1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Putaran Akhir Perundingan Kosovo

9 Agustus 2007

Kamis ini (09/08) duta besar Jerman untuk Inggris ,Wolfgang Ischinger, memulai putaran baru perundingan untuk mencari pemecahan masalah Kosovo di London.

https://p.dw.com/p/CP49

Ini merupakan kesempatan terakhir bagi Albania dan Serbia yang selama ini tidak mau berkompromi. Disini Ischinger mewakili Uni Eropa. Negara-negara pemegang hak veto, Amerika Serikat dan Rusia, juga ikut serta dalam perundingan tersebut. Sekjen PBB Ban Ki Moon mengharapkan adanya hasil sampai 10 Desember tahun ini. Dalam dewan keamanan PBB Rusia yang selama ini bersekutu dengan Serbia menggagalkan sebuah resolusi untuk menentukan status kemerdekaan Kosovo.

Rusia dan Serbia menolak status kemerdekaan untuk wilayah yang dihuni oleh mayoritas orang Albania ini. Sebaliknya Uni Eropa dan Amerika Serikat mendukung rencana utusan untuk Kosovo Martti Athisaari untuk memberikan Kosovo kemerdekaan dalam pengawasan Uni Eropa. Administrasi Kosovo sejak tahun 1999 diatur oleh PBB dan NATO dengan sekitar 17.000 prajurit.

Terlepas dari persetujuan atas rencana Athisaari ini, ke-27 negara anggota Uni Eropa terbagi dalam dua kubu. Beberapa menginginkan kemerdekaan yang cepat. Yang lain dapat mengerti kekhawatiran Serbia, terutama Spanyol dan Slovakia, yang khawatir akan perpecahan di negaranya sendiri. Setelah perundingan bertahun-tahun ketidaksabaran tumbuh di Kosovo, seperti yang disampaikan oleh seorang laki-laki Albania Bekim Krasniqi dari kota Polje

„Semua yang dilakukan orang Eropa itu cuma provokasi. Suatu saat orang akan muak akan hal itu dan mereka akan meledak. Tidak ada hal lain yang bisa diharapkan. Kami menginginkan kebebasan kami. Ini adalah hak setiap orang. Kami hanya ingin bebas. Kalau mereka tidak memberikan kebebeasan kami, maka kami akan mengambilnya sendiri.“

Pemerintah Kosovo sudah berulang kali mengancam akan memproklamasikan kemerdekaannya secara sepihak. Hal ini ditolak Uni Eropa. Amerika Serikat menyatakan mereka tidak akan mengakui kemerdekaan negara Kosovo tanpa resolusi PBB. Setidaknya tidak dalam 120 hari mendatang, yang ditujukan untuk putaran akhir perundingan.

Boban Todorovic, seorang minoritas Serbia di Kosovo, memperhitungkan, bahwa ia akan harus meninggalkan kampung halamannya kalau Kosovo merdeka

„Perundingan-perundingan ini kan hanya mengundur, Ini hanya sebuah prosedur. Skenarionya sudah sejak lama ditetapkan. Kami berada di tengah-tengah sebuah fase – ini masih akan berlanjut satu atau dua tahun. Pada akhirnya kami semua akan harus pergi dari sini.“

Mungkin saja beberapa negara Uni Eropa yang terletak dekat dengan Kosovo mau mengakui Kosovo sebagai sebuah negara dan negara Uni Eropa lainnya tidak. Uni Eropa ingin menghindari perpecahan ini, walaupun belum jelas apakah Uni Eropa akan dapat mengirimkan misi besar untuk mengorganisir dan mengawasi negara baru ini seperti yang sudah direncanakan. Juga belum jelas, apa yang akan terjadi dengan pasukan perlindungan Kosovo dari NATO. Menteri Luar Negeri Slovenia Dimitrij Rupel, yang akan mengambil alih kepresidenan Uni Eropa pada 1 Januari 2008, ingin membuat suatu penawaran kepada Serbia, yaitu, Serbia bisa menjadi anggota Uni Eropa, jika mengakui kemerdekaan Kosovo.