1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ramai-ramai Berburu Riza Chalid

9 Desember 2015

Riza Chalid kini menjadi orang buruan nomer satu di Indonesia. Sederet lembaga negara terlibat memburu saudagar minyak yang lari ke luar negeri itu. Tapi kepolisian malah terkesan setengah hati.

https://p.dw.com/p/1HJeZ
Folter Asien Symbolbild
Foto: AFP/Getty Images

Kemana Riza Chalid? Saudagar minyak yang terjungkal skandal Freeport izu kini sedang diburu kejaksaan. Gedung bundar awalnya sempat memanggil Riza, "tapi dia tidak hadir. Makanya kami bekerja sama dengan intelijen," buat membentuk tim khusus, ujar Jaksa Muda Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Agung Arminsyah kepada Tempo.

Riza Chalid dikatakan telah kabur ke luar negeri sejak tiga Desember lalu. Pada hari yang sama sang taipan diundang hadir sebagai saksi dalam sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) buat membahas perannya dalam negosiasi kontrak Freeport. Tapi apa daya Riza sudah keburu menghilang.

Kejaksaan bukan satu-satunya lembaga yang getol memulangkan bekas anggota tim sukses Prabowo tersebut MKD pun ingin meminta kepolisian memburu Riza untuk dihadirkan dalam sidang. Tapi kepolisian mengaku belum mendapat surat permintaan resmi di lembaga kehormatan DPR itu.

Tekanan juga datang dari Istana Negara. Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta kepolisian memeriksa cukong minyak nomer wahid itu. Menurutnya keterangan Riza diperlukan buat mengungkap skandal lobi kontrak Freeport yang juga melibatkan Ketua DPR, Setya Novanto.

Namun sejauh ini kepolisian belum menunjukkan tanda-tanda akan mengusut perkara tersebut. Kepala Kepolisian RI, Badrodin Haiti mengaku pihaknya masih mendalami rekaman pembicaraan milik Maroef Sjamsoeddin. "Kamu masih menunggu rekaman itu, apakah rekaman itu utuh seperti itu atau bukan," katanya.

Badrodin juga belum bisa memastikan apakah pihaknya akan terlibat memulangkan Riza dari luar negeri. Menurutnya kepolisian tidak bisa bergerak jika Istana Negara tidak memerintahkan. "karena permintaan itu belum ada," dalihnya.

Tapi alasan Badrodin dibantah oleh Wapres Jusuf Kalla. "Kalau tidak djalankan, Anda melihat suatu gejala kejahatan polisi dan jaksa tidak menanganinya, justru polisinya yang salah, atau kejaksaannya yang salah," ujarnya kepada Tempo.


tzn/yf (dari berbagai sumber)