1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Populis Kanan Eropa Salahkan Merkel Atas Serangan Berlin

22 Desember 2016

Saat kepolisian Jerman masih sibuk memburu tersangka utama pelaku serangan teror Pasar Natal di Berlin, kaum populis kanan Eropa memanfaatkan situasi buat mengkampanyekan sentimen anti pengungsi.

https://p.dw.com/p/2UiHK
Geert Wilders Niederlande 09.09.2013
Politisi Belanda, Geert WildersFoto: picture-alliance/dpa

Sementara kepolisian Jerman masih memburu Anis Amri, tersangka utama serangan teror di Berlin dan menangkap empat orang yang diduga terlibat, partai-partai populis kanan Eropa mulai menabuh genderang perang terhadap Angela Merkel. Kanselir Jerman itu dituding bertanggungjawab atas teror di Berlin lewat kebijakan imigrasinya yang pro pengungsi.

Bekas ketua umum UK Independence Party (UKIP) Nigel Farafe, mengatakan, serangan yang menewaskan 12 orang itu sama sekali "bukan kejutan" dan bisa menjadi bagian dari "warisan" yang ditinggalkan Merkel. "Dia secara langsung bertanggungjawab atas masalah terorisme dan sosial di Jerman. Sudah saatnya kita berhadapan dengan kenyataan tersebut," katanya kepada stasiun radio LBC.

Sementara tokoh Ukip lain, Arron Banks, bahkan menulis Merkel sendiri yang "mungkin" mengendarai truk maut tersebut.

Deutschland Berlin Mahnwache rechter Gruppen vor dem Bundeskanzleramt
Simpatisan partai populis kanan Jerman, AfD, berdemonstrasi di kantor kanselir di Berlin pasca serangan teror pasar natalFoto: picture-alliance/dpa/B. von Jutrczenka

Bujukan Keluarga buat Tersangka

Tidak berbeda dengan politisi populis Belanda Geert Wilders yang menuding "Merkel membiarkan teror Islamis dan tsunami suaka dengan kebijakannya membuka perbatasan," tulisnya lewat Twitter. Wilders juga mengunggah foto olahan yang menunjukkan Merkel dengan tangan, wajah dan jaket yang bersimbah darah.

Frauke Petry, Ketua Umum Partai Altenative für Deutschland (AfD) juga mengecam kebijakan Merkel. "Jerman tidak lagi aman. Seharusnya sudah menjadi tugas kanselir untuk mengabarkan Anda tentang ini. Tapi karena dia tidak bersedia, maka saya yang mengatakannya," ujarnya sembari menuntut "kontrol penuh atas wilayah kami."

Saat ini kepolisian masih memburu Anis Amri yang masih buron. Saudara laki-lakinya, Abdulkadir, memohon sang adik untuk menyerahkan diri kepada polisi. "Saya memintanya untuk menyerah. Jika terbukti dia terlibat, maka kami menjauhkan diri dari tindakannya itu," ujarnya kepada kantor berita AFP. Keluarga Amri saat ini masih berada di Tunisia.

Menurut Abdulkadir, adiknya bisa jadi bersentuhan dengan ideologi Islam radikal saat dipenjara di Italia.

rzn/yf (afp,rtr)