1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Polisi Razia Kantor NPD Berlin

23 September 2009

Pihak kepolisian Berlin merazia kantor partai ekstrem kanan NPD, dalam rangka penyelidikan kasus pengiriman email hasutan oleh ketua NPD Berlin Jörg Hähnel kepada politisi keturunan migran.

https://p.dw.com/p/Jo2Z
Bendera NPD di kantornya di BerlinFoto: AP

Menurut harian Tagesspiegel, polisi telah menyita tiga perangkat komputer dan tiga USB stick dalam penggerebegan di Berlin ini. Selain itu, polisi juga menemukan surat asli bernada serangan yang dikirimkan kepada sekitar 30 kandidat parlemen dan pejabat lokal. Hähnel berada di kantornya ketika razia dilakukan. Walau ia tidak memberikan komentar, tapi ia mengaku bertanggung jawab atas surat tersebut.

Dalam surat tersebut selain berisi tuntutan agar warga dari keluarga migran untuk pulang ke negara asalnya, juga tertulis rencana lima butir, yang menyebutkan, keluarga migran akan diusir dari Jerman secara bertahap. Surat ini telah menimbulkan kemarahan di seluruh negara Jerman.

Insiden terbaru NPD yang agresif ini, menyebabkan walikota Berlin Klaus Wowereit dari Partai Sosial Demokrat SPD, kembali mengeluarkan tuntutan untuk melarang partai ekstrem kanan ini. "Ini sekali lagi menunjukkan bahwa partai ini, yang sayangnya tidak dilarang, berani melakukan sesuatu yang membahayakan demokrasi kita. Sudah waktunya NPD dilarang keberadaannya,“ dikatakan Wowereit kepada Tagesspiegel.

Wowereit menyerukan kepada Uni Demokrat Kristen CDU, yang merupakan mitra koalisi SPD dalam pemerintahan, untuk berpikir ulang mengenai kebijakan yang berhubungan dengan NPD dan bersama dengan SPD untuk mengeluarkan larangan bagi NPD. Tapi kemauan politik untuk memberlakukan larangan terhadap NPD selalu terbentur karena kekhawatiran, bahwa larangan ini akan membuat organisasi ektrem kanan lebih sulit untuk diawasi.

Jika Hähnel, seorang pencipta lagu berusia 34 tahun, terbukti telah menyebarkan hasutan melalui suratnya tersebut, ia bisa menghadapi hukuman berat. Sebelumnya ia juga dinyatakan bersalah atas dua tuduhan yang sama pada tahun 2007 dan 2008, ketika ia berkata bahwa ia menyetujui pembunuhan terhadap para pemimpin komunis Rosa Luxemburg dan Karl Liebknecht pada 1919, dan membuat komentar anti-imigrasi.

yf/zer/dpa/afpd