1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Perwakilan AS Buka Kembali

Edith Koesoemawiria12 Agustus 2013

Amerika Serikat buka kembali 18 dari 19 perwakilannya, yang pekan lalu ditutup akibat ancaman al-Qaida dan jaringan mitranya.

https://p.dw.com/p/19O20
Foto: picture-alliance/dpa

Hanya kedutaan di ibukota Yaman, Sana'a, yang tetap ditutup, seperti juga perwakilan-perwakilan Jerman, Perancis dan Inggris yang berada di Yaman.

Konsulat AS di Lahore, Pakistan, juga belum dibuka kembali, setelah pegawainya dievakuasi pada hari Jumat (09/08/13), seiring ancaman lokal yang tidak berhubungan dengan penutupan perwakilan-perwakilan lainnya.

Masih Dipantau

Deutsche Botschaft Jemen Archiv
Foto: picture-alliance/dpa

Disebutkan, pemerintah AS masih memonitor situasi di Sana'a dan Lahore dan belum ada keputusan kapan akan dibuka lagi. Sementara kedutaannya di Kairo, buka Ahad (11/08/13) untuk memberikan layanan konsuler.

Berbagai perwakilan pekan lalu tidak beroperasi untuk menghormati perayaan Idul Fitri. Baru Senin (12/08/13), Kedutaan AS di Yordania, Kuwait, Oman, Bahrain dan Sudan mulai beroperasi penuh. Sedangkan perwakilan Qatar akan kembali dibuka pada hari Rabu dan di Arab Saudi pada Kamis mendatang.

Penutupan perwakilan-perwakilan negara-negara Barat terjadi setelah Amerika Serikat mengaku berhasil mengintersepsi korepondensi peminimpin senior al Qaida, seputar rencana penyerangan terhadap kedutaan di Yaman. Selasa (06/08/13) pekan lalu, AS memerintahkan pegawai kedutaannya di Sana'a untuk segera meninggalkan Yaman.

Peningkatan Serangan

Anschlag Jemen 11.8.2013
Foto: Reuters

Yaman dikenal sebagai salah satu pusat militan Islamis. Dua pekan terakhir, AS meningkatkan serangan terhadap kelompok militan menggunakan pesawat tanpa awak. Menurut pejabat Yaman, dalam sembilan serangan terakhir saja sudah 38 terduga militan yang terbunuh.

Dalam serangan Al Qaida yang terakhir, Minggu dini hari, lima orang tentara tewas ditembak saat bertugas menjaga proyek gas bumi di kawasan Radhum, prospinsi Shabwa. Jaringan pipa itu menyalurkan gas dan minyak bumi ke terminal-terminal di pesisir dan kerap diincar oleh kaum teroris. Sejumlah pejabat yang ingin tetap anonym, menduga bahwa kaum milisi ini memiliki hubungan dengan mantan presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh.

Terminal pesisir digunakan sebagai lokasi penyimpanan minyak dan gas bumi sebelum diekspor. Awal Juni lalu sebuah bom mobil meledak di sana dan membunuh pelakunya. Juru bicara pemerintah Yaman, mengatakan bahwa negaranya berhasil menggagalkan rencana serangan terhadap terminal-terminal itu.

ek/yf (rtr/afp)