Popstar Beethoven
19 September 2013Mulai dari "Für Elise" (untuk Elise) yang diubah menjadi lagu romantis, sampai karya simfoni yang digelar dalam versi musik rock. Karya-karya Ludwig van Beethoven sering terdengar di dunia musik pop. Dan bahwa Beethoven mampu menyediakan landasan bagi salah satu lagu pop paling terkenal selama ini, tampaknya hampir tidak bisa dipercaya.
Ketika 200 tahun kelahiran Beethoven akan dirayakan tahun 1970 di Spanyol, sebuah karya Beethoven diberi aransemen baru. Aransemen pop pada melodi karya komponis kondang tersebut melatari puisi berjudul "An die Freude" (kepada gembiraan). Puisi itu merupakan karya salah satu pujangga kenamaan Jerman, Friedrich Schiller.
Versi pop karya Beethoven itu diberi judul "A Song Of Joy", dan sebagai penyanyinya dipilih penyanyi rock Miguel Rios. Lagu itu jadi hit di dunia, dan terjual tujuh juta kali. Di negara-negara berbahasa Jerman saja, lagu itu berada di chart selama berpekan-pekan dan melangkah ke posisi puncak.
"Roll over Beethoven"
Demam Beethoven sudah muncul tahun 1956, ketika penyanyi dan gitaris berkulit hitam, Chuck Berry menggaungkan himne era baru Rock'n'Roll, lagu "Roll over Beethoven". Itu ibarat perlawanan dalam bentuk musik. Dengan lagu itu, Chuck Berry meneriakkan secara provokatif pandangan hidup orang muda di tahun 50 dan 60-an. "Coba dengar, ini musik yang baru, suara yang baru. Beethoven, kamu hanya bisa membalikkan badan dan menceritakan kepada Tschaikovsky berita terbaru ini."
Di kalangan konservatif, kemarahan akibat "musik ribut" ini membara. Tetapi bagi generasi musisi muda, Chuck Berry jadi pahlawan. Lagu itu diadaptasi berkali-kali oleh banyak musisi rock kondang, seperti Rolling Stones, Status Quo atau Uriah Heep. The Beatles menyanyikan "Roll over Beethoven" ketika manggung pertama kali di sejumlah klub di kota Liverpool.
Musik Rock dengan Beethoven
Walaupun Chuck Berry menyatakan Beethoven sudah ketinggalan jaman, lagunya itu menyebabkan kegemaran baru atas karya-karya Beethoven sejak akhir tahun 1960-an. Para musisi tiba-tiba menyibukkan diri dengan Beethoven yang dijuluki "uncool" itu, dan menemukan motif serta tema dalam karya Beethoven yang bisa dijadikan landasan bagi ciptaan baru mereka. Motonya tidak lagi "Rock bukan Beethoven", melainkan "Rock dengan Beethoven".
Tahun 1969 The Beatles juga mengambil inspirasi dari Beethoven, seperti diceritakan John Lennon ketika mengingat awal terciptanya lagu berjudul "Because" di tahun 1980. "Saya mendengarkan ketika Yoko memainkan karya Beethoven Mondscheinsonate (sonata terang bulan). Saya lalu bertanya, apa akordnya bisa dimainkan dengan urutan terbalik. Ia kemudian memainkannya, dan terciptalah ‘Because'," demikian cerita Lennon.
Beethoven dalam Versi Disco
Karya Beethoven lain yang juga banyak diadaptasi Simfoni no.5, yang juga dikenal dengan sebutan Schicksalssymphonie atau simfoni nasib, dengan melodi awalnya yang khas. Sebagai karya modern dalam jenis musik lain bahkan mendorong kesuksesan pemain piano jazz, Walter Murphy, untuk meraih posisi pertama pada tangga hits.
Tahun 1974 Murphy mendapat ide untuk mencampur melodi dari musik klasik itu dengan elemen khas musik disco. Ia menyebut versi baru itu "A Fifth of Beethoven," dan dilempar ke pasar tahun 1976. Karya itu menarik perhatian seorang produsen film. Ia bertanya kepada Murphy, apakah lagu disco itu boleh digunakan menjadi Soundtrack sebuah filmnya. Walter Murphy setuju dan meraup keuntungan besar. Filmnya berjudul Saturday Night Fever, dengan pemain utama John Travolta yang juga berdansa dengan alunan musik karya BeeGees. Soundtrack yang berasal dari karya Beethoven itu menjadi Soundtrack paling laku dalam sejarah.
Dari Billy Joel bagi Beethoven
Balada yang penuh perasaan dan lagu-lagu bergaya rock adalah ciri khas Billy Joel. Di Eropa ia awalnya beken tahun 1985 dengan album "An Innocent Man", yang merupakan penghargaan pribadi bagi musik-musik masa remajanya. Penghargaan yang bukan hanya untuk musik Rock 'n' Roll dari tahun 1950 dan 1960-an, melainkan juga bagi komponis kesayangannya, Ludwig van Beethoven. "Sebelum memainkan lagu-lagu saya, saya terlebih dahulu memainkan karya Beethoven," demikian dijelaskan Billy Joel.
"Saya ingin pada saat bersamaan jadi Beethoven dan The Beatles. Bukan karena ketenaran, melainkan karena kreativitas mereka. Beethoven sudah tenar 200 tahun, dan dengan mudah akan tetap tenar untuk 200 tahun mendatang. Dalam musik Beethoven orang merasakan pergumulan dalam dirinya sendiri. Itu yang saya suka padanya. Ciri-ciri manusia yang terlihat dari musiknya."