1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

180209 Madrid Verhaftungsquote

19 Februari 2009

Polisi Madrid harus memenuhi target penangkapan imigran tak berdokumen. Berikut laporan mengenai perburuan terhadap pendatang ilegal dan tanggapan para imigran di Madrid.

https://p.dw.com/p/Gwux
Seorang petugas memantau wilayah perbatasan Spanyol ke Maroko melalui monitorFoto: Steffen Leidel

Pemeriksaan kartu identitas tengah berlangsung persis di depan kantor Perhimpunan Pendatang Maroko Ibn Batuta di Lavapiés, kawasan multi budaya di Madrid. Dua polisi ingin melihat ijin tinggal seorang warga Maroko yang sedang menunggu kursus bahasa dimulai. Pria itu beruntung, dokumennya lengkap.

Samira Oukhiar, pemimpin perhimpunan Ibn Batuta keluar untuk melihat apa yang terjadi.

"Ini belum pernah terjadi. Betul-betul keterlaluan. Pemeriksaan memang makin sering dilakukan, terutama di sini, di jalan, lapangan, semua sudut, tapi belum pernah di depan kantor kami. Terlalu banyak kontrol, betul-betul perburuan!", kata Oukhiar.

Spanyol memiliki aturan tegas menyangkut orang asing. Barang siapa tinggal secara gelap di Spanyol, harus siap dideportasi jika ketahuan. Tetapi negara itu juga menjamin hak-hak mereka yang tak punya dokumen.

Mereka boleh memeriksakan diri ke dokter, anak-anak mereka boleh bersekolah, sejauh ini tanpa dikontrol surat-suratnya. Hak-hak ini kini terancam, kata Oukhiar.

"Orang-orang tidak lagi merasa aman. Pemeriksaan bahkan dilakukan di depan sekolah. Orang asing tanpa ijin tinggal resmi juga berhak bersekolah, tanpa pemeriksaan polisi. Kontrol semacam ini di luar hukum!", tandas Oukhiar.

Tak jauh dari sana, Mustafa Kadouri duduk di kursi taman. Surat-suratnya juga lengkap. Ia mengkritisi banyaknya pemeriksaan.

Kadouri mengatakan, "Begitulah yang terjadi di Lavapiés. Setiap hari ada pemeriksaan. Sekarang krisis ekonomi, banyak orang menganggur, kami tidak tahu bagaimana harus membayar sewa rumah. Seakrang ditambah persoalan dengan polisi."

Kegelisahan juga terasa di kedai-kedai kopi di Lavapiés. Para pengunjung mendiskusikan taktik baru polisi. Toh kebanyakan berpendapat, beberapa kriminal Maroko punya andil dalam persoalan ini.

Seorang pengunjung pria mengatakan, "Orang-orang yang di sini kerjanya cuma mencuri, itu yang harus dikirim pulang, bukan mereka yang mau berintegrasi. Di antara kami, para pendatang Maroko, juga ada masalah dengan para kriminal. Saya tidak keberatan kalau petugas menanyakan surat-surat saya. Itu wajar. Tapi betul perlakuan itu diskriminatif. Mengapa sekarang banyak orang Maroko yang dikejar?"

Karena biaya untuk memulangkan orang Maroko ke negara asalnya lebih murah, cukup dengan mobil. Sementara orang Bolivia misalnya, harus diterbangkan dengan pesawat, kata Alfredo Perdiguero. Ia juru bicara Serikat Pekerja Kepolisian, yang pekan ini mengeluarkan instruksi dari Kepala Polisi Madrid.

Instruksi itu menetapkan berapa banyak imigran tak berdokumen yang harus ditangkap setiap pekannya, di setiap wilayah kota. Tidak semua petugas menyetujui perintah itu. Tapi barang siapa tidak mematuhi, terancam dimutasi, kata Alfredo Perdiguero.

"Tujuannya menurunkan tingkat kriminalitas. Tapi saya yakin, 99% orang yang ditangkap belum pernah dihukum. Jadi tidak akan ada satupun kriminal yang ditangkap, angka statistik kejahatan tidak berubah. Tapi kami akan menangkap orang-orang yang berangkat kerja, atau ibu rumah tangga yang belanja makan siang untuk keluarganya. Lebih dari itu, tidak", kata Perdiguero. (rp)