1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rencana Latihan Militer Memperpanas Situasi Semenanjung Korea

26 November 2010

Presiden Korea Selatan menunjuk menteri pertahanan baru, seiring datangnya peringatan Korea Utara bahwa latihan militer yang akan dilakukan AS bersama Korea Selatan mendorong kawasan itu ke arah perang.

https://p.dw.com/p/QIyD
Kapal Induk AS USS George Washington yang ambil bagian dalam latihan militer AS-KorselFoto: AP

Kim Kwan Jin, mantan Kepala Staf Gabungan ditunjuk sebagai menteri pertahanan Korea Selatan yang baru. Pria berusia 61 tahun itu menggantikan Kim Tae-young, yang mundur menyusul kritik atas lambatnya reaksi militer terhadap serangan Korea Utara.

Peluru artileri Korea Utara menghujani Yeonpyeong pulau kecil milik Korea Selatan hari Selasa (26/11), menewaskan empat orang dan menghancurkan puluhan rumah. Utara mengatakan hanya membalas serangan Selatan ke perairannya.

Situasi di Semenanjung Korea semakin mendekati ambang perang, akibat rencana sembrono pihak-pihak yang cepat menarik picu senjata, untuk menggelar lagi latihan perang yang diarahkan pada Korea Utara. Demikian dilaporkan kantor berita Korea Utara, KCNA, yang merupakan perpanjangan tangan pemerintah di Pyongyang.

Lebih lanjut disebutkan, DPRK atau Korea Utara, siap menghujani musuh dengan serangan mengerikan, jika mereka sekali lagi berani mengusik martabat dan kedaulatan Korea Utara.

Bahasa yang agresif sudah menjadi ciri khas media milik pemerintah Korea Utara. Tetapi ketegangan yang memuncak cukup untuk melemahkan mata uang Won sampai 2,2%. Pasar saham ditutup 1,3% lebih rendah. Pengamat pasar saham menilai, investor bertambah gugup menjelang latihan militer bersama antara Amerika Serikat dan Korea Selatan.

Kepanikan sesaat terjadi di ibukota Seoul, Jumat (26/13) sore waktu setempat, ketika televisi melaporkan suara tembakan artileri dekat pulau Yeonpyeong. Namun militer mengatakan, tembakan itu hanya latihan Korea Utara dan tidak ada peluru yang sampai di Korea Selatan.

Sementara itu Korea Selatan memperkuat pasukannya di Yeonpyeong. Sejak serbuan peluru artileri Selasa lalu, pulau ini bisa dibilang hanya dihuni tentara dan wakil pemerintah setempat.

Amerika Serikat mengirim sejumlah pesawat pengangkut yang dibawa oleh kapal induk bertenaga nuklir, USS George Washington, ke Laut Kuning untuk melakukan latihan militer dengan Korea Selatan, yang dijadwalkan dimulai hari Minggu (28/11).

Manuver empat hari yang direncanakan sebelum serangan artileri pekan ini, merupakan unjuk kekuatan yang bukan hanya membuat berang Korea Utara tapi juga tetangga dan sekutu utamanya, Cina.

Washington menekan Cina untuk memperngaruhi sekutunya, guna membantu meredakan ketegangan di kawasan dunia yang perekonomiannya tumbuh paling cepat tersebut.

Presiden AS Baraack Obama tampaknya akan melakukan pembicaraan dengan Presiden Cina Hu Jintao beberapa hari ke depan, demikian dikatakan pejabat di Gedung Putih. Seorang juru bicara Kementrian Luar Negeri Cina mengatakan, fokus pembicaraan kedua pemimpin seharusnya tentang menghidupkan kembali perundingan enam negara.

Peserta perundingan yang bertujuan menghentikan program nuklir Korea Utara itu, selain kedua korea, juga Cina, Rusia, Jepang dan AS.

Renata Permadi/afp/rtr

Editor: Hendra Pasuhuk