1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

290110 London Reaktionen

30 Januari 2010

70 negara merundingkan strategi ke depan untuk Afghanistan, bagaimana reaksi di Kabul terhadap kesepakatan yang dihasilkan?

https://p.dw.com/p/LnMa
Konferensi Afghanistan di London, 28 Januari 2010Foto: AP

Siapa saja yang berada di Kabul dan ingin menanyakan pandangan warga Afghanistan tentang konferensi di London (28/01), pasti akan menemukan banyak sekali orang yang sangat memperhatikan jalannya konferensi itu. Apalagi bila yang ditanya itu wartawan.

Di kalangan jurnalis kesepakatan yang dihasilkan konferensi internasional untuk Afghanistan ramai dibahas. "Kelihatannya, hasil konferensi itu memuaskan bagi Afghanistan. Tapi jangan lupa, semua itu masih harus diimplementasikan. Mereka harus datang kemari dan betul-betul mulai melaksanakannya. Kami mendapatkan dana bantuan rekonsiliasi dengan Taliban, kami mendapatkan izin untuk menambah jumlah pasukan Afghanistan, tapi ya ini semua harus terjadi dulu", begitu ungkap jurnalis Emal Haidary.

Universität Kabul
Mencari informasi di perpustakaan Universitas KabulFoto: DW/Farahmand

Gagasan merangkul Taliban bukan hal yang baru bagi warga Afghanistan. Presiden Hamid Karsai sudah lama mengungkit kemungkinan rekonsiliasi dengan kelompok ekstrimis itu. Hanya saja, tawaran Karsai tidak ditanggapi. Menurut pakar politik Said Azam, Taliban mengabaikan tawaran Karzai karena sudah merasa terlalu kuat.

Said Azam menjelaskan, "Dari pidatonya, Karsai tampak tidak mau hal yang sama terjadi lagi, seperti ketika Uni Soviet menarik pulang pasukannya. Afghanistan yang ditinggalkan waktu itu terpuruk dalam perang saudara. Karsai ingin menjamin, bahwa ia berada dalam posisi yang kuat untuk bernegosiasi dengan kelompok pemberontak, dan itu akan terpenuhi bila pasukan internasional masih di Afghanistan. Karena itulah ia minta supaya pasukan internasional tetap ditugaskan di Afghanistan untuk setidaknya satu dasawarsa ke depan"

Bahwasanya harus ada perundingan dengan kelompok ekstrimis disepakati hampir semua orang. Tapi dengan siapa? Seorang jurubicara PBB mengatakan kepada radio Jerman, bahwa untuk mendapatkan hasil yang relevan perlu berbicara dengan orang-orang yang tepat. Apakah artinya dengan para pemimpin Taliban?

Shopping Center Afghanistan Taliban stecken Einkaufszentrum in Brand in Kabul
Sebuah pertokoan di Kabul yang dibakar milisi Taliban pertengahan Januari 2010Foto: AP

Kini kantor-kantor berita internasional melaporkan bahwa Utusan Khusus PBB, Kai Eide sudah bertemu dengan utusan Taliban pada tanggal delapan Januari lalu di Dubai. Eide menyangkal bahwa terjadi pertemuan pada tanggal itu. Tapi menurut Azam, apabila pembicaraan itu diharapkan sukses, maka baik negara-negara Barat maupun pemerintah Afghanistan harus bersedia memberikan banyak konsesi.

"Tentu saja mereka akan mengajukan tuntutan. Mereka kan tidak dilibatkan dalam perundingan perdamaian di Bonn tahun 2001. Sekarang mereka menyadari bahwa perlawanannya itu telah mengembalikan mereka ke panggung politik. Tambah kuat mereka, maka tuntutan merekapun akan bertambah banyak. Mereka tak mungkin begitu saja menerima konstitusi dan mau berdamai dengan pemerintah ini. Mereka menginginkan kekuasaan politik yang lebih besar", begitu papar Azam.

Alasan ini jugalah yang mendorong negara-negara Barat untuk berupaya sejauh mungkin melemahkan Taliban. Ini pula alasan diperlukannnya pasukan tambahan yang tahun ini juga bisa meningkatkan keamanan di Aghanistan. Mereka berharap tanda-tanda putih di peta Afghanistan merupakan posisi strategis penjagaan pasukan dan polisi Afghanistan, dan tak diisi oleh militan Taliban.

Sementara itu, wartawan Emal Haidary memperingatkan bahwa kali ini situasi sudah sangat kritis. Menurut dia, ini merupakan peluang terakhir bagi negara barat untuk bertindak. Oleh karena itu, negara Barat harus menunjukkan keseriusan. Bila tidak, peluang terakhir ini akan terlewatkan begitu saja.

Kai Küstner / Edith Koesoemawiria
Editor: Agus Setiawan