1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Terorisme

Pimpinan KPK Mendapat Teror Bom

9 Januari 2019

Teror bom dilayangkan ke kediaman pribadi milik dua petinggi KPK, yakni Agus Rahardjo dan Laode M. Syarief. Polisi saat ini masih menyelidiki keterkaitan dua kasus tersebut. Densus 88 ikut dilibatkan.

https://p.dw.com/p/3BDpL
Indonesien KPK, Kommission für Korruptionsbekämpfung in Jakarta
Foto: Getty Images/AFP/B. Ismoyo

Rabu dini hari teror bom menyantroni kediaman pribadi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Seperti dilaporkan berbagai media, benda berupa bahan peledak ditemukan di rumah milik Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo di Bekasi, Jawa Barat dan wakilnya, Laode M. Syarif di Kalibata, Jakarta Selatan.

Menurut kepolisian bom tersebut dikirimkan dalam waktu yang berbeda pada Rabu dini hari. "Saat ini kami sudah membentuk tim dan dibantu oleh Detasemen Khusus 88 Antiteror untuk mengungkap peristiwa tersebut," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo kepada Tempo, Rabu, (9/1).

Berdasarkan laporan saksi mata, bom yang dikirimkan ke rumah Laode ditemukan oleh supir pribadinya pada pukul 05:30 WIB. Tetangga korban sebelumnya mendengar suara kaca pecah dan mesin sepeda motor sesaat setelah tengah malam. Jejak hitam berjelaga hingga kini masih terlihat pada tembok di atas garasi di rumah Laode, menurut laporan media.

"Kami menemukan bukti berbentuk pecahan kaca dan jejak jelaga, meskipun kami tidak bisa mengonfirmasikan apakah bom yang dikirimkan berjenis bom molotov atau jenis lain," kata Dedi seperti dilansir Jakarta Post.

Kira-kira pada waktu yang sama sebuah bom lain ditemukan tergantung di pagar kediaman milik Agus Rahardjo. Saat ini polisi masih menyelidiki keterkaitan pelemparan bom molotov di rumah Laode M Syarif dan Agus.

Polisi dikabarkan menurunkan Detasemen Khusus Anti Teror 88 lantaran berpengalaman mengungkap tindak kejahatan yang menggunakan bahan peledak. Namun Jurubicara Polri Dedi Prasetyo menegaksan kehadiran Densus 88 hanya untuk mendukung tim penyelidik yang sudah dibentuk Polda Metro Jaya.

Hutan Peru Menciut Akibat Pembalakan Liar, Kolusi dan Korupsi

Sementara itu kepada Tempo Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto meminta agar teror bom di rumah dua pimpinan KPK tak  diributkan. Menurutnya kepolisian akan segera mengungkap pelaku kejahatan tersebut. "Siapapun yang membuat bom itu, yang berusaha untuk menakut-nakuti, ya ditangkap saja, dihukum," ujarnya.

Teror terhadap pimpinan dan pegawai KPK bukan kali petama terjadi. Pada 11 April 2017 silam penyidik KPK Novel Baswedan disiram air keras oleh dua pelaku misterius. Setahun sebelumnya dia juga pernah ditabrak dengan sengaja. Pada 2015 lalu giliran penyidik KPK lain, Afif, yang mendapat teror berupa bom dan pengursakan mobil.

Kepada CNN Indonesia, bekas ketua KPK Antasari Azhar membenarkan ancaman teror terhadap lembaga antirasuah tersebut sudah marak sejak dulu. Dia menduga teror yang dialamatkan kepada Agus Rahardjo dan Laode M. Syarif saat ini berkaitan dengan kasus yang sedang digarap KPK. "Mungkin ada yang ingin dibuat KPK, tahu mereka melakukan tindakan korupsi sehingga KPK tidak bergerak," kata dia.

rzn/hp (kompas, tempo, cnnindonesia, jakartapost, tribun)