1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Bencana

Pesawat Turki Tergelincir, Seluruh Penumpang Selamat

15 Januari 2018

Pesawat maskapai Turki Pegasus Airline tergelincir hingga mendarat tepat di tepian Laut Hitam. Insiden di Trabzon dianggap keajaiban karena seluruh penumpang dan kru pesawat selamat dan tidak terluka.

https://p.dw.com/p/2qrRO
Türkei Flugzeug bei Landung fast ins Meer gestürzt
Foto: Reuters/Dogan News Agency/M. Kacar

Suasana di dalam pesawat Pegasus ketika roda pesawat menyentuh bandara Trabzon, Turki, hari Sabtu (13/1/2018) pukul 23.45 waktu setempat berakhir panik. Maskapai  berbiaya rendah yang sempat mendarat normal itu tergelincir hingga menabrak pembatas landasarn pacuan. Badan pesawat yang terbang ke Trabzon dari Ankaraitu berhenti dengan posisi menukik beberapa meter dari tepian Laut Hitam.

Dugaan awal menyebutkan bahwa pesawat tergelincir karena landasan pacu basah, namun dalam sebuah investigasi pilot berkomentar bahwa salah satu mesin pesawat mengalami gangguan hubungan arus listrik.

"Saat kami hendak melakukan manuver yang biasa kami lakukan ke arah kanan pantai, kami mengurangi kecepatan kami, namun tiba-tiba daya kecepatan mesin sebelah kanan bertambah karena suatu alasan yang tidak kami ketahui," kata pilot kepada tim penyelidik . "Karena kecepatan ini, pesawat lepas kendali kita dan tiba-tiba berayun ke kiri dan terjebak di dalam lumpur di tepi tebing," ujar pilot tersebut menambahkan seperti dikutip dari AFP. 

Pegasus Tergelincir dan Selamat

Otoritas transportasi Turki kini mendalami penyebab pasti kecelakaan dengan memeriksa kotak hitam pesawat Boeing 737-800 tersebut. Kedua pilot dan seluruh kru juga menjalani pemeriksaan termasuk test pengecekan pernafasan. 

Masih belum jelas apa yang menyebabkan penambahan daya pada salah satu mesin pesawat. Namun gambar yang dirilis kantor berita Turki, Dogan memperlihatkan salah satu mesin pesawat jatuh ke dalam air. Meski penerbangan berakhir dramatis, seluruh penumpang dan kru pesawat tidak terluka.

ts/hp (Reuters, AFP)