1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Peru Janji Berantas Kemiskinan

28 Juli 2011

Presiden baru Peru. Ollanta Humala janjikan politik yang moderat dan berantas kemiskinan.

https://p.dw.com/p/125if
Ollanta Humala di saat kampanye pemilu presiden Peru.Foto: dapd


Ollanta Humala (49), mantan perwira militer dan tokoh politik berhaluan kiri, dilantik menjadi presiden Peru, Kamis (28/7). Dalam acara pelantikan di ibukota Lima, hampir semua kepala negara dan kepala pemerintahan negara Amerika Latin hadir. Dua tantangan yang amat kompleks langsung menghadang presiden baru Peru tsb. Di satu sisi, Humala harus memoles citra partai nasionalis yang radikal kiri, menjadi partai yang berorientasi reformasi. Dan di sisi lainnya, ia juga harus memenuhi janjinya untuk melakukan reformasi sosial dan mendorong perang melawan kemiskinan. Janji inilah yang menarik suara menentukan dari kelompok politik yang moderat.

Dalam pemilu presiden babak penentuan tanggal 6 Juni lalu, mantan letnan kolonel dan pelaku kudeta, Ollanta Humala unggul dengan 52 persen suara, mengalahkan kandidat konservatif, Keiko Fujimori anak perempuan mantan presiden Alberto Fujimori. Dalam pemilu lima tahun lalu, Humala yang saat itu mengusung politik nasionalis kiri radikal dikalahkan oleh kandidat partai Sosial Demokrat, Alan Garcia. Kini Humala menjanjikan politik ekonomi yang moderat. Namun Ollanta Humala juga menghadapi masalah lainnya, yakni terpolarisasinya warga setelah kampanye pemilu yang keras : “Kita harus belajar dan memahami bahwa kita dapat mengubah negara tanpa memicu polarisasi. Tidak perlu terjadi pertentangan atau pengelompokan ekstrim, kanan atau kiri. Gagasan saya adalah memajukan negara dengan dukungan seluruh rakyat Peru, juga yang tidak memilih saya.“

Salah satu janji utama Humala bagi para pemilihnya adalah redistribusi yang adil dari pendapatan pertambangan di Peru. Ia juga menjanjikan pengenaan pajak tambahan bagi perusahaan pertambangan, yang diuntungkan oleh kontrak jangka panjang yang longgar. Selain itu, pendapatan industri pertambangan Peru mencatat kenaikan berlipat ganda, karena naiknya harga bahan mentah di pasar dunia.

Kabinet ekonomi moderat

Menyadari adanya bom waktu yang terus mengancam, Humala memilih jajaran kabinetnya secara cerdik, untuk menunjukan bahwa pemerintahannya ramah terhadap sektor ekonomi dan investasi. Jabatan menteri ekonomi dan keuangan diserahkan kepada Luis Miguel Castilla, dan sebagai direktur bank Sentral ditunjuk Julio Velarda. Keduanya adalah pakar ekonomi yang dihormati Wall Street dan cukup sukses mempertahankan stabilitas politik ekonomi di Peru.

"Peru sejak lama menghadapi masalah. Presiden terpilih biasanya hanya mewakili minoritas warga. Mayoritasnya menuntut lebih banyak dari negara. Hal itu selalu memicu ketegangan sosial. Pemerintahan saya akan melakukan perubahan. Pemerintahan kami mengetahui apa yang di masa lalu sukses, misalnya dalam politik keuangan yang stabil. Kami akan melibatkan tokohnya dalam proyek pemerintah yang ambisius, yang tidak hanya sekedar mengejar pertumbuhan", ujar Humala lebih lanjut.

Untuk meredakan ketegangan sosial di dalam negeri Ollanta Humala menjanjikan akan mencontoh politik dari mantan presiden Brazil, Luiz Inacio Lula da Silva yang sukses mengurangi kemiskinan dan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. Saat ini sedikitnya 30 persen dari 28 juta warga Peru, berada di bawah garis kemiskinan. Peru juga menghadapi masalah berkaitan dengan pengakuan hak asasi warga asli Indian, meliputi hak kolektiv bagi pembangunan, perdamaian, lingkungan hidup yang sehat dan hak pelestarian budaya serta identitas warga asli.

Agus Setiawan/afp/rtr/dpa/kna/epd/dw

Editor : Anggatira Gollmer