1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

PM Thailand Lolos Mosi Tak Percaya

Edith Koesoemawiria28 November 2013

Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra hari Kamis (28/11/13) dengan ringan berhasil lolos dari mosi tak percaya terhadapnya. Sementara protes meluas ke penjuru Thailand.

https://p.dw.com/p/1APsb
Foto: Reuters

"Perdana Menteri Yingluck meraih kepercayaan mayoritas," ungkap Somsak Kiatsuranont. Dikatakannya, 297 suara mendukung Yingluck, 134 suara menentang.

Pengambilan suara itu dipicu tuduhan-tuduhan korupsi. Di parlemen, mantan Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva yang kini memimpin oposisi menuding Yingluck menghambur-hamburkan dana pajak rakyat. Tudingnya, biaya jaminan harga pembelian beras yang diberikan pemerintah itu telah menembus 11,5 milyar dolar dalam dua tahun. Menurut dia, ini telah menguras anggaran pemerintah.

Bersamaan dengan voting di parlemen Thailand, jalan-jalan Bangkok penuh dengan pengunjuk rasa. Para demonstran yang sudah 4 hari berunjuk rasa, kini mulai menduduki sejumlah kantor pemerintahan.

Pengunjuk rasa pada hari Rabu (27/11/13) berhasil menerobos masuk sebuah kompleks gedung pemerintahan. Kini sedikitnya sudah empat kementrian yang dikepung. Aksi protes juga berlangsung di luar ibukota. Di kawasan selatan Thailand, berlangsung demo di 25 balai kota propinsi. Namun banyak pengamat menilai, aksi di kawasan luar kota terancam kegagalan, karena rata-rata pendukung partai Puea Thay yang memerintah berasal dari sini.

Awalnya demo besar-besaran ini bertujuan memblokir undang-undang amnesti yang membuka jalan bagi abang Yingluck, Thaksin Shinawatra untuk mendapatkan amnesti. Namun setelah berhasil menyisihkan undang-undang itu, para pengunjuk suara beralih haluan. Kini para demonstran ingin mendongkrak pemerintahan Yingluck.

Perdana Menteri Yingluck Shinawatra dituduh sebagai boneka bagi kakaknya, Thaksin yang mendapat dukungan luas dari rakyat pedesaan, namun dibenci oleh kalangan elit dan menengah.

Namun sejumlah pengamat menilai bahwa kelompok oposisi tidak memiliki rencana kuat saat meluncurkan aksi protes. Partai Demokrat tidak punya dukungan akar rumput di Thailand. Karenanya pemimpin oposisi Suthep Thaugsuban menolak pemilihan baru. Meski begitu, banyak demonstran merasa bahwa aksi protes damai mereka bisa mendesak pemerintah Thailand untuk mundur.

ek/ab (dpa,afp, rtr)