1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

PM Turki Tawarkan 'Jalan Keluar' Bagi Gaddafi

11 Juni 2011

Pemerintah Turki mengatakan telah menawarkan jaminan bagi Muammar Gaddafi untuk keluar dengan aman dari Libya. Namun, hingga kini belum ada jawaban atas usulan tersebut.

https://p.dw.com/p/11Yj0
PM Turki Recep Tayyip ErdoganFoto: dapd

Serangan terbaru NATO menimbulkan asap tebal di Tripoli Jumat lalu (10/6), dimana Muammar Gaddafi memiliki tempat tinggal. Tetapi Menteri Pertahanan Amerika Serikat Robert Gates memperingatkan, bahwa perang udara bisa dalam bahaya karena kurangnya sarana militer. Kementrian pertahanan Inggris mengatakan, pasukannya menghancurkan empat tank yang tersembunyi dekat kota Al-Aziziyah barat daya dari Tripoli. Serangan internasional tersebut belum mampu menggoyahkan atau memaksa Gaddafi untuk mengundurkan diri. Kelompok pemberontak telah berusaha menggulingkannya sejak Februari lalu, menyusul protes pro reformasi berdarah.

Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, pemerintahnya menawarkan Gaddafi jaminan keluar dari Libya. Kepada stasiun televisi NTV, Erdogan juga mengatakan, Gaddafi tidak punya pilihan selain meninggalkan Libya dengan jaminan yang diberikan kepadanya. "Kami menawarkan bantuan untuk membawanya kemana pun ia mau. Bergantung pada jawaban yang akan kami peroleh, masalah ini akan kami diskusikan dengan sekutu NATO. Tetapi sayangnya, hingga kini belum ada jawaban yang kami terima", demikian Erdogan.

Tawaran Turki datang sehari setelah pertempuran berat di dekat kota pelabuhan Misrata, yakni markas utama kelompok pemberontak di barat Libya. Pasukan Gaddafi melakukan serangan ke wilayah Dafnia dekat Misrata dengan roket, senjata berat dan tank. Seorang pemberontak mengatakan, 20 orang baik sipil maupun pemberontak tewas dan lebih dari 80 orang mengalami luka-luka. Namun, pasukan Gaddafi juga menderita akibat serangan tersebut. Di Tripoli, warga melaporkan serangkaian ledakan yang terjadi Jumat lalu (10/6). Dalam beberapa hari terakhir, ibukota Libya ini menjadi subyek serangan udara NATO yang paling parah sejak operasi militer internasional dilancarkan 19 Mei lalu.

Sementara itu, anak perempuan Gaddafi mengajukan tuntutan kejahatan perang yang kedua terhadap NATO dan Perancis di Paris Jumat lalu (10/6), karena serangan udara yang menewaskan anggota keluarganya termasuk tiga bayi. Ia menuduh menteri pertahanan Perancis Gerard Longuet dan presiden Nicolas Sarkozy melakukan 'kejahatan perang' dan 'pembunuhan'. Demikian menurut pengacara Gaddafi Isabelle Coutant-Peyre. Aisha Gaddafi mengajukan tuntutan yang mirip di Brussel Selasa pekan lalu (30/4) atas serangan 30 April di Tripoli yang menurut pejabat pemerintah Libya menewaskan putera termuda Gaddafi dan tiga orang cucunya.

Pertempuran di Libya menyebabkan gelombang pengungsi dari Libya terus bertambah. Tiga kapal membawa 667 orang dari negara itu. Diantaranya terdapat banyak perempuan dan anak-anak. Mereka tiba di pulau Lampedusa Italia hari Sabtu (11/6) dan lebih banyak kapal yang akan datang lagi. Ini berdasarkan juru bicara penjaga perbatasan Italia Davide Miserendino. Tahun ini Lampedusa telah menampung ribuan migran dan pengungsi yang sebagian besar berasal dari Tunisia dan Libya. Kebanyakan pendatang dari Libya adalah pekerja migran dari Afrika Sub-Sahara.

Vidi Legowo-Zipperer / afp / dpa

Editor : Andriani Nangoy