1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ponsel sebagai Sumber Informasi di Afrika

16 Oktober 2009

Tahun 1990, di Afrika baru ada 14.000 telepon genggam. Kini, jumlahnya mencapai 300 juta. Uniknya, telepon selular tak hanya digunakan sebagai sarana komunikasi.

https://p.dw.com/p/K7vU
Foto: picture-alliance/ ZB

Di Uganda misalnya, negara dengan jumlah pemilik telpon genggam sebanyak 7 juta warga. Berkat Institut AppLab, warga dapat menggunakan telpon genggamnya untuk mendapatkan berbagai informasi.

Dulu, ponsel hanya digunakan untuk mengirim SMS atau menelpon. Kini, aplikasi atau program khusus untuk telepon genggam mengubahnya menjadi sumber informasi. Eric Cantor sangat tertarik pada sisi tehnik untuk menggagas aplikasi baru. Eric dan sejumlah koleganya dari Yayasan Grameen bekerja sama dengan MTN, penyedia layanan ponsel terbesar di Uganda.

Dalam 18 bulan terakhir mereka melakukan riset mengenai kegunaan ponsel bagi perkembangan kawasan pelosok Uganda. Dengan bantuan dana dari Yayasan Bill dan Melinda Gates dan dukungan sejumlah NGO lokal, Yayasan Grameen mendirikan jaringan yang diberi nama Community Knowledge Workers.

Jaringan ini terdiri dari tokoh-tokoh masyarakat. Selama berbulan-bulan mereka mengikuti kursus dan pelatihan agar di masa depan mereka dapat memjadi sumber informasi dan pengetahuan bagi komunitasnya. Terutama bagi para petani dan peternak Uganda. Sarana komunikasi utama dalam jaringan ini adalah telepon genggam. Dengan ponsel, para pemilik informasi meneruskannya kepada petani. Di saat sama, mereka mengumpulkan data penduduk lokal, misalnya masalah apa saja yang dihadapi petani dalam proses pembudidayaan tanaman.

Fiona adalah satu dari tiga perempuan muda yang bekerja di Call-Center AppLab. Ia duduk di depan komputer dan mencari jawaban atas pertanyaan yang diajukan penelpon di internet. Teleponnya yang berwarna kuning mentereng berbunyi setiap lima menit. Fiona mengumpulkan dan menjawab pertanyaan yang diajukan anggota jaringan Community Knowledge Workers. Pertanyaan mereka beragam, mulai dari pertanyaan seputar pertanian, kesehatan, politik, sejarah dan bahkan olah raga.

CallCenter AppLab dibuka Maret 2009. Dalam tiga bulan pertama, para pekerja di sini menjawab 2.000 pertanyaan kata Jonathan Gosier. AppLab yang digagas Yayasan Grameen dan penyedia layanan ponsel MTN juga bekerja sama dengan Google, salah satu penyedia informasi terbesar di Internet. Akhir Juni lalu, Google meluncurkan sejumlah aplikasi baru di Uganda, misalnya, Google SMS. Idenya sangat mudah: pemilik ponsel yang punya pertanyaan seputar pertanian dan peternakan atau kesehatan hanya perlu mengirim pertanyaan tersebut lewat SMS ke nomer 6001.

Bagi warga Afrika yang tidak memiliki akses internet, mencari informasi lewat ponsel adalah alternatif yang menarik. Salah satu aplikasi yang banyak peminatnya adalah Google Trader - aplikasi yang berfungsi seperti pasar virtual bagi pembeli dan penjual yang berhubungan lewat pesan singkat SMS. Salah satu masalah terbesar yang dihadapi petani kecil adalah akses pada pasar. Kalau mereka tidak mengetahui harga pasar dari produk yang akan mereka jual, mereka mudah ditipu. Google dan para mitranya berharap, layanan Google Trader membantu petani miskin di pelosok Uganda.

Barbara Gruber/Faridah Bongoley/Ziphora Robina
Editor: Yuniman Farid