1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Polisi Bubarkan Kongres Salafi

20 Mei 2013

Polisi Tunisia bentrok dengan kelompok Salafis Ansar al-Sharia yang menyerukan kepada para pendukungnya untuk berkumpul menggelar kongres tahunan. Pertemuan yang dinyatakan terlarang oleh pemerintah.

https://p.dw.com/p/18azJ
Foto: picture alliance/AP Photo

Ratusan kaum Salafi membangun barikade di jalan-jalan Ettadhamen, sebuah kota tetangga miskin di sudut barat ibukota Tunis sejak hari Minggu (19/5). Kerumunan demonstran itu melemparkan batu ke arah polisi, yang balas menembakkan gas air mata ke arah mereka.

Seorang demonstran tewas dalam bentrokan, demikian menurut kantor berita milik pemerintah Tunisia. Sementara AFP melaporkan bahwa 11 polisi dan tiga demonstran terluka.

Pekan lalu, bentrokan antara kelompok Salafi  dengan pasukan keamanan Tunisia terjadi di wilayah yang sama, saat polisi berusaha menghentikan kelompok ekstrimis itu mendirikan tenda-tenda yang dipakai untuk berdakwah dan menyebarkan gagasan mereka.

Bentrokan kekerasan juga terjadi di Kairouan, kota agama yang bersejarah di selatan Tunis, lokasi di mana kongres tahunan akan digelar sebelum dilarang aparat keamanan. Polisi mengerahkan kekuatan besar untuk mencegah kelompok Salafi yang memprotes larangan tersebut.


Salafi Manfaatkan Facebook

Kelompok Islamis garis keras itu menggunakan akun resmi mereka di Facebook untuk menyerukan para anggotanya agar turun ke jalanan di Ettadhamen, yang merupakan daerah basis kekuatan kelompok Salafi. Pengumuman itu muncul setelah pasukan keamanan mendirikan pos pemeriksaan di dan sekitar Kairouan untuk mencegah agar kongres itu tidak dilaksanakan.

Juru bicara kelompok Ansar al-Sharia, Seifeddine Rais pekan lalu mengatakan bahwa mereka berharap lebih dari 40 ribu orang akan menghadiri kongres tahunan kali ini. Rais kemudian ditangkap pada hari Minggu sore, atas tuduhan apa yang digambarkan polisi sebagai “provokasi.“

Kelompok Salafi ini mengkampanyekan gagasan Sunni ultra konservatif, dan Ansar al-Sharia dikenal tidak mengakui pemerintahan Tunisia yang sah.

Dekat dengan Kekerasan

Pemimpin Ansar al-Shariah, Seifallah Ben Hassine telah dinyatakan buron karena dugaan keterlibatan dalam serangan atas kedutaan besar Amerika September tahun lalu dan para pendukungya dituduh telah menyerang galeri seni, kantor polisi dan gedung-gedung bioskop.

Respon keras yang dilancarkan aparat keamanan adalah sesuatu yang tidak pernah terjadi sejak jatuhnya Presiden Zine El-Abidine Ben Ali, yang dikenal memimpin dengan tangan besi dan menggunakan polisi untuk merepresi rakyatnya. Kelompok oposisi Tunisia mengecam bahwa pemerintah, yang dipimpin kelompok Islamis moderat di partai Ennahda, terlalu lembek dalam menghadapi serangan kelompok muslim ultra konservatif.

ab/as (afp/ap/dpa)