1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Program KB Berhasil di Vietnam

10 Juli 2009

11 Juli adalah Hari Kependudukan Dunia. Mengerem laju pertumbuhan jumlah penduduk sangat sulit. Vietnam adalah negara berkembang yang berhasil mengatur jumlah penduduknya.

https://p.dw.com/p/Il7J
Pil KB
Pil KBFoto: Bayer Schering Pharma AG / Matthias Lindner

Di tahun 1989, data statistik di Vietnam menunjukkan, setiap perempuan rata-rata melahirkan empat anak. Sejak awal 1990an, pemerintah di Hanoi menerapkan konsep baru dalam politik kependudukannya. Pada tahun 1993, pemerintah mengumumkan program nyata keluarga berencana. Tujuan konkretnya adalah menekan laju jumlah kelahiran dan promosi besar-besar penggunaan alat kontrasepsi modern.

Dalam pelaksanaan program tersebut, Vietnam mendapatkan bantuan dari Jerman. Sejak itu, organisasi Jerman untuk Kerjasama Teknik (GTZ), Bank Pembangunan Jerman KfW, Dinas Pembangunan Jerman (DED), dan organisasi pendidikan lanjutan dan bantuan pembangunan Inwent bekerja sama dengan departemen kesehatan Vietnam mewujudkan program keluarga berencana di Vietnam.

Penjelasan mengenai bagaimana pelaksanaan program itu, pemimpin GTZ di Hanoi, Dr. Günther Riethmacher mengatakan, "Sejumlah institusi itu bekerja sama bahu-membahu. GTZ melakukan konsultasi dan membantu mendirikan tempat konsultasi dengan pelatihan para personal. KfW berinvestasi di infrastruktur, menyediakan dana pembelian alat kontrasepsi dalam kurun waktu tertentu. DED melakukan konsultasi dengan masing-masing pakar di tingkat provinsi dan Inwent memberikan pendidikan personal di tingkat nasional mengenai penyusunan politik kesehatan sebagai bagian dari strategi nasional. Setiap institusi membawa keahliannya dengan program yang terkait."

Hasilnya dapat dilihat. Angka kelahiran rata-rata perempuan Vietnam menurun drastis dari empat menjadi 1,9 anak per keluarga.

"Konsultasi mengenai alat kontrasepsi, seperti kondom atau pil KB. Mereka sangat menyambutnya. Saat ini tiga dari empat perempuan menikah menyatakan mereka menggunakan alat kontrasepsi. Jumlah itu hampir sama dengan jumlah pemakai kontrasepsi di Jerman," jelas Rietmacher.

Selain itu, tingkat aborsi kandungan juga berkurang drastis menjadi separuhnya. Hal ini merupakan contoh keberhasilan penyuluhan, ungkap Riethmacher. Seperti halnya peningkatan penyuluhan mengenai HIV/AIDS dalam 10 tahun terakhir ini.

"Ini merupakan bagian dari konsultasi kami di bidang keluarga berencana. Saat ini 90 persen warga mengetahui bagaimana penyakit dapat menular. Dari hasil konkret ini, kami mengukur prestasi kami dan dapat mengatakan, di situ ada perubahan, di sana kami menyumbangkan hal positif,“ papar Riethmacher.

Keberhasilan semacam ini, menurut pihak yang terlibat, hanya mungkin terwujud jika pemerintah negara mitra bersangkutan menjadikan program itu sebagai prioritas. Menurut pimpinan GTZ di Hanoi Riethmacher, Vietnam merupakan contoh yang baik. Dikatakannya, pemerintah Vietnam sangat tekun dalam mewujudkan konsep pembangunannya.

Manfred Böhm/Luky Setyarini

Editor: Hendra Pasuhuk