1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pesimisme Mengiringi Pelantikan Jaksa Agung Baru

26 November 2010

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Jum'at (26/11), melantik Basrief Arief sebagai Jaksa Agung yang baru. Penunjukkan ini, mengakhiri spekulasi mengenai siapa yang akan memimpin gedung bundar.

https://p.dw.com/p/QIx4
Gambar simbol, banyaknya kasus yang belum ditanganiFoto: picture-alliance/dpa

Aktivis pemberantasan korupsi, menyambut penunjukan Basrief Arif dengan nada pesimis. Koordinator Lembaga Pengawas Korupsi ICW, Danang Widyoko mempertanyakan penunjukkan Basrief Arief sebagai Jaksa Agung yang baru. Lewat situs jejaring sosial Facebook, Danang bertanya "Ada yang tahu apa ya prestasi Basrief Arief? kok bisa dipilih sebagai Jaksa Agung? Semoga bukan karena penurut..."

Kepada DW Danang mengatakan, "Saya nggak melihat prestasi yang menonjol maupun yang tercela di masa lalu. Jadi saya menduga ini orang yang mencari aman. Karena apa sih prestasinya? Saya juga bingung kalau ditanya wartawan. Saya cuma khawatir bahwa pertimbangan utama kenapa dia dipilih mungkin karena SBY merasa nyaman saja. Artinya ini orang yang penurut. Nurut pada kepentingan SBY. Nah ini yang saya khawatirkan, karena artinya tidak akan ada kebijakan yang cukup radikal, tidak akan ada perubahan yang cukup besar untuk mengubah Kejaksaan Agung. Artinya Jaksa Agung akan berjalan dengan ritme dan kecepatan yang sama."

Koordinator ICW Danang Widyoko menilai, komposisi tim penegak hukum yang ada sekarang, makin membuat upaya pemberantasan korupsi semakin berat. Basrief dinilai punya karakter yang sama dengan Kepala Kepolisian Komisaris Jenderal Timur Pradopo, yang beberapa waktu lalu dilantik Presiden SBY. Keduanya dianggap biasa saja dan tidak punya prestasi menonjol.

Dengan demikan menurut Danang, harapan bagi upaya pemberantasan korupsi kini akan makin berat disandang oleh ketua Komisi Pemberantasan Korupsi KPK yang baru, Busyro Muqqodas. Danang menilai, "Jaksa Agung dan Kapolri ini kan orang-orang yang cari aman saja. Di sini tugas berat menjadi beban KPK untuk menggerakkan dan memicu Kejaksaan dan Polisi agar bisa berlari sama cepatnya dengan KPK dalam pemberantasan korupsi. Di situ tantangan terberat bagi KPK nanti".

Sebelumnya, sejumlah kalangan berharap presiden akan menunjuk figur dari luar, untuk memimpin korps Adhyaksa. Jaksa Agung Basrief Arief punya tugas berat untuk melakukan pembersihan internal. Selama ini banyak kritik yang dialamatkan kepada Gedung Bundar, terkait lemahnya penanganan terhadap berbagai kasus korupsi.

Jaksa Agung Basrief Arief, berusia 63 tahun, selain pernah menjabat wakil Jaksa Agung di era Abdul Rahman Saleh, dia juga pernah menjabat Ketua Tim Pemburu Koruptor yang dibentuk Kementerian Politik, Hukum dan Keamanan. Saat menjadi ketua tim tersebut, Basrief menangkap David Nusa Wijaya, bekas Direktur Bank Servitia yang menjadi buronan korupsi dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia, BLBI, senilai Rp. 1,3 trilyun.

Andy Budiman

Editor: Hendra Pasuhuk