1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pertemuan Dewan Menteri UE

10 Maret 2008

Seperti biasanya pertemuan bertujuan mempersiapkan KTT UE, yang kali ini berlangsung pada hari Kamis(13/03) dan Jumat (14/03). Topik pembicaraan adalah ambruknya pemerintahan Serbia dan penyebabnya, yaitu konflik Kosovo.

https://p.dw.com/p/DLwE
Dimitri Rupel Menlu Slovenia yang saat ini memimpin Dewan Menteri UE.Foto: AP Photo
Mengenai situasi politik dalam negeri Serbia setelah berakhirnya koalisi pemerintahan di negara itu, pendapat para menlu UE hanya singkat saja tapi jelas: "Serbia sedang berada dalam tahap yang sulit." Demikian dikemukakan menlu Luxemburg Jean Asselborn. Yang jelas kemampuan para menlu UE untuk mempengaruhi hasil pemilu di Serbia awal Mei mendatang sangatlah terbatas. Segala bentuk tawaran bagi integrasi Serbia dalam UE sudah tersedia. Yang ada sekarang tinggallah harapan. Ketua Dewan Menteri UE saat ini, yaitu Menlu Slovenia Dimitri Rupel mengatakan: "Kami berharap kekuatan yang pro Eropa akan menang. Saya lihat ada beberapa pertanda yang membesarkan hati, yaitu jajak pendapat dan demonstrasi para mahasiswa. Terus terang selain UE, saya tidak melihat peluang lain bagi Serbia. Harus kemana mereka?" PM Serbia yang konservatif, Vojislav Kostunica selama ini menginginkan Rusia sebagai sekutunya. Topik utama kampanye pemilu Serbia adalah partai mana yang mau bekerja sama dengan UE dan menerima fakta, bahwa Kosovo sudah melepaskan diri. Sementara ini Kosovo telah diakui oleh 16 negara UE. Lima masih menolaknya dan enam sedang merintis pengakuan diplomatik. Menlu Swedia Carl Bildt merupakan menlu UE pertama yang hari Sabtu lalu mengunjungi Kosovo. Di Brussel dikemukakannya, bahwa Kosovo terpecah antara mayoritas warga Albania di selatan dan warga minoritas Serbia di utara. Garis pemisah itu melewati kota Mitrovica. Kata Carl Bildt: "Saya berdiri di jembatan Mitrovica. Jembatan antara dua masyarakat yang hampir tidak punya persamaan. Untuk mengatasi perpecahan yang sudah ada ini banyak waktu yang dibutuhkan, juga kesabaran dan kepiawaian negarawan." UE sekarang ini sedang membina missi kepolisian dan kehakiman, yang berwenang bagi semua warga Kosovo sebagai negara yang masih muda. Maksudnya bagi warga Albania-Kosovo dan warga Serbia-Kosovo. Harapan juga dianut oleh para menlu dalam soal Timur Tengah. Pejabat urusan luar negeri UE, Javier Solana sedang berada di kawasan itu. Ia hendak membantu memperbaiki jalinan pembicaraan antara Israel dan pemerintahan otonomi Palestina. Tetapi pengaruhnya sengatlah terbatas. Menurut Solana: "Saya pikir, kita upayakan untuk memajukan proses perdamaian. Saya tahu, ini akan sulit, tetapi kita harus jalan terus. Saya harap kekerasan di Jalur Gaza akan berakhir." Berbagai media melaporkan, kelompok radikal Hamas dan Israel nampaknya hendak menaati gencatan senjata tak resmi selama 10 hari. Setelah Hamas mengurangi penembakan rudal ke arah Israel, Israel juga menghentikan aksi militernya di Jalur Gaza. (dgl)