1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rangkaian Serangan Bom di Moskow

29 Maret 2010

Serangan bom mengguncang dua stasiun kereta bawah tanah di Moskow Senin pagi (29/03) waktu setempat. Sekurangnya 35 orang tewas dan lebih dari 70 lainnya mengalami luka-luka.

https://p.dw.com/p/MgyB
Korban dibawa dari stasiun kereta Lubyanka di pusat kota MoskowFoto: AP

Dinas Rahasia Dalam Negeri Rusia FSB dan Walikota Moskow Juri Luschkov mengungkapkan, dua perempuan pelaku bunuh diri meledakkan bom di stasiun kereta bawah tanah "Lubjanka" dan " Park Kultury". Diperkirakan jumlah korban tewas dan luka-luka akan bertambah.

Pelaku serangan memilih waktu yang tepat dalam melancarkan serangan bom . Yakni ketika jam sibuk, dimana jutaan warga menggunakan kereta bawah tanah untuk pergi ketempat kerja.:

"Menurut informasi yang kami peroleh, ledakan pertama terjadi jam 7.58 pagi waktu setempat. Bom meledak di gerbong kedua dari rangkaian kereta yang baru berhenti di stasiun Lubjanka," demikian kepala bagian penerangan badan penanganan bencana Rusia, Irina Adrianova.

Bom meledak ketika pintu kereta dibuka dan penumpang berdesakan memasuki gerbong di stasiun Lubjanka yang terletak di pusat kota Moskow. Di kawasan itu juga terletak Kantor Pusat Dinas Rahasia Dalam Negeri Rusia FSB. Beberapa saat kemudian terjadi ledakan bom kedua. Irina Adrianova menerangkan: "Pada pukul 8.38 pagi terjadi ledakan berikutnya, distasiun Park Kultury. Bomnya kembali meledak di gerbong yang kedua. Dan juga ketika pintu kereta terbuka. Dalam kedua kasus serangan tidak diketahui jenis bahan ledak yang dipergunakan". Ia menambahkan, saat ini petugas penanganan bencana, satuan pemadam kebararan, dinas rahasia dan tenaga medis berada ditempat kejadian untuk memberikan bantuan.

Ini merupakan serangan pertama yang terjadi distasiun kereta bawah tanah di Moskow, sejak enam tahun terakhir. Dalam serangan yang terjadi tahun 2004 lalu, 41 orang tewas dan 250 lainnya mengalami luka-luka akibat serangan bom bunuh diri. Pelakunya dikatakan berasal dari pejuang bawah tanah di Kaukasus Utara.

Bulan November tahun lalu, juga terjadi serangan terhadap kereta cepat " Newski Express" dari Moskow ke St Petersburg. Dalam serangan itu 26 orang tewas dan 100 orang lainnya luka-luka. Beberapa hari kemudian kelompok Islam militan menyatakan bertanggung jawab dalam serangan tersebut. Kelompok ini menyatakan perang sabotase terhadap politik pendudukan berdarah yang dilakukan penguasa di Moskow di Kaukasus.

Serangan bom di dua stasiun kereta bawah tanah di Moskow Senin pagi waktu setempat menurut para pengamat di Moskow diduga dilakukan oleh kelompok militan Islam. Ini adalah aksi balasan terhadap tindakan aparat keamanan Rusia dikawasan Kaukasus yang dilanda konflik.

"Saya yakin, bila pelaku serangannya berasal dari Chehnya atau kawasan Kaukasus. Tapi tidak tertutup kemungkinan serangannya dilakukan kelompok radikal kanan yang diwaktu belakangan juga meningkatkan aksinya di Rusia," terang pakar politik luar negeri Jerman Alexander Rahr

Pihak kepolisian menyerukan kepada sekitar 10 juta penduduk Moskow, untuk meningkatkan kewaspadaan. Presiden Dmitri Medvedev menandaskan tekadnya untuk memerangi kelompok teroris sampai tuntas. Selain itu ia juga memerintahkan ditingkatkannya pengamanan dibidang sarana angkutan umum.
Belakangan Rusia sering diguncang serangan teror. Umumnya terjadi dikawasan Utara Kaukasus, jauh dari Moskow. Banyak warga Rusia yang tidak memperhatikannya. Juga media Rusia hanya sekilas melaporkan kejadian di kawasan Kaukasus Utara yang dilanda konflik. Sementara kelompok Islam militan terus mengancam melancarkan serangah diwilayah Rusia, untuk mendukung tuntutannya melepaskan diri dari pemerintah di Moskow.

AR/AS/DPA/AFPD