1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Russland Polen

6 Desember 2010

Polandia dan Rusia ingin menormalkan kembali hubungan bilateral. Ini merupakan hasil terpenting pertemuan presiden kedua negara antara Bronislav Komorovski dan Dmitry Medvedev.

https://p.dw.com/p/QR6J
Presiden Polandia Bronislaw Komorowski (belakang kanan) dan Presiden Rusia Dmitry Medvedev (belakang kiri) di Warsawa, menyaksikan penandatanganan perjanjian kerja sama ekonomi, Senin (06/12).
Presiden Polandia Bronislaw Komorowski (belakang kanan) dan Presiden Rusia Dmitry Medvedev (belakang kiri) di Warsawa, menyaksikan penandatanganan perjanjian kerja sama ekonomi, Senin (06/12).Foto: picture alliance / dpa

Kekecewaan dan duka masih menyelimuti sebagian warga Polandia. Hal tersebut ditunjukkan dalam aksi demonstrasi yang digelar di depan istana kepresidenan di Warsawa. Kurang lebih 40 orang hadir dalam aksi unjuk rasa yang digelar, menuntut diungkapkannya kematian Presiden Lech Kaczynski dan 95 orang lainnya. April 2010 Presiden Polandia Kaczynski dan penumpang sepesawatnya tewas dalam kecelakaan di Smolensk. Terdapat kecurigaan bahwa pemerintah di Kremlin bertanggung jawab dalam kecelakaan tersebut.

Presiden Rusia Dmitry Medvedev menegaskan, bahwa dia dan warganya juga ingin agar penyebab kecelakaan itu diungkap setuntasnya. Medvedev mengutarakan bahwa kecelakaan tersebut merupakan bagian terkelam sejarah Polandia dan juga Rusia. Pemerintah Rusia akan melakukan segala cara agar penyelidikannya dikerjakan secara obyektif dan memaparkan hasilnya secara terbuka. Medvedev juga menekankan bahwa bukanlah kecepatan penyelidikan yang ingin dicapai, tapi bagaimana tugas itu dikerjakan secara profesional. Selain itu Medvedev juga menegaskan bahwa kerja sama kedua negara dalam mengungkap penyebab kecelakaan itu berlangsung dengan baik.

Ajakan Berdialog dan Bekerja Sama Lebih Erat

Dmitry Medvedev and Bronislaw Komorowski
Foto: picture alliance / dpa

Medvedev merupakan presiden Rusia pertama sejak lebih dari delapan tahun terakhir yang berkunjung ke Polandia. Dengan tangan terbuka, ia bertemu dengan rekan sejabatnya Bronislav Komorovski. Komorovski juga menerima ajakan berdialog dan bekerja sama lebih baik. Ia menjelaskan bahwa krisis antara Polandia dan Rusia sudah berakhir. Katanya lebih lanjut, “Sekarang saya ingin menyambut Tuan Presiden dan mengucapkan selamat datang.“

Medvedev menyatakan bahwa kunjungannya merupakan dinamika baru yang membawa pada hubungan bilateral. Seperti yang diperkirakan, tidak hanya Medvedev memberikan pernyataan mengenai kecelakaan di Smolensk, tapi juga menjanjikan penyerahan arsip pembantaian Katyn. Pada tahun 1940, pasukan Uni Soviet membunuh lebih dari 20.000 serdadu dan warga sipil Polandia. Selama ini pemerintah di Moskow menyangkal peristiwa berdarah yang terjadi di wilayah dekat Rusia barat itu. Terakhir, parlemen Duma di Moskow menyatakan bahwa pembantaian di Katyn sebagai kejahatan rezim Stalin. Medvedev menjelaskan bahwa penyelidikannya sedang dilakukan, termasuk memberikan semua arsip kepada Polandia.

Masalah Kebijakan Keamanan Jadi Agenda Pembicaraan

Banyak proyek kerjasama bilateral yang menjadi agenda pembicaraan pertemuan presiden Rusia dan Polandia, termasuk proyek pertukaran pelajar. Kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan juga akan diperdalam. Dikatakan Medvedev, perusahaan Rusia siap menanam modal di Polandia. Medvedev juga menyebutkan, sejumlah perusahaan menunjukkan minat berinvestasi di perusahaan energi Polandia Lotos.

Presiden Dmitry Medvedev dan Presiden Bronislav Komorovski juga membicarakan masalah kebijakan keamanan. Sistem pertahanan anti rudal gagasan Amerika Serikat yang akan dibangun di Polandia membebani hubungannya dengan Rusia. Rencana pembangunannya sudah lama dirundingkan. Dengan begitu, berkembang pula peluang bekerja sama antara NATO, Eropa dan Rusia, demikian dikatakan Komorovski. Lebih lanjut Komorovski mengatakan bahwa, semua pihak berusaha mencari kesempatan untuk melindungi tidak hanya angkasa wilayah NATO dan Rusia dari kemungkinan ancaman, serta terdapat peluang untuk membangun dua sistem yang mendukung satu sama lain, sistem Rusia dan NATO.

Ludger Kazmierczak/Luky Setyarini

Editor: Christa Saloh