1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Perubahan Iklim Dapat Memicu Masalah Keamanan Global

20 Mei 2009

Laporan mengenai hasil penelitian Dewan Ilmiah Pemerintah Jerman urusan Perubahan Lingkungan Global menyimpulkan, perubahan iklim dapat mengakibatkan konflik dalam negeri dan antar negara.

https://p.dw.com/p/HuM6
Bencana angin puyuh Sidr di India merupakan salah satu akibat perubahan iklim.
Bencana angin puyuh Sidr di India merupakan salah satu akibat perubahan iklim.Foto: DW/Alexander Göbe

Tema perubahan iklim dan akibatnya selalu menjadi tema menarik saat ini. Profesor Ilmu Politik dan Direktur Institut Pembangunan Politik Jerman, Dirk Messner, baru-baru ini menyatakan kepada media bahwa perubahan iklim dapat menjadi ancaman bagi keamanan internasional.

Messner juga mengembangkan skenario yang mengerikan. "Perubahan iklim yang tidak terkendali di masa depan akan mendesak fleksibilitas banyak masyarakat dan mengakibatkan kekacauan, kehancuran, sikap apatis dan aksi kekerasan," ungkap Messner dalam penelitiannya untuk Dewan Ilmiah Pemerintah Jerman urusan Perubahan Lingkungan Global.

Alasannya sederhana dan jelas, yaitu perubahan iklim dapat memicu konflik dalam negeri dan antar negara, merebutkan air, lahan, dan dalam mengatasi gerakan pengungsi. Messner memberikan contoh, masalah air.

"Banyak wilayah di dunia, di mana persediaan air semakin sedikit akibat perubahan iklim dan terdapat puluhan juta manusia yang tidak punya akses terhadap air bersih. Orang-orang ini mulai berkelana. Mereka harus tahu, di mana tempat yang dapat menjamin kelangsungan hidup mereka. Air bersih akan menjadi masalah besar, dan oleh sebab itu banyak negara yang akan terdesak karena kekurangan air,“ ungkapnya.

Contoh lain, pertanian. Saat ini terdapat lebih dari 850 juta manusia yang kekurangan gizi. Messner yakin, perubahan iklim akan memperburuk situasi saat ini. Mengenainya, "Kondisi tanah di banyak negara dan wilayah di dunia, seperti di Amerika Selatan, Asia, dan Eropa Selatan, akibat pemanasan global, secara perlahan berubah menjadi gurun. Atau, kami menemukan banyak kemungkinan terjadinya kehancuran sektor pertanian, karena lahannya mengering. Akibatnya, kami menemukan bahwa akan terjadi pengurangan produksi bahan pangan di dunia yang penduduknya bertambah dari tujuh menjadi sembilan milyar jiwa dalam 30 hingga 40 tahun mendatang. Artinya, kita akan mengalami tantangan nyata dan banyak masyarakat yang terdesak akibat pemanasan global. Oleh sebab itu, pemanasan global adalah masalah keamanan."

Perubahan iklim ini, menurut Messner, akan memicu gerakan migrasi besar-besaran yang bermotif lingkungan. Messner mengungkapkan contohnya, "Di delta sungai Gangga antara India dan Bangladesh, kita akan mengalami kenaikan permukaan air laut setinggi satu meter. 120 juta manusia yang tinggal di sana karena bertani, kebutuhan dasar hidupnya akan terancam, dan harus berpindah. 120 juta manusia."

Meskipun demikian, saat ini para pakar ilmu politik menyambut gembira karena negara besar seperti Amerika Serikat sudah berpikir untuk mengurangi emisi gas CO2nya. Para pakar ilmu politik yang berkonsultasi dengan pemerintah negara Asia dan Amerika selatan, juga bergembira karena Cina saat ini berupaya untuk mengurangi polusi udara di negaranya.

Meski kenaikan suhu rata-rata dunia sudah tidak dapat lagi dihindarkan, selalu ada jalan untuk memperlambat proses perubahan iklim dan mengurangi akibatnya. Messner yakin, uang dan teknologi untuk itu sudah ada, hanya harus lebih serius dalam memulai upayanya.

Rolf Wenker/Luky Setyarini

Editor: Ayu Purwaningsih