1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Hewan Malam yang Rentan Cahaya

Aditi Rajagopal
20 Juni 2021

Ilmuwan Belanda pelajari efek buruk polusi cahaya terhadap kelelawar. Sedangkan petani buah berikan perlindungan karena kelelawar membantu perangi serangga.

https://p.dw.com/p/3tnGr
Gambar menunjukkan kelelawar jenis Fransenfledermaus
Foto: Bruce Coleman/Photoshot/picture alliance

Jauh dari cahaya benderang kota Amsterdam, Dr. Kamiel Spoelstra berusaha menemukan mahluk hidup yang aktif di kegelapan malam.

Ahliekologiitu berusaha memahami, bagaimana cahaya memengaruhi kelelawar. Sejauh ini, timnya sudah menemukan 19 spesies kelelawar. Setiap spesies memberikan reaksi berbeda terhadap cahaya.

"Kelelawar memberikan reaksi ekstrem terhadap cahaya, terutama karena takut pada predator. Jadi, jika kelelawar terbang lambat, berarti hewan itu lebih suka tidak menampakkan diri dalam cahaya, karena risikonya tinggi. Tapi jika kelelawar terbang sangat cepat dan sangat tangkas, hewan tidak ketakutan.”

Jadi manusia mengambil habitat kelelawar yang terbang lambat, dan memberikannya kepada spesies yang jumlahnya banyak. Sehingga dari segi keanekaragaman hayati, jumlahnya jadi berkurang. Demikin dijelaskan Spoelstra.

Penerbang Malam Yang Mengusir Hama

Cahaya biru ganggu kelelawar

Hewan yang aktif di malam hari ini sensitif terhadap spektrum cahaya biru, karena mereka menggunakan cahaya bulan untuk bernavigasi. Semakin terang cahaya biru, semakin mereka terganggu.

Untuk menguji bagaimana setiap spesies bereaksi terhadap bagian lain spektrum warna, peneliti menempatkan sekitar 200 lampu di seluruh negeri, yang memancarkan beragam warna.

Dr. Kamiel Spoelstra, menjelaskan, "Jika kita memadukan spektrum biru dengan sedikit warna merah, seperti bisa dilihat di sini, mungkin itu bisa tidak terlalu mengganggu hewan malam. Ini mungkin tidak terlalu intensif bagi mereka. Dan itulah hasil pengamatan kami selama ini."

Di seluruh dunia, intensitas dan kecemerlangan cahaya meningkat 2% per tahun. Karena itu, malam jadi semakin terang. Sejumlah studi menunjukkan, polusi cahaya mengganggu siklus alamiah dan kesehatan mentalpada manusia.

Asosiasi langit gelap internasional juga sudah menyerukan, agar cahaya yang terpancar ke luar rumah dikurangi. Karena Bumi semakin terang, perbatasan negara bisa terlihat jelas dari angkasa.

Belanda sekarang berada di garis terdepan perang terhadap polusi cahaya di Eropa. Di sejumlah distrik di Belanda, sebagian jalan bebas hambatan sudah tidak lagi diterangi lampu.

Penerangan tepat yang tidak ancam kelelawar

Maurice Donners adalah seorang peneliti pada Signify, sebuah perusahaan yang mendesain lampu ramah kelelawar. Ia menjelaskan, menempatkan penerangan yang benar, lebih dari sekadar memasang lampu bercahaya terang.

"Kita memang perlu cahaya,” kata Donners, "tapi harus menggunakannya dengan cara yang berkelanjutan. Yaitu lewat efisiensi energi, solusi tipe 'cradle-to-cradle', dan memperhatikan efek cahaya. Jadi kita ingin efek optimal bagi seluruh ekosistem, bukan hanya bagi manusia."

Sejumlah distrik di Belanda bahkan sudah jadi lebih gelap, karena inisiatif semacam itu. Citra dari satelit menunjukkan, inisiatif itu memberikan kembali langit malam yang gelap kepada penduduk lokal, dan terlebih lagi, bagi hewan malam di kawasan itu, yang sangat membutuhkan kegelapan malam bagi hidup mereka. (ml/yp)