1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rencana Penarikan Mundur Pasukan Asing dari Afghanistan

15 September 2009

Selasa kemarin (15/09) para menteri luar negeri Uni Eropa mengadakan pembicaraan mengenainya di Brussel. Menteri Luar Negeri Jerman Steinmeier menegaskan rencana penarikan mundur pasukan NATO dari Afghanistan.

https://p.dw.com/p/JhOq
Tentara Jerman di Afghanistan.
Tentara Jerman di Afghanistan.Foto: AP

Uni Eropa ingin melihat kemajuan konkret di Afghanistan dan tidak ingin mendengar dalih yang selama ini diajukan oleh pemerintah di Kabul. Menteri Luar Negeri Jerman Frank Walter Steinmeier untuk itu mengumumkan rencana Afghanistan di Brüssel, pada hari Selasa (15/09). Pemerintah Afghanistan yang baru hendaknya didesak untuk memenuhi kewajibannya.

"Kita memerlukan perjanjian yang dengan jelas merumuskan tujuan apa yang ingin dicapai dalam jangka waktu tertentu. Apa saja prioritas pemerintah Afghanistan? Wilayah mana yang masih memerlukan keterlibatan internasional? Itu harus ditetapkan," kata Steinmeier.

Berdasarkan rencana Steinmeier, penarikan mundur tentara Jerman Bundeswehr akan dimulai pada tahun 2013, kemudian militer dan kepolisian Afghanistan dapat bertanggung jawab atas keamanan dalam negerinya, begitu harapannya. Walau pun tak semua menteri luar negeri Uni Eropa memandang rencana ini sebagai realistis, mereka menyetujui sasarannya. Keterlibatan militer di Hindukush suatu saat harus berakhir. Para menteri luar negeri juga menyetujui alat yang membuat pemerintah di Kabul lebih kuat dalam mengemban tanggung jawab.

Terpisah dari rencana masa depan, Uni Eropa saat ini menghadapi masalah baru di Afghanistan. Uni Eropa harus menentukan sikap menyoal tuduhan terhadap kubu Karzai yang dituding melakukan kecurangan dalam pemilihan presiden. Tudingan ini tidak hanya membayangi sekutu dekat barat selama ini, tapi juga membayangi seluruh kemajuan dalam demokratisasi Afghanistan. Frank Walter Steinmeier mendesak penjelasan mengenai tudingan itu.

Katanya, "Dalam hal ini, apa yang terpenting? Yaitu, pada akhirnya presiden terpilih mendapatkan pengakuan dan penghormatan dari seluruh rakyat Afghanistan.“

Sekaligus dua komisi pemilihan menyidik dugaan kecurangan pemilu di Afghanistan. Lebih dari 2000 keganjilan yang ditemukan dihitung, demikian dilaporkan diplomat di Brussel. Sekitar 700 di antaranya telah mempengaruhi hasil pemilihan. Artinya, keganjilan itu telah menguntungkan pemegang jabatan saat ini. Saat ini, Karzai masih unggul dengan meraih sekitar 54 persen suaranya, mengalahkan saingannya, mantan menteri luar negeri Abdullah Abdullah.

Menteri Luar Negeri Prancis Bernard Kouchner menyatakan, "Yang penting, terdapat pemerintah baru yang dihasilkan dari pemilu, yang merupakan ganjalan terkecil. Sebaiknya yang lebih tidak korup dan untuk itu lebih dipercayai.“

Sebaliknya, Menteri Luar Negeri Swedia Carl Bildt memperingatkan mengenai terlalu banyaknya pengaruh. Sudah seharusnya Komisi Pemilihan Afghanistan dipercayai. Menteri Luar Negeri Jerman Steinmeier menggunakan pidatonya di Brussel dengan mengatakan sekali lagi, pemerintah Jerman melindungi pasukan Bundeswehr di Afghanistan dari kritik Uni Eropa. Menurut Steinmeier, pasukan Jerman beroperasi dalam keadaan yang sangat berbahaya.

"Oleh sebab itu saya yakin, sangat adil dan penting untuk menunggu hasil penyelidikan internasional. Sekarang jangan dibanjiri dengan prasangka," ujar Steinmeier.

Hasil penyelidikan tersebut akan diumumkan bulan November mendatang dalam pertemuan menteri pertahanan NATO di Bratislava, Slovakia.

Peter Heilbrunner/Luky Setyarini

Editor: Ziphora Robina