1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikUkraina

PM Selandia Baru Kecam Kegagalan PBB atas Perang Ukraina

7 Juli 2022

Jacinda Ardern menuding peran Dewan Keamanan PBB yang gagal dalam menanggapi perang di Ukraina. Ia menyerukan adanya reformasi sistem di lembaga global itu.

https://p.dw.com/p/4DmWL
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern
Jacinda Ardern sebut PBB gagal dalam merespons perang yang terjadi di UkrainaFoto: Robert Kitchin/Pool Photo via AP/picture alliance

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern menyebut Dewan Keamanan PBB telah gagal dalam menanggapi invasi Rusia ke Ukraina, Kamis (07/07). Ia juga menyebut peran Rusia yang dinilai "bangkrut secara moral” terkait invasi negara itu ke Ukraina.

Pernyataan Ardern itu disampaikan dalam pidato di sebuah lembaga intelektual Lowy Institute yang berbasis di Sydney, Australia.

Seruan reformasi Dewan Keamanan PBB

Ardern telah lama menentang sistem hak veto Dewan Keamanan PBB yang hanya dipegang oleh lima anggota tetap yakni Cina, Prancis, Rusia, Amerika Serikat, dan Rusia. Ia juga kembali menyerukan upaya untuk mereformasi lembaga tersebut.

Ia menyebut "kegagalan" PBB atas Ukraina disebabkan oleh posisi Rusia dengan hak veto di Dewan Keamanan. Rusia telah menggunakan tempatnya di dewan untuk mengambil "posisi bangkrut secara moral setelah perang yang bangkrut secara moral dan ilegal", ungkap Ardern.

Selandia Baru akan mengupayakan reformasi di Dewan Keamanan PBB untuk memastikan bahwa nilai dan relevansinya tidak berkurang. "Kita harus mereformasi Perserikatan Bangsa-Bangsa sehingga kita tidak harus bergantung pada masing-masing negara yang memberlakukan sanksi otonom mereka sendiri,” kata Ardern.

Selain itu, Ardern juga menilai Rusia harus dimintai pertanggungjawaban atas invasinya. Ia menyerukan Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag untuk mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelidiki dan menuntut kejahatan perang. Selandia Baru juga berkomitmen untuk membantu Ukraina melawan Rusia di pengadilan, tambahnya.

Peran Cina di Ukraina

Perdana Menteri Selandia Baru itu juga memperingatkan agar tidak mengambil pandangan "hitam dan putih" tentang dunia. Ia menyebut invasi Ukraina sebagai perang antara Barat dan Rusia atau demokrasi melawan otokrasi, dan menyingkirkan pemain penting seperti Cina.

"Jangan berasumsi bahwa Cina sebagai anggota Dewan Keamanan tidak memiliki peran dalam memberikan tekanan sebagai tanggapan atas hilangnya integritas teritorial di tangan Rusia," ungkap Ardern.

Ardern juga menyinggung ekspansi Cina di kawasan Asia Pasifik. Sejauh ini Bejing terus mengembangkan pengaruh diplomatik dan keamanannya di Kepulauan Pasifik. Salah satunya penandatanganan pakta keamanan rahasia dengan Kepulauan Solomon pada April lalu yang telah menimbulkan kekhawatiran di antara beberapa negara Barat.

Ardern mengatakan Cina telah lama menjadi pemain di kawasan itu dan akan salah jika mengharapkan negara-negara Kepulauan Pasifik yang berdaulat untuk "berpihak". Ardern menyebut ketika ketegangan meningkat di Pasifik, diplomasi harus menjadi "alat terkuat". Ia juga memperingatkan agar tidak mengisolasi pemain besar alih-alih terlibat dengan mereka.

rs/ha (AFP)