1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kesehatan

Ratusan Anak DKI Positif COVID-19, KPAI Ingatkan Orang Tua

Detik News
21 Juni 2021

Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta mengungkapkan jumlah anak yang terpapar virus corona dalam beberapa waktu terakhir terus bertambah. KPAI imbau para orang tua untuk tidak membawa anak keluar rumah.

https://p.dw.com/p/3vGH4
Foto ilustrasi sekumpulan anak di kawasan Kampung Melayu, Jakarta, tengah bermain bersama
Foto ilustrasi sekumpulan anak di kawasan Kampung Melayu, JakartaFoto: DW/ J. Aba

KPAI prihatin terkait data Dinkes DKI Jakarta menyebut semakin banyak jumlah anak dan balita yang terpapar corona (COVID-19). KPAI mengimbau para orang tua untuk tidak membawa anak keluar rumah.

"Saya sedang membincang terkait dengan kasus corona yang ada di anak dan angka kematian anak di Indonesia sangat tinggi, paling tinggi ya, kalau saya nggak salah dari data IDAI tertinggi di dunia, pertama tentu anak harus dapat asupan gizi yang baik dari orang tua sehingga secara imunitas dia kuat, makannya kan sayur buah itu menjadi hal yang penting. Kedua, kalau terkait dengan keluar rumah tentu harus sangat dijaga jadi orang tua harus menjadi orang tua yang kreatif agar anak-anak nyaman di rumah, tidak perlu makan di luar," imbau Wakil Ketua KPAI, Rita Pranawati saat dihubungi, Senin (21/06).

Rita meminta jika ingin makan makanan luar sebaiknya dibungkus dan dimakan di rumah. Dia juga meminta para orang tua tetap menerapkan protokol kesehatan, bagi orang tua yang memiliki gejala corona diminta isolasi dan menjaga jarak dengan anak untuk sementara waktu.

"Jadi kadang-kadang keterpaparan anak karena diajak keluar, maupun anak dapat dari orang tua atau pengasuh yang pulang pergi misalnya. KPAI tentu sangat prihatin dengan kondisi ini, sehingga kita mendorong sekali agar orang tua bijak di dalam menyikapi penyebaran COVID yang sedang dahsyat dan klaster keluarga itu juga banyak dan banyak anak tertular di keluarga," tuturnya.

KPAI pun meminta agar rumah sakit dan tempat perawatan anak ditingkatkan. "Makanya mekanisme harus betul-betul memperhatikan kebutuhan anak, RS atau shelter harus disesuaikan kondisi anak, saya tau itu gak mudah tapi penting untuk diupayakan."

Sedikitnya 224 balita di DKI positif COVID-19

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia mengungkapkan jumlah anak Jakarta terpapar corona (COVID-19) terus bertambah. Total, ada 224 balita usia 0-5 tahun positif corona.

Adapun rincian tren kasus positif dalam data kasus corona Minggu (21/6) sebagai berikut:

- Anak usia 6-18 tahun 655 kasus positif corona

- Anak usia 0-5 tahun 224 kasus positif corona

- Usia 19-59 tahun 4.261 kasus positif corona

- Usia 60 tahun ke atas 442 kasus positif corona

"Untuk itu, kami mengingatkan warga untuk menghindari ke luar rumah membawa anak-anak," kata Dwi dalam siaran pers, seperti dilihat, Senin (21/06).

Diketahui, berdasarkan data kemarin, jumlah kasus aktif di Jakarta naik sejumlah 3.030 kasus, sehingga jumlah kasus aktif sebanyak 30.142. Sedangkan jumlah kasus konfirmasi secara total di Jakarta sampai hari ini sebanyak 474.029 kasus.

Dari jumlah total kasus positif, total orang dinyatakan telah sembuh sebanyak 435.982 dengan tingkat kesembuhan 92,0%, dan total 7.905 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 1,7%, sedangkan tingkat kematian Indonesia sebesar 2,7%.

Dwi menuturkan positivity rate atau persentase kasus positif dalam sepekan terakhir di Jakarta sebesar 25,2%, sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 11,2%. WHO juga menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5%.

Sekolah tatap muka ditunda

Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid awalnya mengapresiasi niatan untuk kembali menggelar pembelajaran sekolah tatap muka. Namun, melihat adanya lonjakan kasus COVID-19 akibat varian baru, ia menilai rencana itu harus ditunda atau dijadwal ulang.

"Meski kapasitas siswa yang hadir di sekolah maksimal 50 persen, namun hal yang demikian suatu langkah yang maju di saat pandemi COVID-19. Apalagi proses pembelajaran yang dilakukan menggunakan protokol kesehatan yang ketat," ujar dia dalam keterangannya, Senin (21/06).

Diungkapkannya, dengan digelarnya pembelajaran tatap muka itu membuat Indonesia terhindar dari 'lost generation' atau hilangnya masa depan generasi penerus bangsa. Sebab sudah setahun lebih anak-anak Indonesia tidak pergi ke sekolah.

Tidak hanya membuat bangsa ini terancam 'lost generation', tak adanya pembelajaran tatap muka juga bisa mengakibatkan anak-anak Indonesia malas belajar dan pergi ke sekolah serta memilih bekerja. Padahal pekerja anak memiliki produktivitas rendah dan diupah ala kadarnya.

Koordinator Nasional Nusantara Mengaji itu menyarankan agar proses pembelajaran tatap muka yang telah digelar di beberapa sekolah dan daerah ditunda atau dijadwalkan ulang. Meski dalam pilihan sulit, ia menyebut sebaiknya mendahulukan kesehatan daripada yang lain."Sebaiknya pembelajaran tatap muka ditunda sampai waktu yang memungkinkan untuk dibuka kembali," tegasnya. Anak-anak Indonesia perlu dilindungi dari wabah corona. Sebab mereka adalah generasi muda penerus bangsa. Merekalah yang akan menggantikan kita," ujarnya. (rap/ha)

Data kasus harian COVID-19 per satu juta penduduk di beberapa negara di dunia
Data kasus harian COVID-19 per satu juta penduduk di beberapa negara di dunia

Baca selengkapnya di: DetikNews

Ratusan Anak Jakarta Positif Corona, Catat Wanti-wanti KPAI Ini buat Ortu

Terus Nambah! Rincian Ratusan Anak Jakarta Positif Corona, Ada 224 Balita

Corona Menggila, Waket MPR Minta Sekolah Tatap Muka Ditunda