1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Putin Sebut Rusia Tak Ingin Berkonflik dengan Ukraina

24 Desember 2021

Dalam konferensi pers tahunannya di Moskow, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan tidak ingin berkonflik dengan Ukraina, serta mengklaim menerima tanggapan "positif" dari AS terhadap proposal keamanan mereka.

https://p.dw.com/p/44nX2
Russland Putin Jahrespressekonferenz
Foto: Evgenia Novozhenina/REUTERS

Dalam konferensi pers tahunan yang diselenggarakan di Moskow, pada hari Kamis (23/12), Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan ia tidak ingin mencari konflik dengan Ukraina.

"Ini adalah keputusan pilihan kami, kami tidak ingn melakukan ini," kata Putin. "Kami memikirkan untuk memastikan prospek keamanan kami tidak hanya untuk hari ini dan minggu depan tetapi untuk masa depan."

Rusia telah terlibat dalam peningkatan militer besar-besaran di perbatasan Ukraina dalam beberapa bulan terakhir. Negara-negara Barat khawatir Rusia dapat menginvasi wilayah Ukraina, mirip dengan aneksasi Moskow atas Semenanjung Krimea pada tahun 2014 lalu.

Putin optimis dengan pembicaraan NATO mendatang

Pemimpin Rusia itu mengaku menerima respons "positif" terhadap proposal keamanan yang diberikan Moskow kepada sekutunya AS dan NATO. Salah satu tuntutannya, Rusia telah meminta NATO untuk menghentikan ekspansi lebih lanjut ke arah timur.

"Kami melihat reaksi positif. AS mengatakan mereka siap memulai diskusi tentang ini pada awal tahun depan," kata Putin.

Kemudian dalam pidatonya, Putin mengklaim NATO telah "menipu" Rusia dengan ekspansi sebelumnya ke arah timur dan mengatakan Rusia membutuhkan jaminan keamanan "segera".

Sementara pimpinan NATO, Jens Stoltenberg pada Kamis (23/12) mendesak Rusia untuk menahan diri dari aksi militer selama musim liburan.

"Ini adalah peningkatan militer yang signifikan dan tidak ada tanda-tanda akan berhenti atau melambat," kata Stoltenberg kepada kantor berita Jerman dpa. Negara-negara Barat telah mengancam Rusia dengan sanksi baru jika Moskow memang memerintahkan invasi ke Ukraina.

Rusia menyalahkan Barat atas ekskalasi

Rusia menyalahkan Barat karena meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut.

"Apakah kita yang menempatkan rudal di dekat perbatasan AS?" tanya Putin dalam konferensi persnya. "Tidak, AS lah yang datang ke rumah kita dengan misil mereka. Mereka sudah berada di ambang pintu rumah kita. Apakah ada permintaan yang berlebihan untuk tidak menempatkan sistem ofensif di dekat rumah kita?"

Putin juga mengklaim Barat sedang mencoba untuk membuat Ukraina "anti-Rusia, dengan terus-menerus menambah persenjataan modern dan mencuci otak penduduk."

Dia mengatakan Rusia mencari "hubungan baik" dengan Ukraina, tetapi Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berada di bawah pengaruh "kekuatan radikal".

Apa lagi yang dikatakan Putin?

Pemimpin Rusia tersebut juga mengomentari keadaan ekonomi di negaranya dan pandemi virus corona yang sedang berlangsung.

Tingkat inflasi di Rusia mencapai 8% bulan lalu. "Ini adalah masalah serius dan tantangan serius," kata Putin.

Mengenai pandemi, Putin mengatakan dia yakin Rusia akan mencapai kekebalan komunitas tahun depan. Menurut kantor berita Reuters, hingga Kamis (23/12), total kematian di Rusia akibat COVID-19 melewati 600.000 kasus.

Putin mencatat bahwa "kekebalan kolektif di Rusia saat ini adalah 59,4%." Dia mengatakan ini persentasi initidak cukup dan negara membutuhkan tingkat kekebalan "sekitar 80%."

“Mudah-mudahan tahun depan, setidaknya pada akhir kuartal pertama atau kuartal kedua, kita akan mencapai level ini,” kata Putin.

Selain itu, Putin mengatakan Rusia tidak bisa disalahkan atas melonjaknya harga gas di Eropa dan membela keputusan pemerintahnya untuk menangkap orang-orang yang mengkritik Kremlin.

"Saya mengingatkan Anda tentang apa yang telah dikatakan musuh kita selama berabad-abad: Rusia tidak dapat dikalahkan, hanya dapat dihancurkan dari dalam," kata Putin.

"Selalu ada, dan akan ada pembangkang," tegas Putin, merujuk pada oposisi Rusia Alexei Navalny yang dipenjara. "Tidak perlu berkomitmen dengan kejahatan."

Pemimpin Rusia itu juga mengutuk boikot Barat terhadap Olimpiade Beijing tahun depan.

Konferensi pers Moskow biasanya terjadi setahun sekali. Kremlin sebelumnya mengatakan akan mengizinkan hingga 500 jurnalis domestik dan internasional untuk bergabung di dalam konferensi tersebut.

bh/rap (Reuters, AFP, dpa)