1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Reaksi Atas Kematian Milosevic

13 Maret 2006

Mahkamah PBB dituduh bertanggung jawab atas kematian Milosevic.

https://p.dw.com/p/CJe3
Foto: AP

Ratusan orang, terutama warga lanjut usia, datang ke kantor pusat Partai Sosialis Serbia. Mereka antri dengan sabar untuk menulis di buku berkabung, menyatakan belasungkawa mereka. Di dinding luar gedung dipasang foto besar mendiang ketua partai itu, Slobodan Milosevic. Tidak ada protes, tidak ada demonstrasi yang yang gaduh di pusat kota Beograd…. Banyak orang merasa heran.

Padahal para fungsioner Partai sosialis Serbia menyalahkan Mahkamah PBB di Den Haag atas kematian Milosevic. Tuduhan mereka adalah, pemberian obat yang tidak cocok atau kurangnya penanganan medis. Bahwa Milosevic memiliki banyak masalah kesehatan, selama ia berkuasa dirahasiakan secara sistematis. Sidang pengadilan terhadapnya dihentikan sekitar 20 kali karena kondisi kesehatannya yang buruk. Ahli patologi Serbia sudah tiba di Belanda hari Minggu (12/3) kemarin untuk mengikuti jalannya bedah forensik. Menteri Urusan HAM dan Kelompok Minoritas, Rasim Ljaic, telah bertemu dengan wakil-wakil mahkamah PBB di Den Haag.

Ljaic: "Yang terpenting sekarang adalah menuntaskan pemeriksaan, agar semua informasi dapat dipublikasikan untuk mengindari segala bentuk manipulasi. Oleh karena itu, kami menginginkan agar semua fakta dibeberkan dan agar semua yang penting diketahui oleh masyaraka."

Sejak kematian Milosevic spekulasi bermunculan, baik dari pihak keluarganya, pihak pengacara maupun dari mereka yang menganggap dirinya sebagai pakar. Dua surat kabar di Beograd kemarin menyatakan, Mahkamah di Den Haag bertanggung jawab atas kematian mantan presiden Serbia itu. Sementara sejumlah harian lainnya lebih hati-hati. Tetapi sebagian besar komentator yakin, bahwa dengan kematian Milosevic, maka para penentang Mahkamah PBB di Den Haag itu mendapat angin.

Di mana dan kapan Milosevic akan dimakamkan, masih belum pasti. Partai Sosialis Serbia menuntut pemakaman kehormatan. Sementara janda Milosevic, Mira Markovic, menginginkan agar suaminya dimakamkan di Moskow. Terdapat dugaan kuat, bahwa ia dan putranya, Marko, kini hidup di Rusia, karena di Serbia mereka merupakan orang-orang yang dicari. Tetapi saudara laki-laki Milosevic, Borislav, yang memang tinggal di Moskow sebagai pengusaha, lebih menyetujui pemakaman di Serbia.