1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikPalestina

Israel dan Palestina Kembali Bentrok di al-Aqsa

22 April 2022

Pasukan anti huru-hara Israel memasuki area Masjid al-Aqsa untuk mengusir demonstran Palestina bersenjatakan batu. Ketegangan di Yerusalem enggan mereda kendati Israel berjanji tidak akan mengusik status Haram al-Sharif.

https://p.dw.com/p/4AHFK
Kepolisian Israel di gerbang Masjid al-Aqsa, 15 April 2022
Kepolisian Israel di gerbang Masjid al-Aqsa, 15 April 2022Foto: Ahmad Gharabli/AFP/Getty Images

Aparat kepolisian Israel kembali terlibat bentrok dengan demonstran Palestina di Haram al-Sharif, hanya beberapa jam sebelum ibadah sholat Jumat (22/4) di Masjid al-Aqsa, Yerusalem, yang pada Bulan Ramadan biasanya dihadiri puluhan ribu umat muslim.

Pemuda Palestina dilaporkan melawan dengan melemparkan batu dan petasan dari balik gerbang masjid. Menurut kesaksian dua warga kepada AFP, pasukan anti huru-hara lalu merangsek masuk dengan mengenakan seragam lengkap, sembari menembaki demonstran dengan peluru karet dan granat kejut.

Demonstran sempat mengabaikan seruan damai jemaah lansia yang melakukan iktikaf di al-Aqsa. Mereka sebelumnya meminta agar para pemuda berhenti melemparkan batu. 

Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan setidaknya 27 demonstran mengalami luka-luka, dua di antaranya cedera serius. Sejauh ini belum ada pernyataan resmi dari Israel yang masih berada dalam liburan Paskah sepanjang pekan.

Rudal anti serangan udara Israel menangkal roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza, Kamis (21/4).
Rudal anti serangan udara Israel menangkal roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza, Kamis (21/4).Foto: Amir Cohen/REUTERS

Insiden teranyar merupakan bentrokan yang kesekian antara kepolisian Israel dan pemuda Palestina. Eskalasi kekerasan di Yerusalem, yang dibarengi aksi penggerebekan polisi di Tepi Barat Yordan, meluapkan konflik hingga ke Jalur Gaza

Sejauh ini sudah tiga roket yang ditembakkan dari Gaza ke arah Israel, yang dibalas dengan serangan udara terhadap fasilitas milik Hamas atau Islamic Jihad.

Status quo dalam ancaman?

Masjid al-Aqsa yang merupakan kiblat kedua umat muslim, dibangun di atas Bukit Bait Suci, situs paling sakral bagi agama Yahudi. Kerumitan sejarah inilah yang menempatkan bukit tersebut di jantung pertikaian kedua umat beragama.  

Kekerasan sempat meletup tahun lalu, ketika eskalasi di Yerusalem meluap menjadi perang 11 hari antara Hamas dan Israel di Jalur Gaza. Situasi serupa kembali terulang tahun ini, ketika umat muslim dan Yahudi terpanggil untuk berziarah seiring Bulan Ramadan dan Hari Raya Paskah yang datang bersamaan.

Kehadiran aparat bersenjata Israel yang mengiringi peziarah Yahudi di Haram al-Sharif memicu kekhawatiran di kalangan Palestina ihwal status quo, yang menempatkan situs suci itu di bawah administrasi umat muslim.

Aktivis ultranasionalis Yahudi di Israel berdemonstrasi menentang Palestina di Yerusalem, Rabu (20/4).
Aktivis ultranasionalis Yahudi di Israel berdemonstrasi menentang Palestina di Yerusalem, Rabu (20/4).Foto: Ariel Schalit/AP/picture alliance

Israel sudah kembali menegaskan tidak akan mengubah status Haram al-Sharif. Sebelumnya pemerintah di Yerusalem dituduh ingin membelah kompleks itu menjadi dua untuk memfasilitasi pembangunan sinagoga.

"Israel mempertahankan status quo, yang mencakup kebebasan beribadah bagi muslim dan hak berziarah bagi non-muslim. Polisi tetap menegakkan larangan berdoa bagi umat Yahudi,” kata Lior Haiat, juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel.

"Sejak beberapa tahun terakhir, Israel melarang warga Yahudi mengunjungi Bukit Bait Suci pada 10 hari terakhir Bulan Ramadan untuk menghindari gesekan,” ujarnya.

Kendati demikian, Yordania menuduh Israel telah melanggar kesepakatan tersebut karena mengizinkan semakin banyak warga Yahudi untuk berziarah di bawah pengamanan polisi bersenjata lengkap.

rzn/as (afp,dpa)