juni 2008

Perundingan Perubahan Iklim di Bonn, Jerman tahun ini ditujukan untuk mengefektifkan kesepakatan internasional tentang perubahan iklim yang nanti akan dibawa pada Konferensi PBB di Denmark tahun 2009 mendatang.

https://p.dw.com/p/EF4J
UNITED NATIONS FRAMEWORK CONVENTION ON CLIMATE CHANGE, UNFCCC
UNITED NATIONS FRAMEWORK CONVENTION ON CLIMATE CHANGE, UNFCCC
Gagasan untuk membagi kelompok negara berkembang selama perundingan ini kian mengental dalam pertemuan Perserikatan Bangsa-bangsa untuk Perubahan Iklim yang kini memasuki akhir minggu pertama. Gustia Indriani dari Yayasan Pelangi yang ikut dalam kelompok kerja sama mengatakan negara maju menginginkan agar negara berkembang yang telah naik tingkat perekonomiannya dan dinilai mengeluarkan emisi karbondioksida cukup besar. „Di kelompok negara berkembang, situasi negara anggotanya pun kini sudah berubah. Misalnya kemajuan perekonomian China dan India. Sementara Bangladesh sangat miskin. Negara maju meminta agar semua negara membuat pengelompokan baru berdasarkan misalnya pendapatan perkapita maupun emisi yang dihasilkan.” Republik Korea Selatan dan Meksiko berniat untuk pindah posisi ke kelompok negara maju sementara China mungkin akan tetap berada di kelompok negara berkembang, namun ditempatkan pada sub kelompok negara ambang industri. Gustia Indriani dari Yayasan Pelangi menjelaskan: „istilah yang dipakai naik kelas. Bila disepakati China akan naik kelas. Namun India masih akan berada di posisi di bawah China. Sedangkan Korea dan Meksiko pindah ke negara maju dengan sukarela Indonesia masih akan berada di posisi kelompoknya.“ Perubahan pengelompokan negara ini mengiringi perbedaan visi yang masih terjadi dalam lanjutan perundingan. Sejauh ini tema mengemuka yang masih dibahas berupa upaya mencapai visi bersama, alih teknologi, dana teknologi, mitigasi dan dana bantuan. Termasuk di dalamnya isu menangani masalah deforestasi. Sekitar 2000 anggota delegasi mengikuti Konferensi PBB untuk Perubahan Iklim, yang masih akan berlangsung hingga pekan depan. Tak hanya perwakilan dari pemerintah, institusi penelitian, namun juga partisipan dari sektor bisnis dan industri serta organisasi lingkungan hidup, juga ambil bagian dalam perundingan ini. Perundingan berikutnya akan berlangsung di Accra, Ghana pada bulan Agustus disusul pertemuan di Pozna, Polandia pada bulan Desember. Negosiasi-negosiasi tersebut bertujuan membangun visi bersama menuju Konferensi Internasional Perubahan Iklim yang akan berlangsung di Kopenhagen Denmark, tahun 2009 mendatang. (ap)