1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Politik Iklim dan KTT Pangan Tanpa Terobosan Baru

DK/AS/dpa17 November 2009

Harapan yang semakin suram terhadap pertemuan puncak di Kopenhagen Desember mendatang dan tidak adanya kesepakatan yang mengikat dalam KTT Pangan PBB di Roma

https://p.dw.com/p/KZEo
Presseschau

Harian Italia La Repubblica melihat adanya kondisi yang paralel antara gagalnya terobosan baru dalam politik iklim dengan tidak tercapainya kesepakatan mengikat dalam KTT Pangan

"Menjalankan pemerintahan di dunia belum pernah sesulit ini. Orang tergantung pada sebuah sistem dimana semuanya saling terkait. Dan dimana penyandang harapan Barack Obama terpaksa melihat kekecewaan semua orang yang pada awalnya mengharapkan adanya perubahan mendasar secepatnya. Saat ini, seperti yang dikhawatirkan, organisasi PBB untuk Pangan dan Pertanian FAO sendiri saja tidak mampu, tidak pula Obama dan tidak pula kata-kata dari Paus Benediktus ke-16. Jika menyangkut masalah pangan, tampaknya lebih baik untuk mengandalkan para petani dan tanah pertaniannya. Juga meskipun beberapa dari mereka yang berasal dari selatan Italia pada KTT Pangan di Roma mengatakan kenyataan yang mengerikan: Kami para petani sedang berubah menjadi pengemis, karena kami sendiripun tidak mampu lagi membeli roti yang kami produksi."

Sementara harian Spanyol El Pais mengomentari sikap Amerika Serikat dalam upaya mengatasi perubahan iklim

"Amerika Serikat dan Cina menyerah lebih dini dalam perang mengatasi perubahan iklim. Kedua negara sepakat menunda pencapaian sasaran yang ditargetkan sampai waktu berikutnya. Jauh sebelum Presiden Barack Obama bertemu dengan kepala negara dan ketua Partai Komunis Cina Hu Jintao di Beijing, Amerika Serikat dan Cina sudah mengisyaratkan kepada dunia, bahwa dalam pertemuan puncak iklim di Kopenhagen tidak akan tercapai perjanjian yang mengikat. Ini adalah kabar buruk. Karena dalam tahun-tahun mendatang perubahan iklim akan menyebabkan kelaparan di berbagai kawasan dunia. Amerika Serikat dan Cina adalah negara-negara yang memproduksi pencemaran terbesar di dunia. Kini semakin meningkat bahaya bahwa perundingan akan menemui jalan buntu untuk waktu lama."

Menanggapi harapan terhadap pertemuan puncak iklim yang akan digelar di Kopenhagen, harian Norwegia Aftenposten menulis

"Harapan terhadap pertemuan puncak iklim dari pekan ke pekan terus merosot. Tampaknya semakin jelas, bahwa perundingan di Kopenhagen tidak akan mencapai kesepakatan yang mengikat. Itu mengecewakan, tapi di lain pihak juga merupakan penjelasan. Masalah utama politik iklim terletak pada hal-hal yang diputuskan saat ini, hasilnya baru dapat dirasakan jika tokoh-tokoh politik saat ini dan para pemilihnya tidak ada lagi. Juga tidak ada lobi berdana besar yang dapat melakukan tekanan untuk pola pemikiran yang jauh ke masa depan ini. Oleh sebab itu adalah ilusi, jika saat ini mengharapkan keajaiban politik iklim dari Amerika Serikat. Harapan untuk perlindungan iklim tetap hidup, tapi perjuangan untuk mencapai hasilnya butuh waktu lebih lama dan lebih sulit dari yang diperkirakan."