1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rakyat Afghanistan Khawatirkan Situasi Keamanan

24 Juni 2011

Presiden Afghanistan Hamid Karzai sambut baik penarikan pertama 10.000 tentara AS dari negaranya, yang akan tuntas akhir tahun ini. Tetapi rakyatnya tidak sependapat.

https://p.dw.com/p/11iSR
ARCHIV: Bundeswehrsoldaten gehen wenige Kilometer westlich von Kundus (Afghanistan) einen Weg entlang (Foto vom 25.05.10). Die Bundeswehr wird Anfang Juli die Verantwortung einiger Provinzen an afghanische Sicherheitskraefte uebergeben. Das kuendigte Aussenminister Westerwelle (FDP) am Mittwoch (22.06.11) in Berlin an. Ab Dezember werde dann mit dem schrittweisen Abzug der deutschen Truppen aus Afghanistan begonnen. (zu dapd-Text) Foto: Axel Schmidt/dapd
Tentara Jerman di dekat Kundus (25/05/2010)Foto: dapd

Ini adalah langkah baik, yang sesuai dengan kepentingan rakyat Afghanistan, demikian dikatakan Presiden Hamid Karzai kepada wartawan di Kabul. Negaranya mendukung rencana-rencana Presiden AS, Barack Obama. Pada saat bersamaan, Karzai mengucapkan selamat kepada rakyatnya sendiri. Pengumuman itu adalah langkah menuju situasi, di mana rakyat Afghanistan mempertahankan negaranya sendiri, demikian ditambahkan Karzai.

Tetapi rakyat Afghanistan nampaknya lebih skeptis dari presidennya. Memang tuntutan Karzai agar negaranya punya kedaulatan lebih besar, sesuai dengan keinginan rakyat. Tetapi waktu pengumuman Obama dan dampaknya menimbulkan keraguan besar.

NO FLASH!!! Afghan President Hamid Karzai listens to U.S. Vice President Joe Biden, unseen, during a press conference in Kabul, Afghanistan on Tuesday, Jan. 11, 2011. (AP Photo/Musadeq Sadeq)
Presiden Afghanistan Hamid KarzaiFoto: AP

Rakyat Khawatir

Saleh Mohammad Saljuqi, anggota parlemen dari provinsi Herat mengatakan, "Kami tidak setuju dengan keputusan Obama. Pidatonya menyebabkan kekhawatiran besar. Jika penyerahan tanggung jawab keamanan di Afghanistan berjalan terlalu cepat, Afghanistan akan jatuh ke dalam kekacauan. Saya pikir keputusan Obama tidak baik untuk Afghanistan, dan saya khawatir."

Pendapat yang hampir sama diutarakan Esmat Moslim, seorang penduduk ibukota Kabul. "Janji yang diberikan AS harus ditepati. Itu artinya, aparat keamanan Afghanistan harus punya pendidikan dan mampu mempertahankan negaranya. Tetapi jika situasinya tetap buruk seperti sekarang, pertempuran akan dimulai lagi dan perang saudara serta kekacauan akan terjadi,“ demikian Esmat Moslim.

Ragu akan Kemampuan Aparat Keamanan

President Barack Obama delivers a televised address from the East Room of the White House in Washington, Wednesday, June 22, 2011 on his plan to drawdown U.S. troops in Afghanistan. (Foto:Pablo Martinez Monsivais, Pool/AP/dapd)
Presiden AS Barack Obama ketika menyampaikan pidato kenegaraan, Kamis, 22 Juni 2011Foto: AP

Yang berada di balik kekhawatiran akan pertempuran, kekacauan dan perang saudara bukan hanya ketakutan akan kembalinya Taliban sebagai hasil perundingan yang mungkin akan dilakukan. Banyak orang di Kabul dan di provinsi-provinsi lain khawatir, bahwa bekas penguasa daerah yang punya militer sendiri dan pemimpin milisi, yang menyebabkan negara tidak aman di tahun 90-an akan kembali berkuasa, setelah selama ini terpaksa bungkam karena adanya pasukan asing.

Selain itu ada keraguan juga, bahwa angkatan bersenjata Afghanistan sudah mampu mengambil alih keamanan di seluruh negara. Oleh sebab itu Menteri Pertahanan Afghanistan berusaha menenangkan warga dengan mengatakan, pengumuman Obama tidak akan menyebabkan ancaman bagi keamanan. Jurubicara kementrian Sahir Azimi menyatakan, pemerintah Afghanistan akan mampu menjaga keamanan.

Tanpa Konsep Politik Jelas

Tetapi kritikus di dalam dan luar negeri merasa pengumuman Obama tidak menampilkan konsep politik yang jelas. Hingga pertengahan tahun depan, 33.000 tentara AS akan ditarik dari Afghanistan. Jerman juga akan menarik kontingen pertama hingga tahun depan. Tetapi tidak jelas, apakah dan secepat apa hubungan antara AS dan pimpinan Taliban dapat berakhir pada perundingan. Dari hal itulah tergantung, apakah pertempuran di Afghanistan akan terus berlangsung.

### Achtung, nicht für CMS-Flash-Galerien! ### ARCHIV - US-Soldaten bereiten sich auf eine Militäroperation in der Provinz Helmand in Afghanistan vor (Archivfoto vom 02.07.2009). US-Präsident Obama will bis spätestens Sommer nächsten Jahres 33 000 Soldaten aus Afghanistan abziehen. Bereits in diesem Jahr soll der Truppenumfang am Hindukusch um 10 000 schrumpfen, teilte Obama am Mittwochabend (22.06.2011) in einer Rede an die Nation mit. Foto: Handout +++(c) dpa - Bildfunk+++
Tentara AS ketika persiapkan sebuah operasi militer di provinsi Helmand (02/07/2009)Foto: picture alliance/dpa

Saat ini tidak ada petunjuk, bahwa Taliban secara militer benar-benar melemah, yang berarti tujuan militer tercapai. Mahammad Abdu, anggota parlemen dari provinsi Balk berpendapat, pidato Obama malah memperkuat Taliban. Taliban dari dulu mengatakan, akan terus berperang sampai tentara asing meninggalkan Afghanistan. Pidato Obama membesarkan semangat mereka. Tetapi itu tidak sesuai dengan keinginan rakyat. Demikian Abdu. Di samping itu, dalam beberapa hari mendatang, awal Juli, tanggung jawab bagi keamanan di enam kota serta provinsi akan diambilalih pemerintah Afghanistan.

Ini menjadi ujian. Demikian dikatakan Esmatullah Ghalzai, pakar politik dan bekas anggota militer. Ia mengemukakan, di daerah-daerah pertama di mana tentara asing ditarik akan dapat dilihat, apakah keamanan bisa dijaga. Menurutnya, AS harus menarik tentara, karena mendapat banyak tekanan. Dari sudut pandang politik dalam negeri, penarikan tentara AS sesuai dengan kepentingan ekonomi dan keinginan masyarakat, karena tentara AS banyak yang tewas di Afghanistan.

Waslat Hasrat-Nazimi / Marjory Linardy

Editor: Luky Setyarini