1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pimpinan Catalonia: Deklarasi Kemerdekaan Dalam Waktu Dekat

4 Oktober 2017

Raja Spanyol Felipe mengeritik referendum ilegal di Catalonia. Tetapi pimpinan Catalonia tetap bertekad mendeklarasikan kemerdekaan dalam beberapa hari ke depan. Spanyol menghadapi masa-masa gejolak politik besar.

https://p.dw.com/p/2lApD
Spanien Barcelona Carles Puigdemont
Foto: Reuters/A. Gea

Pimpinan wilayah Catalonia Carles Puigdemont (foto artikel) mengatakan, pemerintahannya akan "bertindak pada akhir minggu ini atau awal minggu depan", katanya kepada BBC dalam sebuah wawancara pada hari Selasa (3/10).

Ratusan ribu warga Catalonia melakukan aksi protes terhadap kekerasan polisi saat pelaksanaan referendum kemerdekaan yang dilarang oleh pemerintah pusat di Madrid. Mahkamah Spanyol juga telah menyatakan referendum Catalonia melanggar konstitusi.

Para pemimpin Catalonia mengklaim bahwa hasil referendum secara gamblang menunjukkan bahwa wilayah itu memiliki hak untuk memisahkan diri dari Spanyol dan berhak secara sepihak mendeklarasikan kemerdekaan.

"Kami akan mengumumkan kemerdekaan 48 jam setelah semua hasil (referendum) resmi dihitung," kata Puigdemont dalam wawancara dengan BBC.

Beberapa jam sebelumnya, Raja Spanyol Felipe VI dalam sebuah pidato mengecam referendum Catalonia dan menyatakan bahwa pihak berwenang bertugas untuk menjamin "tatanan konstitusional".

König Felipe von Spanien Rede TV
Raja Felipe mengecam referendum di Catalonia dalam pidato televisiFoto: Reuters/F.Gomez

Intervensi dramatis Felipe pada akhir Selasa bertujuan untuk menenangkan krisis terdalam politik Spanyol dalam beberapa dasawarsa, namun mempertaruhkan kegembiraan selanjutnya di wilayah tersebut.

"Dengan perilaku tidak bertanggung jawab, mereka dapat membahayakan stabilitas ekonomi dan sosial Catalonia dan seluruh Spanyol," kata Felipe.

"Adalah tanggung jawab negara untuk memastikan tatanan konstitusional," tambahnya. Felipe mengimbau warga Spanyol untuk hidup bersama dengan damai dan harmonis.

Ratusan ribu pemrotes di Barcelona hari Selasa meluapkan kemarahan kepada aparat keamanan yang mereka anggap bertindak terlalu keras. Slogan-slogan mereka menyebut garda nasional Spanyol sebagai "pasukan pendudukan".

Carles Puigdemont mengatakan, dalam bentrokan selama pelaksanaan referendum, 900 orang harus mendapat bantuan medis. Menurut catatan resmi, ada 92 orang cidera. Empat orang masih dirawat di rumah sakit, dua dalam kondisi serius. Sementara pemerintah pusat menyatakan lebih dari 400 petugas polisi terluka.

Spanien Katalonien Demonstration
Demonstrasi di Barcelona hari Selasa (3/10) mengecam kekerasan polisi selama pelaksanaan referendum kemerdekaanFoto: picture-alliance/AP Photo/S.Palacios

Serikat pekerja polisi dan pakar politik memperingatkan bahwa pemerintah Spanyol berisiko kehilangan kendali atas kawasan di timur laut negara itu.

Ini adalah krisis politik terburuk Spanyol sejak kudeta militer pada tahun 1981. Ketika itu, ayah Felipe, Raja Juan Carlos I, juga tampil di televisi untuk meredakan situasi.

Catalonia adalah kawasan industri yang kaya dengan 7,5 juta penduduk. Kawasan itu menyumbang seperlima dari produk domestik brutto Spanyol. Mereka memiliki bahasa dan tradisi budaya sendiri. Tuntutan untuk merdeka dari Spanyol sudah ada sejak lama.

Carles Puigdemont mengatakan dia akan mempresentasikan hasil referendum ke parlemen daerah, yang dikuasai oleh kubu pro independen. Menurut pemerintahan Catalonia, 90 persen peserta referendum memilih opsi kemerdekaan.

Puigdemont telah meminta mediasi internasional dalam krisis tersebut, antara lain kepada Uni Eropa. Komisi eksekutif Uni Eropa telah menyuarakan keprihatinan atas krisis politik di Spanyol. Parlemen Eropa dijadwalkan memperdebatkan situasi di Spanyol hari Rabu ini (4/10).

hp/vlz (afp, rtr, dpa)