1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pesan Video Kepada Para Penyandera

17 Maret 2007

Dua warga Jerman disandera di Irak sejak lebih dari sebulan. Yaitu Hannelore Krause dan putranya Sinan.

https://p.dw.com/p/CIu2
Presiden Jerman Köhler imbau penculik bebaskan sandera
Presiden Jerman Köhler imbau penculik bebaskan sanderaFoto: PA/dpa

Pelakunya adalah kelompok yang menamakan diri Brigade Panah Kebenaran. Semalam, lewat rekaman video dalam bahasa Arab, suami Hannelore Krause, Prof. Mohammad al Tornachi, seorang warga Irak, mengimbau langsung kepada para penyandera, agar membebaskan istri dan putranya.

Hannelore Krause dan Sinan yang berusia 20 tahun disandera sejak tanggal 6 Februari lalu. Sejumlah pemancar televisi menayangkan gambar kedua sandera ini bersama tiga oenyandera berkedok dan membawa senjata. Para penyandera mengancam akan membunuh Hannelore Krause dan putranya Sinan, bila pasukan Jerman tidak ditarik dari Afghanistan dalam waktu 10 hari. Ultimatum tsb akan jatuh tanggal setelah akhir pekan ini. Dalam pesan kepada para penyandera, Professor al Tornachi memohon: "Perlakukanlah istri dan putra saya dengan penuh rasa hormat. Islam adalah agama yang damai dan penuh kerahiman."

Dalam rekaman video itu, Professor al Tornachi menyebut istrinya Hannelore Krause yang berusia 61 tahun secara konsekuen dengan namanya dalam bahasa Arab, yaitu Um Mazin. Ia berusaha menjelaskan kepada para penyandera tentang hubungan kekeluargaannya: "Um Mazin meninggalkan Jerman untuk pindah ke Irak 40 tahun lalu, karena mencintai keluarganya dan kebudayaan Arab. Irak telah menjadi tanah airnya. Ia, ibu dari tiga orang anak. Ketiganya, termasuk Sinan lahir dan menjadi besar di Bagdad. Kami hanyalah satu keluarga yang tidak dapat mempengaruhi keputusan politik. Jadi saya mohon, bebaskanlah istri dan putra saya."

Demikian pesan Prof. Mohammad al Tornachi lewat video kepada para penyandera. Hari Rabu lalu presiden Jerman Horst Köhler juga sudah menyampaikan pesan video demi dibebaskannya para sandera, dan pesan tsb disiarkan oleh sejumlah pemancar televisi Arab.

Selain Professor al Tornachi, juga istri Sinan ikut meminta agar suami dan ibu mertuanya dibebaskan: "Bismillah…. Saya adalah istri Sinan. Mudah-mudahan ia dalam keadaan baik. Kami baru menikah belum sampai tiga bulan, dan saya berharap ia segera kembali pada saya. Kami ingin, agar keluarga kami dapat utuh kembali. Oleh sebab itu, bebaskanlah suami dan ibu mertua saya. Assalamualaikum….."

Pemerintah Jerman memperkirakan, para penyandera bertindak dengan latar belakang politik dan bukan hanya karena hendak memperoleh uang tebusan dalam jumlah besar.