PM Thailand: Teroris Manfaatkan Demonstran
12 April 2010Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva, dalam pernyataannya di televisi nasional Thailand, mengatakan dari keseluruhan gambaran yang diperoleh, pemerintah menengarai para teroris memanfaatkan pengunjuk rasa pro-demokrasi, untuk menimbulkan huru-hara, yang diharapkan dapat membuat perubahan total di negeri itu. Oleh karenanya, pemerintah kini harus membedakan antara orang yang tidak bersalah dengan kaum teroris tersebut.
Arak-arakan Berkabung Menghormati Korban Tewas
Di pihak lain, Senin ini, kelompok „Baju Merah“ mengarak jenazah korban tewas dan peti-peti mati kosong di jalan-jalan ibukota Thailand, Bangkok. Mereka memperingatkan waktu untuk negosiasi telah habis, setelah insiden bentrokan berdarah Sabtu lalu, yang merupakan kerusuhan paling parah dalam delapan belas tahun terakhir. Seorang ibu yang anaknya tewas salam insiden itu mengungkapkan: "Saya sangat sedih, tapi putra saya adalah pahlawan.“
Para demonstran bersumpah untuk menggulingkan pemerintahan yang dipimpin PM Abhisit Vejjajiva, menyusul tewasnya 21 orang dan sedikitnya 800 orang cedera, dalam bentrokan di ibukota negara Gajah Putih itu, akhir pekan lalu.
Prosesi yang berlangsung Senin ini, didahului dengan iring-iringan truk-truk pick up yang membawa dua jenazah dan 14 peti mati yang diselubungi dengan bendera Thailand. Disusul dengan mobil-mobil, truk-truk dan bahkan taksi yang ditumpangi para kelompok demonstran berbaju merah. Iring-iringan itu melewati pusat kota Bangkok dan mendapat sambutan dari masyarakat yang menyaksikan dari pinggiran jalan.
Tujuh belas warga sipil, termasuk seorang juru kamera Jepang dan empat serdadu terenggut nyawanya Sabtu kemarin setelah aparat keamanan melancarkan tembakan untuk menghalau para demonstran yang merupakan pendukung mantan Perdana Menteri Thailand, Thaksin Shinawatra. Bentrokan berdarah pecah setelah aksi protes damai dilancarkan mereka yang disebut dengan kelompok „Baju Merah“ ini, selama berbulan-bulan. Juru bicara pemerintah, Panitan Wattanayagorn mengatakan tembakan dilakukan aparat untuk mempertahankan diri: "Dari hasil penyelidikan awal kami memastikan bahwa gas air mata yang disemprotkan, bukan milik tentara. Di luar itu, granat tangan yang dilemparkan, juga bukan perlengkapan dari pasukan keamanan. Kami juga menemukan sejumlah senjata buatan sendiri, yang menyebabkan luka yang diderita oleh para aparat keamanan.“
Kelompok „Baju Merah“ yang kebanyakan berasal dari masyarakat miskin dan warga kawasan pedesaan, bersikeras tidak mau menghentikan aksi protes mereka, hingga pemerintah menggelar pemilu baru, dan Abhisit mengundurkan diri serta meninggalkan negeri tersebut.
Bulan lalu, Abhisit mengumumkan pemilu baru tetap akan digelar akhir tahun 2010, yang artinya setahun lebih awal dari jadwal semestinya. Namun para pemimpin pengunjuk rasa menolak pengumum tersebut dan menuntut agar parlemen dibubarkan serta digelar pemilu baru secepatnya.
IHSG Anjlok
Sementara itu, Senin ini, nilai indeks haraga saham gabungan di Bangkok anjlok hingga 5,2%, karena sejauh ini tidak terlihat pertanda kemelut politik akan segera berakhir.
(AP/ASap/afp/dpa/rtr)