1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

PM Inggris Minta Maaf atas Insiden Bloody Sunday

16 Juni 2010

Minggu berdarah "Bloody Sunday" menjadi salah satu sejarah terburuk Irlandia Utara saat 13 warganya tewas di tangan tentara Inggris.

https://p.dw.com/p/NsQy
13 warga Iralndia Utara tewas di tangan militer Inggris dalam insiden Bloody Sunday, 30 Januari 1972Foto: picture alliance / dpa

Pemerintah Inggris akhirnya mengaku salah atas insiden Bloody Sunday atau Minggu Berdarah yang terjadi di Irlandia Utara 38 tahun lalu. Permintaan maaf menjadi tanggapan Perdana Menteri David Cameron terhadap laporan mengenai tindakan pasukan Inggris yang menembaki pengunjuk rasa yang menuntut hak warga sipil di Londonderry pada tahun 1972.

Perdana Menteri David Cameron mengatakan, “Apa yang terjadi seharusnya tidak pernah terjadi. Keluarga para korban seharusnya tidak harus hidup dengan penderitaan dan rasa kehilangan. Sejumlah tentara kami melakukan tindakan yang salah. Pemerintah Inggris lah yang bertanggung jawab atas perbuatan militer. Dan oleh karena itu, atas nama pemerintah dan juga negara kami, saya meminta maaf yang sedalam-dalamnya.“

Laporan Minggu Berdarah yang telah lama ditunggu memberikan kabar baik bagi keluarga para korban. Kesimpulan akhir laporan menyebutkan bahwa tak ada satu korban pun yang memiliki senjata seperti yang selama ini dituduhkan. Selain itu, tentara Inggris tidak memberi peringatan sebelum mulai menembak.

Laporan merupakan hasil penyelidikan yang berlangsung selama 12 tahun dan menghabiskan biaya sebesar 230 juta Euro. Penyelidikan awalnya ditugaskan oleh mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair pada tahun 1998. Sejak itu, wawancara dilakukan terhadap lebih dari 900 orang saksi serta pernyataan dari sekitar 2500 orang. Bukti yang didapat mencapai 30 juta kata dan 5 ribu halaman. Laporan Minggu Berdarah menjadi penyelidikan publik terlama dan termahal dalam sejarah Inggris.

Hasil laporan dan permintaan maaf Perdana Menteri Cameron disambut sorakan keluarga para korban dan ribuan warga yang menyaksikan langsung dari layar raksasa di Londonderry.

Keluarga para korban mengaku lega akhirnya upaya mereka untuk memperbaiki nama para korban diakui. Mereka pun menuntut para pelaku penembakan diseret ke pengadilan. Jaksa penuntut umum Irlandia Utara masih mempertimbangkan kemungkinan menuntut tentara Inggris yang terlibat, yakni para tentara yang dalam laporan hanya disebut dengan pangkat dan inisial.

Namun pengacara Stephen Pollard yang mewakili para tentara tersebut menolak kemungkinan hasil akhir laporan membuka pintu bagi tuntutan pidana. Pollard menuding hakim senior yang memimpin penyelidikan, Mark Saville, memilih-milih bukti. Menurutnya, laporan Saville tidak mencerminkan kebenaran.

Penembakan Minggu Berdarah menjadi sejarah Irlandia Utara yang kontroversial. Dua personel The Beatles keturunan Irlandia, John Lennon dan Paul McCartney, pernah membuat lagu mengenai Minggu Berdarah yang dilarang siar oleh stasiun televisi BBC. Karya musisi lainnya adalah lagu berjudul ‘Sunday Bloody Sunday' dari band Irlandia, U2.

Carissa Paramita

Editor: Ziphora Robina