1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pilpres Iran: Dua Kandidat Mengklaim Menang

12 Juni 2009

Pemilihan presiden di Iran selesai digelar. Dua kandidat, Presiden Mahmud Ahmadinejad dan mantan PM Mir Hossein Mousavi mengklaim menang pemilu.

https://p.dw.com/p/I8Su
Polisi berjaga di depan TPS di Teheran, Iran, Jumat (12/06).
Polisi berjaga di depan TPS di Teheran, Iran, Jumat (12/06).Foto: AP

Kedua kandidat pemilihan presiden Iran yang digelar hari Jumat (12/06), Presiden Mahmoud Ahmadinejad dari kubu konservatif dan mantan Perdana Menteri yang berhaluan moderat Mir Hossein Mousavi mengklaim memenangkan pemilihan.

Jutaan warga Iran yang berhak pilih berduyun-duyun datang ke tempat pemungutan suara. Akibatnya, proses pemungutan suara yang tadinya akan ditutup pukul enam sore waktu setempat, dilanjutkan hingga pukul 10 malam, demikian dinyatakan kementerian dalam negeri Iran. Mereka yang masih mengantri di TPS hingga lewat pukul 10 malam, diizinkan memberikan suaranya. Jumlah pemilih yang memberikan suaranya dalam pemilihan presiden Iran kali ini mencapai 70 persen, mendekati rekor 80 persen di tahun 1997 ketika reformis Mohammad Khatami terpilih menjadi presiden.

Sadegh Kharazi, pendukung setia kandidat Mir Hossein Mousavi, mengatakan bahwa jajak pendapat terakhir menunjukkan bahwa Mousavi mendapatkan simpati 58 hingga 60 persen suara. Sementara wakil Ahmadinejad, Ali Asghar Zarei, mengatakan kepada kantor berita setengah resmi Iran, Mehr, bahwa dari hasil jajak pendapat Ahmadinejad unggul meraih simpati meski kurang lebih mendapatkan jumlah suara yang tidak jauh berbeda dengan saingannya.

Selain Ahmadinejad dan Mousavi, mantan juru bicara parlemen dari kubu reformasi Mehdi Karroubi dan mantan panglima Garda Revolusi Mohsen Rezai juga ikut serta menjadi kandidat dalam pemilihan presiden Iran, namun keduanya tertinggal jauh.

Jika Mousavi memenangkan pemilihan presiden, diharapkan dapat mengurangi ketegangan dengan negara-negara barat yang mengkhawatirkan program atom Iran. Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengharapkan perubahan arah hubungan bilateral dengan Iran.

"Kami sangat senang mengamati perdebatan sehat di Iran, dan khususnya setelah pidato saya di Kairo. Kami berusaha menyampaikan pesan jelas mengenai kemungkinan perubahan. Pada akhirnya rakyat Iranlah yang menentukan pemilu, seperti halnya di Libanon, di Iran orang-orang tampak mencari peluang baru. Siapa pun yang memenangkan pemilu di Iran, fakta bahwa ada perdebatan yang hangat menunculkan harapan, kami dapat meningkatkan hubungan dengan Iran melalui cara baru,“ kata Obama di Washington.

Pemilihan presiden Iran kali ini mendapatkan perhatian dunia internasional yang menunggu isyarat perubahan politik pemerintahan di Teheran. Iran di bawah pimpinan Mahmoud Ahmadinejad melewati empat tahun terakhir dengan cukup sulit. Dari luar negeri, Iran mendapat tekanan dan isolasi dari negara barat menyangkut program atomnya yang dipermasalahkan. Sementara di dalam negeri, pemerintahan Ahmadinejad dihujani kritik menyangkut kebijakan ekonominya yang menyeret Iran ke dalam inflasi tinggi.

Hasil sementara penghitungan suara dijadwalkan diumumkan mulai Sabtu (13/06) pagi pukul empat waktu setempat. Pemilihan presiden babak penentuan akan digelar jika kedua kandidat tidak meraih suara 50 persen plus satu suara.

LS/ZER/rtr/afp