1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Petak Umpet Pengguna Internet dan Pengawas Sensor Iran

24 Juni 2009

Komunikasi dunia maya memainkan peranan menentukan dalam memobilisasi massa dan penyebarluasan informasi. Fenomena ini kini terlihat di Iran. Media online menjadi satu-satunya saluran berita independen.

https://p.dw.com/p/IYAu
Video amatir demonstrasi di Iran banyak beredar di YouTubeFoto: picture-alliance/ dpa

Para demonstran meneriakkan kata-kata seperti "Allahu Akbar" dan "Diktator, Matilah". Setelah semakin banyak wartawan asing yang diusir dari Iran, muncul jurnalis warga yang mengisi kekosongan informasi. Peristiwa tertembaknya remaja putri Neda di tengah aksi demonstrasi direkam dengan kamera telepon genggam. Sejumlah rekaman video aksi protes di Iran mengisi halaman pertama portal internet You Tube. Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat secara khusus meminta pengelola situs jejaring sosial dan blog "Twitter" menunda perawatan sistemnya supaya gerbang Iran ke dunia luar tetap terbuka.

Peranan internet dan bentuk baru sistem komunikasi dalam aksi protes di Iran mencuat dengan tegas. Sekitar 30 persen warga Iran yang memiliki akses ke internet.

Pemerintah Iran berupaya keras untuk mengurangi pengaruh internet. Para pengamat menggolongkan institusi sensor Iran sebagai yang paling ketat di dunia. Hal itu dibenarkan seorang pengamat komputer dari kota Ahvaz di Iran selatan yang meminta namanya tidak disebutkan.

"Sekarang situs internet lebih mudah diblokir. Peraturan baru mengenainya mencakup pengendalian lalu lintas internet di Iran oleh suatu institusi pusat di Teheran. Beberapa tahun lalu, penyedia jasa internet di kota-kota lain masih bisa mengelola perusahaannya secara independen. Sekarang sudah tidak bisa lagi. Kini, pemblokiran dilakukan dari pusat dan dapat membuat seluruh jaringan internet lumpuh," katanya.

Kafe internet di Teheran.
Kafe internet di Teheran.Foto: picture-alliance / dpa/dpaweb

Sejumlah perusahaan asing juga terlibat dalam pembangunan infrastruktur sensor internet. Perusahaan telekomunikasi gabungan Finlandia-Jerman, Nokia-Siemens, mengakui hari Senin lalu (22/06), mengirimkan peralatan jaringan internet ke Iran. Juru bicara perusahaan itu, seperti dikutip dari harian Amerika Serikat "Wall Street Journal" mengatakan, "Jika mereka menjual jaringannya, mereka juga menjual peluang untuk mengawasi setiap komunikasi lewat jaringan tersebut." Pengiriman terakhir dilaporkan dilakukan akhir 2008 lalu.

Nokia-Siemens dalam siaran persnya menyangkal tuduhan bahwa mereka menjual teknik yang disebut "Deep Packet Inspection". Teknologi ini memungkinkan pemeriksaan satuan paket data antara pengirim dan penerima informasi. Dengan begitu, tidak hanya informasinya saja yang dapat disensor, tapi juga menampilkan setiap profil pengguna komunikasi internet. Dalam perlombaan antara pengguna internet dan pengawas sensor, pengguna internet di Iran masih tetap unggul.

Seorang pengamat komputer Iran mengatakan, "Metode penyaringan memang terus dikembangkan dan ditingkatkan teknisnya. Di lain pihak, berkembang pula metode untuk berkelit dari sensor. Banyak situs yang menjelaskan bagaimana itu bisa dilakukan. Saya kenal banyak orang yang menemukan situs seperti itu dan dengan cepat menyebarkan informasi ini."

Salah satu metodenya adalah menggunakan piranti lunak "Freegate". Volumenya cukup kecil hingga bisa disimpan di dalam sebuah USB Stick. Dengan piranti lunak ini, pengguna internet dengan cepat dialihkan ke server di luar negeri. Setiap dua detik, alamat protokol internetnya diubah guna mempersulit pemblokiran. Piranti lunak "Freegate" juga melindungi e-mail dengan kode enkripsi. Lebih lanjut, jejak penggunaan internet dapat dihapus.

Awalnya, seorang insinyur Cina di Amerika Serikat yang mengembangkan sistem ini guna berkelit dari sensor di Cina. Sejak setahun lalu, sistem ini tersedia dalam bahasa Farsi. Rabu pekan lalu (17/06), tercatat setidaknya setengah juta pengguna internet di Iran menggunakan sistem ini.

Matthias von Hein/Luky Setyarini

Editor: Agus Setiawan