1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Perundingan Program Nuklir Iran

Eberhard Nembach13 Juni 2006

Dewan Gubernur Badan Energi Nuklir Internasional IAEA bertemu di Wina untuk membahas program nuklir Iran dan jawaban negara itu atas tawaran Eropa dan AS yang didukung Cina, Rusia dan IAEA.

https://p.dw.com/p/CJce
Iran belum berikan jawaban pasti atas tawaran Eropa dan AS
Iran belum berikan jawaban pasti atas tawaran Eropa dan ASFoto: AP Graphics/DW

Semua pihak sepakat secara diam-diam, bahkan Amerika juga menahan diri di Wina. Sekarang Iranlah yang harus mengambil tindakan, demikian dikatakan utusan Washington. Sedangkan utusan Teheran berusaha berkelit dari pertanyaan wartawan tentang jawaban Iran atas tawaran Eropa dan AS. Paling cepat baru Rabu (14/6) besok akan dibicarakan laporan terakhir tentang Iran dari pimpinan IAEA, Mohammad al Baradei. Dari laporan itu tampak jelas, bahwa IAEA tidak berhasil mencapai banyak kemajuan dalam menyelesaikan masalah dengan Iran. Demikian dikatakan al Baradei Senin (12/6) kemarin dalam laporan tahunannya.

Aktivitas Iran Sulit Diteliti

Jurubicara IAEA Marc Vidricaire mengatakan, laporan al Baradei menunjukkan, bahwa bagi IAEA sangat sulit untuk meneliti aktivitas Iran yang tidak dilaporkan, setelah negara itu menangguhkan protokol tambahan sukarela pada perjanjian non-proliferasi nuklir.

Menurutnya, IAEA hanya bisa menegaskan, bahwa aktivitas yang dilaporkan secara terbuka, berada di bawah pengawasan kami, dan tidak ada material nuklir yang diselewengkan untuk program rahasia. Selain itu, Iran tetap tidak menjawab sejumlah pernyataan menyangkut aktivitas 19 tahun terakhir yang baru sekarang dilaporkan. Tetapi negara itu memenuhi kewajibannya sesuai perjanjian non-proliferasi nuklir. Mereka mengijinkan para inspektur kami masuk instalasi nuklirnya.

Yang diinginkan IAEA adalah ijin yang lebih longgar untuk memasuki instalasi serta pemeriksaan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, sesuai protokol tambahan sukarela.

Tanggapan Iran

Menyangkut tawaran Eropa dan AS yang didukung IAEA serta Cina dan Rusia, Iran memberikan reaksi berhati-hati yang lebih bersahabat. Jururunding nuklir Iran, Ali Larijani menyatakan, dalam tawaran terdapat aspek-aspek positif. Tetapi ada juga hal-hal yang masih harus dijelaskan. Salah satunya menyangkut tema pelik produksi elemen bakar nuklir. Eropa dan AS menekankan, penghentian aktivitas pengayaan uranium adalah syarat utama sebelum perundingan dimulai.

Tetapi di kalangan IAEA sendiri sudah mulai didiskusikan, apa jawaban Iran. Jika Iran berhenti memperkaya uranium, sejauh mana negara itu nantinya akan diperbolehkan melaksanakan program atomnya untuk jangka panjang? Dan tentu saja di bawah pengamatan IAEA.

Kemungkinan Peraturan Baru

Sejumlah negara, termasuk Jerman, mengajukan usulan bersama, yang dampaknya, di masa depan proses memperkaya uranium hanya boleh dilaksanakan oleh kelompok negara tertentu. Dengan begitu kemungkinan konflik seperti dengan Iran bisa dihindari. Demikian pendapat seorang diplomat Eropa. Bukankah energi nuklir kembali dianggap sebagai teknik masa depan. Dan sejumlah negara kecil tidak puas dengan apa yang mereka anggap sebagai monopoli bahan nuklir oleh negara-negara besar. Tema itu juga didiskusikan dalam perundingan Dewan Gubernur IAEA, yang menurut rencana akan berlangsung hingga Kamis (15/6) mendatang. (ml)