1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

240709 Unternehmen Schweinegrippe

24 Juli 2009

elain resiko kesehatan, wabah flu babi juga mengancam sektor ekonomi. Bayangkan jika sebagian besar masyarakat sakit dan tidak bisa pergi bekerja. Bagaimana perusahaan Jerman menghadapi kemungkinan itu?

https://p.dw.com/p/IwpV
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) nyatakan wabah flu babi tak bisa dibendung lagi.Foto: AP

Banyak perusahaan dan dinas pemerintah Jerman menyiapkan rencana darurat mengahdapi wabah flu babi. Ide yang bagus, mengingat dalam beberapa hari terakhir, di Jerman diketahui ada 1000 kasus baru flu babi. Secara keseluruhan jumlah orang yang terinfeksi lebih dari 2.800.

Tanpa antisipasi yang tepat, virus H1N1 bukan hanya menjadi masalah kesehatan tapi juga ekonomi. Tidak ada pekerja berakibat tidak ada produksi dan itu berarti penurunan omset.

Karena itu, pertanyaan terpenting bagi semua perusahaan dan instansi adalah bagaimana antisipasi agar semua tetap bisa berjalan dalam kondisi darurat?

Kementrian-kementrian di negara bagian Nordrhein Westfalen menerapkan kebijakan dimana dalam kondisi darurat hanya orang-orang di posisi kunci yang bekerja di kantor. Sisanya bekerja di rumah.

Hal serupa diterapkan oleh Bank WestLB dan perusahaan energi E.ON. Sementara di Deutsche Telekom, telefon atau video konferensi terkadang digunakan seabgai pengganti perjalanan dinas.

Selain itu ada pula tindakan pencegahan terhadap virus H1N1, misalnya dengan menyediakan obat Tamiflu. Ini antara lain dilakukan Deutsche Telekom, juga Henkel yang bergerak di industri kimia.

Sementara DHL, penyedia layanan pos dan logistik Jerman, mempertimbangkan untuk memberi vaksin kepada para pegawainya, kata Ketua Dewan Direksi Frank Appel.

Ia mengatakan, "Kami mengamati situasi di setiap kawasan, bagaimana tindakan negara bersangkutan. Kami mempertimbangkan perlu vaksin flu atau tidak, karena setiap pemerintah reaksinya berbeda-beda."

Frank Appel memandang tidak perlu tindakan seperti menimbun obat, jika tiap-tiap pemerintah memiliki vaksin dalam jumlah cukup.

Pemberian informasi sedini mungkin tentang flu babi juga dipandang penting. Deutsche Telekom dan Bayer misalnya, membagi-bagikan brosur atau nomor telepon hotline kepada para pegawai.

Menjaga kebersihan seperti cuci tangan secara teratur dengan air, adalah salah satu tindakan pencegahan yang efektif terhadap infeksi flu. Juga menghindari kontak terlalu dekat dengan orang yang sakit.

Namun dampak ekonomis flu babi juga punya sisi lain. Perusahaan-perusahaan farmasi di seluruh dunia mengambil untung dari meningkatnya bisnis vaksin.

Memang, GlaxoSmithKline harus menerima penurunan omset pada kuartal kedua tahun ini, tetapi omset bagian vaksin meningkat 14%. Hal serupa dialami perusahaan farmasi Swiss, Roche. Omset penjualan Tamiflu meningkat 200% dalam semester pertama tahun ini, dengan nilai hampir 660 juta Euro. Separuh dari jumlah produksi merupakan pesanan dari pemerintah berbagai negara dan perusahaan-perusahaan besar.



Julian Jaursch/ Renata Permadi

Editor: Edith Koesoemawiria