1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KesehatanGlobal

Polusi Air dan Tanah Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

1 Oktober 2024

Pakar memperingatkan hubungan kuat antara polusi tanah dan air dengan penyakit gangguan perdedaran darah dan jantung. Di Indonesia, lebih 230 ribu orang meninggal setiap tahun karena polusi.

https://p.dw.com/p/4lHE4
Foto ilustrasi polusi di Jakarta
Foto ilustrasi polusi di JakartaFoto: Bay Ismoyo/AFP/Getty Images

Sebuah tim peneliti internasional memperingatkan tentang hubungan kuat antara polusi tanah dan air dan penyakit kardiovaskular. Pestisida, logam berat, mikroplastik dan nanoplastik di dalam tanah serta bahan kimia berbahaya bagi lingkungan dapat berdampak negatif pada sistem kardiovaskular, demikian rangkuman hasil penelitian yang diterbitkan di jurnal ilmiah Nature Review Cardiology.

Peneliti yang dipimpin oleh Prof.Dr. Thomas Münzel dari Mainz University Medical Center dalam publikasinya merangkum hasil penelitian terkini, yang menunjukkan bahwa polutan kimia di lingkungan menimbulkan risiko signifikan terhadap kesehatan manusia. Tingginya jumlah kematian di wilayah tertentu di dunia sangatlah mengkhawatirkan.

Artikel tersebut menyoroti data, sekitar 9 juta orang di seluruh dunia meninggal secara prematur setiap tahunnya akibat pencemaran lingkungan, dan sekitar 5,5 juta di antaranya meninggal karena penyakit kardiovaskular. Angka ini sangat mengkhawatirkan terutama di negara-negara dengan tingkat polusi yang tinggi. Di India, lebih dari 2,3 juta orang meninggal setiap tahun akibat polutan kimia, di Cina angkanya hampir 1,9 juta. Negara lain dengan angka kematian tinggi adalah Nigeria (279.000 kematian per tahun) dan Indonesia (233.000 kematian per tahun).

Polutan seperti logam berat, pestisida, dioksin, serta mikro dan nanoplastik memasuki tanah dan saluran air melalui limbah industri, pertanian, dan limbah perkotaan. Kontaminan ini tidak hanya menimbulkan masalah kesehatan, namun juga mempengaruhi produksi pangan dan mengancam pasokan air minum.

Aktivis Muda di Jakarta, Trash Heroes, Atasi Masalah Sampah

Logam berat dan mikroplastik jadi ancaman tersembunyi

Polutan yang sangat mengancam adalah timbal, yang menyumbang hampir 50% dari seluruh masalah kesehatan yang disebabkan oleh polutan kimia. Paparan timbal saja mengakibatkan hilangnya 21,7 juta tahun kehidupan karena kecacatan dan kematian pada tahun 2019, kata para ahli. Kadmium dan merkuri juga sangat berbahaya bagi kesehatan. Mereka menyebabkan kerusakan oksidatif pada sel, menyebabkan tekanan darah tinggi, aterosklerosis, dan serangan jantung.

Mikro dan nanoplastik, yang semakin banyak ditemukan di laut, sungai, dan tanah, masuk ke tubuh manusia melalui rantai makanan. Partikel-partikel ini menyebabkan kerusakan sel, peradangan dan aritmia jantung, sehingga meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Masyarakat yang berada di wilayah pesisir dan negara-negara dengan ketergantungan tinggi pada penangkapan ikan adalah kelompok yang paling terkena dampaknya.

Potensi bahaya yang ditimbulkan oleh debu udara yang terkontaminasi juga menjadi semakin gawat. Sekitar 770.000 kematian kardiovaskular per tahun disebabkan oleh polusi debu. Pemanasan global akan semakin memperburuk situasi ini.

Rami: Serap CO2 dan Alternatif Alamiah bagi Plastik

Negara-negara sedang berkembang paling terkena dampak

Studi tersebut menunjukkan, dampak polusi terhadap kesehatan dirasakan di seluruh dunia dan menyebabkan angka kematian yang tinggi, terutama di negara-negara berkembang. Lebih dari 90% kematian akibat pencemaran lingkungan terjadi di negara-negara berkembang. Hal ini terutama berdampak pada wilayah dengan aktivitas industri yang intensif, penggunaan pestisida dalam pertanian yang tidak terkendali, dan pembuangan limbah yang tidak tepat. Negara-negara ini sangat menderita akibat polusi karena mereka sering tidak menerapkan langkah-langkah pengendalian polusi yang memadai.

Para peneliti mendesak langkah-langkah global untuk mengurangi polusi kimia di lingkungan. "Kesehatan kita berhubungan langsung dengan kesehatan lingkungan kita,” tegas Prof. Münzel. "Mengatasi polusi tanah dan air sangat penting untuk meredam peningkatan jumlah penyakit kardiovaskular. Oleh karena itu, tujuan penting dari artikel tinjauan ini adalah untuk mendorong para ahli jantung mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi risiko pasien mereka. Studi ini menunjukkan bahwa strategi lingkungan yang berkelanjutan diperlukan untuk mengatasi krisis kesehatan global ini", paparnya.

Tinjauan tersebut disiapkan oleh tim peneliti internasional, termasuk para ahli di bidang kardiologi, kimia lingkungan, dan epidemiologi. Penelitian ini merangkum bukti terbaru mengenai dampak pencemaran lingkungan terhadap kesehatan masyarakat dan menunjukkan bahwa polusi tidak hanya menimbulkan ancaman ekologis, melainkan juga ancaman kesehatan yang signifikan.

hp/as (KNA, idw-online.de)