1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pidato Netanyahu di Kongres AS, Peluang Perdamaian Menipis

25 Mei 2011

Pidato Netanyahu disambut tepuk tangan meriah. Netanyahu mengatakan siap menghadapi kompromi yang menyakitkan. Palestina menolak keras daftar peryaratan yang ia ajukan, menyebutnya sebagai 'tidak bisa diterima'.

https://p.dw.com/p/11NnQ
Benjamin Netanyahu, saat berpidato di depan Kongres Amerika Serikat, Selasa (24/05)Foto: picture alliance/dpa

Pidato PM Israel Benyamin Netanyahu hanya menambah rintangan menuju perdamaian, kata Presiden Palestina Mahmud Abbas. Tak ada yang bisa dibangun dari visi Netanyahu tentang perdamaian, tandas Abbas.

Penasehat Abbas, Nabil Shaath berkomentar tak kalah tajam, "Ini betul-betul bukan usul bagi perdamaian. Pidato itu lebih berbicara tentang perang ketimbang perdamaian. Dan saya pikir orang ini menggunakan semua ketidakadilan sejarah dan sindiran tentang hak kami akan tanah air kami. Bicara tentang hak orang-orang untuk kembali ke negara yang mereka pikir mereka miliki 4000 tahun lalu. Tetapi bagi pengungsi dari Palestina, yang terusir keluar dari negerinya baru 60 tahun lalu, ini adalah kemustahilan untuk kembali ke rumah mereka."

Di depan Kongres Amerika Serikat di Washington, Selasa (24/05), Netanyahu memuji demokrasi dan kepercayaan diri militer Israel sambil menolak negara Palestina yang berdasar pada perbatasan sebelum tahun 1967. Netanyahu mengatakan, Yerusalem tetap berada dalam kedaulatan Israel dan mendesak Abbas untuk menghindari gerakan radikal Islam Hamas. Netanyahu berjanji akan bermurah hati dengan wilayah Tepi Barat jika Abbas mau berdamai. Namun Netanyahu berikrar untuk tetap menguasai Lembah Yordan.

Pedatonya disambut para anggota Kongres dengan standing ovations, berdiri sambil bersorak sorai dan bertepuk tangan. Ketua Kongres, John Boehner dari Partai Republik menuangkannya dengan kata-kata, "Hari ini kita berdiri di sisi Israel dan sekali lagi mengukuhkan kemitraan historis kita. Tugas untuk menciptakan Israel yang aman tidak mudah, tetapi merupakan hal yang adil. Kami bergembira akan kemajuan kerjasama, untuk mencapai perdamaian, keamanan dan stabiltias di kawasan."

Bukan hanya Republik, partai Presiden Barack Obama pun, Demokrat, menjanjikan dukungan bagi Netanyahu. "Kedua partai di gedung Capitol berpendapat, Anda memajukan proses perdamaian dengan pidato Anda di depan Kongres," dikatakan Nancy Pelosi, anggota Partai Demokrat.

Pandangan lain disampaikan Aaron David Miller, penasehat enam menteri luar negeri Amerika Serikat yang juga pernah memimpin perundingan damai Timur Tengah. Pidato Netanyahu tidak membawa kemajuan bagi proses pedamaian, tapi juga tidak kemunduran. Bahwa pidato itu mendapat sambutan meriah, hal itu di luar dugaan Miller. "Ini adalah pidato kuat dari politisi di depan hadirin Amerika yang pro terhadapnya."

Tak ada yang perlu diherankan, kata jurnalis kenamaan Israel, Nsahum Barnea, yang menulis untuk koran paling banyak dibaca di Israel, Yedioth Ahronoth. Netanyahu adalah juru bicara terbaik Israel di Amereika Serikat. Semua warga Israel cinta Amerika dan semua anggota Kongres cinta Israel, tulis Barnea. Sebelum kunjungan Netanyahu ke Washington, negosiasi semula punya peluang tipis untuk diperbaharui, tapi kini tak ada peluang sama sekali, tambah Nsahum Barnea.

Rabu (25/05), Presiden Palestina Mahmud Abbas mengatakan di Ramallah, ia akan tetap mengupayakan pengakuan PBB akan negara Palestina yang merdeka, bulan September, sekalipun tak ada terobosan dalam proses perdamaian.

Renata Permadi/afp/dpa/rtr

Editor: Hendra Pasuhuk